Aku Istrimu! Bukan Dia!

Aleea yang berada di ruang makan, tiba-tiba Sean berada di ruang, ia berjalan mendekat ke arah meja makan yang terdapat banyak makanan di atas meja.

“Tumben dia mau makan bersama,” batin Aleea melihat ke arah Sean yang ada di depannya.

Melihat Sean yang berada di depannya hanya diam, Aleea mulai mengambil makanan yang ada di meja kemudian ia letak di atas piring Sean.

Mereka menikmati sarapan dengan santai, tanpa ada yang berbicara.

“Aku hari ini sampai dua minggu kemudian akan mulai kembali bertugas selama dua minggu ke depan pergi negara A.” Ucap Sean memecahkan keheningan.

Aleea hanya diam, ia binggung untuk memberi respon apa tentang kepergian Sean yang akan mulai bertugas.

“Aleea! Kamu dengarkan apa yang aku katakan?” Tanya Sean yang melihat ke arah Aleea yang hanya diam tidak respon.

“Iya. Aku dengar apa yang kamu ucapkan.” Balas Aleea.

“Hanya saja aku binggung mau merespons seperti apa.” Lanjutnya.

Mendengar jawaban Aleea, ia berpikir bahwa selama mereka menikah, mereka tidak banyak bicara. Ia lakukan karna ia ingin Aleea tidak menaruh hati padanya. Ia menganggap pernikahan ini hanya sementara, ketika kekeasihnya telah siap menikah ia akan menceraikan Aleea.

“Jam berapa kamu akan berangkat ke Bandara? Boleh aku mengantarmu?” Tanya Aleea yang menatap Sean yang berada di depannya.

“Iya sudah. Kamu bersiap dulu, sekitar jam sepuluh aku akan ke bandara. Kamu tidak ada kelas pagi hari ini?” Tanya Sean yang mendapat gelengan “Tidak ada, kelasnya di undur siang hari.” Balasnya.

Setelah menjawab pertanyaan Sean, Aleea berdiri menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap. Ia habiskan waktu sekitar tiga puluk menit untuk bersiap.

“Kamu sudah siap?” Ucap Aleea dengan nada semangat tidak lupa ia menampilkan senyuman manis.

Sean melihat penampilan Aleea yang sangat cocok untuk di usia sepertinya saat ini, bahkan jika orang tidak tahu, mereka pikir Aleea masih gadis remaja.

Aleea saat ini hanya menggunakan menggunakan dress sabrina dengan panjang di atas mata kaki. rambutnya ia ikat kuncir kuda dan hanya menggunakan flat shoes.

Sean akui Aleea sangat cantik, bahkan lebih cantik dari kekasihnya.

Sean tidak menjawab pertanyaan Aleea, ia malah asik berjalan sambil membawa kopernya. Aleea yang melihat itu mencibirkan bibirnya.

“Haisss orang itu,” Gumam Aleea yang melihat Sean berjalan keluar rumah menuju parkiran mobil miliknya.

“Pasangan serasi, yang pria tampan dan wanitanya sangat cantik tapi juga imut.”

“Iya kan.”

“Aku ingin memiliki pasangan seperti mereka.”

“Kalau pasangan mereka memiliki anak, pasti anaknya sangat lucu.”

Samar-samar Aleea dan Sean mendengar percakapan orang di sekitarnya mereka membicarakan mereka. Mereka tidak peduli apa yang di katakan orang-orang.

“Siapa yang mengantarkanmu hari ini? Apakah dia adikmu?” Tanya Dariel sambil menunjuk ke arah Aleea. Ia menatap Aleea yang berada di depannya tepat di samping Sean.

Sean hanya memutar matanya jengah melihat temannya itu. Ia selalu memuja wanita yang berparas cantik.

Dariel berjalan mendekat ke arah Aleea, ia mengambil tangan Aleea dan meletakan di tangan, ia menggandeng Aleea. Aleea mengerutkan keningnya melihat tingkah temannya Sean.

“Sudah, kamu jangan macam-macam dengannya.” Ucap Sean sambil melepaskan gandengan tangan itu. Kemudian ia membawa diri Aleea kebelakang tubuhnya.

“Posesif banget sih kamu,” Dariel mendengus melihat sikap Sean.

Sean kembali membawa tubuh Aleea di sampingnya. Ia tahu temannya yang satu ini pasti tidak akan berhenti sampai ia berkenalan dengan Aleea.

“Dariel ini Aleea,” ucap Sean sambil menunjuk Aleea.

“Dan Aleea ini Dariel,” lanjutnya sambil menunjuk ke arah Dariel.

“Aleea ini anak tanteku yang tinggal di Negara A, ia baru saja datang kesini.” Ucap Sean sedikit berbohong karna ia tidak ingin rekan kerjanya mengetahui kalau ia sudah menikah.

Mendengar jawaban Sean, Aleea hanya bisa tersenyum. Ia tahu alasan Sean berbohong dan ia sudah mulai terbiasa dengan itu.

“Yes. Akhirnya aku bisa mendapatkan pacar.” Ucap Dariel dengan semangat.

“Sean! Tolong kamu restui aku menjadi adik iparmu?” Ucapnya memohon menatap Sean dan ia tersenyum melihat Aleea.

“Dia sudah mempunyai kekasih, kamu masih kurang beruntung.” Ucap Sean dengan nada keselnya. Ia tidak tahu kenapa merasa kesal saat seseorang dengan terang-terangan menyukai Aleea.

Sean kembali melanjutkan langkahnya yang diikuti oleh Aleea di belakangnya.

“Yasudah. Kamu hati-hati menyetir mobilnya. Aku akan kabari jika sudah sampai.” Ucap Sean kepada Aleea yang hanya diberi anggukan sebagai jawaban.

...****************...

Didalam perjalanan menuju, Aleea singgah di sebuah restoran karna jika ia kembali ke rumah ia akan terlambat jadi pilihan yang tepat ia akan disini sampai jam sudah dekat dengan jam berangkat ke kampusnya. Ia memarkirkan mobilnya dan ia berjalan menuju kafe. Ia duduk di meja dekat jendela.

“Itu bukannya Syeila, sama siapa dia?” Batin Aleea yang melihat Syeila baru saja memasuki restoran tersebut bersama seorang wanita yang usianya hampir lima puluhan.

“Kan sudah mama bilang, kamu putusi pria itu tapi kamu tidak mau mendengar mama.” Ucap wanita itu yang sedang marah kepada Syeila.

“Tapi Mah, aku mencintainya.” Ucap Syeila dengan suara yang sedikit bergetar.

“Persetan dengan cinta. Mama ingin kau secepatnya memutuskan pria itu. Apa kamu mau mama menyakitinya agar kamu mau berpisah dengannya?” Ucap wanita itu yang Aleea tau wanita itu Mamanya Syeila.

“Sean namanya mah.” Ucap Syeila.

“Mama tidak peduli siapa namanya,” Ucap Mamanya Syeila.

Perkataan Syeila terhenti ketika seorang pelayan datang ke meja mereka. Mereka memesan makanan dan tidak ada yang berbicara.

“Kenapa mama Syeila sangat benci dengan Sean?” Batinnya berkata.

Ia mendengar semua pembicaraan Syeila dengan mamanya.

Aleea mulai memakan makanan yang ia pesan tadi.

Ia sempat berpikir kurangnya apa Sean, ia yakin Sean bisa menjadi sosok yang menyayangi keluarga dan menjaga anak dan istrinya, tapi kenapa mama aleea tidak menyukai Sean.

Ia melihat Syeila dan Mamanya sudah selesai makan dan mereka sekarang bergegas keluar restoran itu.

Setelah ia selesai dengan makanan yang ia pesan, Aleea segera segera membawa mobilnya ke kampusnya.

...****************...

Suara musik sangat deras sampai memekakan telinga di sekitarnya.

Syeila yang berpakaian cukup seksi malam ini. Ia menggunakan dress hitam pas body dengan leher kotak dan tali spageti, rambutnya sengaja ia gerai, tak lupa dengan high heels, yang membuat penampilannya semakin cantik dan seksi. Dress yang ia gunakan menampilkan kulit putih susu dan leher jenjangnya.

Ia yang ingin menenangkan pikirannya dari ancaman mamanya, sekarang ia berada disebuah bar yang cukup terkenal di kota itu.

Ia sudah meneguk beberapa gelas alkohol dan mulai membuat diri mabuk.

“Beri aku satu gelas lagi,” ucapnya pada bartender yang sedang meracik minuman beralkohol.

“Kamu sudah minum banyak, aku yakin kamu tidak bisa pulang karena mabuk,” ucap bartender pada Syeila yang sangat ia yakini bahwa Syeila tidak akan bisa mencerna perkataannya.

“Beri aku satu gelas lagi,” ucapnya dengan suara yang sedang meracau. Bartender itu hanya menggelengkan kepalanya melihat Syeila, tapi ia tetap memberikan pesanan yang Syeila mau.

Sedangkan di tempat yang sama seorang pria yang memiliki badan atletis dan wajah yang sangat menawan sedang menahan sesuatu tang bergejolak di tubuhnya.

Oh. ****!

“Apa yang telah mereka masukan kedalam minumanku,” ucapnya menahan gairah yang semakin bergejejolak. Badan merinding dan tubuhnya mengeluarkan keringat yang banyak. Ia hanya bisa menggigit bibirnya untuk menahan sesuatu yang akan keluar.

Dilihatnya seorang wanita yang ia kenal. Ia berjalan ke arah wanita itu dan membopong wanita itu ke sebuah hotel yang telah ia pesan.