Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Azzura dengan yakin pergi ke arah tenda pengungsi dengan seorang pelayan namun terhenti karena dia melihat budak yang bayi nya sedang dirawat. "Bukannya itu ibu si Bayi? " Batin Azzura.
Azzura berinisiatif menghampiri budak itu terlebih dahulu karena sepertinya dia sedang membawa sesuatu.
"Bibi, kau dari mana? " Azzura yang menghampiri langsung bertanya.
"Nona, Aku baru mengambil sedikit makanan untuk sarapan, karena bayi ku tidak bisa ditinggal sendirian Nona." Jawab Budak itu dengan sopan.
Azzura melihat roti dua potong dan segelas air ditangan budak itu menjadi sedih. Jadi memberikan beberapa potong roti lagi dan menuangkan susu pada gelas cangkir yang dia bawa.
"Nona, ini sudah cukup," Ketika Azzura menambahkan segera susu untuk nya.
"Kau ingat kata Dokter, jika ingin anak mu cepat sehat, makan dan minumlah yang bergizi. " Dengan senyuman manis Azzura dia mengingatkan.
Budak itu malah menangis. "Hei, mengapa kau menangis? " Panik Azzura.
"Nona, seumur hidup ku ini, tidak pernah ada yang berbuat baik pada ku. Jika suatu saat kau menjadi seorang Ratu, maka aku adalah orang pertama yang akan melindungi dan mendukung mu." Dengan tangisan budak itu berkata.
Azzura terharu dengan perkataan budak itu. "Kembalilah kekamar bersama bayi mu, " kemudian Azzura pergi meninggalkan budak tersebut.
Pengawal langsung membukakan pintu Gerbang yang besar itu maka terlihat lah pemandangan kerumunan orang-orang dengan bahagia dan berbincang santai.
Mereka semua melihat kearah Gerbang dan keluarlah sosok Azzura. Aura Azzura yang sangat bagus dipagi hari membuat semua orang kagum akan kecantikan dirinya. Mereka juga tahu jika Azzura lah yang kemarin ikut sibuk memberikan makanan pada mereka.
Mereka semua langsung bersorak dan mendatangi Azzura. "Nona pertama, itu Nona pertama. " Teriak gembira salah satunya.
Azzura tersenyum mendengar teriakan mereka dan menghampiri orang-orang itu.
"Bagikan roti ini untuk orang tua dan anak-anak terlebih dahulu, " Ucapnya pada pelayan dan budak-budak yang berkumpul.
"Kalian sedang apa?" Azzura penasaran.
Seorang budak menjawab dengan gembira. "Kami sedang mengobrol tentang anda dan Ayah anda Nona. " Dengan semangat dan ceria.
Azzura tersenyum dan ikut berbincang dengan mereka, semua orang berkumpul didekat Azzura, bahkan anak-anak juga senang dengan Azzura.
Interaksi Azzura dan para budak menjadi perhatian Paman nya dan Pangeran Andres.
"Aku merasa ada yang berbeda pada Azzura. " Ucap Felix ketika memperhatikan Azzura.
"Berbeda? Apa yang berbeda Tuan Felix? " Pangeran Andres bingung.
Felix kembali menatap Andres. "Asal kau tahu Pangeran, keponakan ku itu semenjak bisa berjalan sampai dia besar tidak pernah sekali pun mau menyentuh hal yang kotor, pernah ada kejadian budak yang jatuh dari kuda dan terkena lumpur, Azzura malah menangis karena bajunya terkena sedikit sekali cipratan lumpur itu. Tapi tangisannya seperti dia patah kaki. " Dengan tertawa Felix menceritakan sifat Azzura.
"Namun beberapa hari ini dia sangat berbeda, dari sikapnya yang lebih dewasa, mau membantu orang lain bahkan mau menyentuh para budak-budak itu yang berpakaian kotor dan lusuh, " Felix menggelengkan kepalan karena heran.
"Mungkin itu hal wajar Tuan, " Andres mencoba memahami.
"Wajar bagaimana Pangeran?" Tanya Felix dengan heran karena jawaban Andres.
"Aku rasa dia sadar akan posisinya sekarang, bukan kah sebentar lagi dia akan menjadi Putri Mahkota Tuan? " Andres menatap Felix dengan yakin.
Felix kembali menatap kearah Azzura yang dikerumuni orang-orang itu. " Aku harap dugaan mu benar Pangeran, karena aku sangat menyayanginya dan tidak ingin terjadi sesuatu yang membahayakan dirinya. "Felix kembali mengingat kejadian di Arena pacuan, dan pertanyaan Azzura mengenai tumbuhan Phalaris.
Saat di Arena pacuan, mata Azzura menunjukan kerinduan dan kesedihan yang mendalam, sedangkan pelukannya sangat menunjukan jika ada ketakutan dalam dirinya dan itu membuat Felix terus memikirkan nya.
Sedangkan pertanyaan Azzura mengenai tumbuhan itu harus ditanyakan lagi dari mana dia tahu tumbuhan langka tersebut.
"Tuan Felix? " Tegur Pangeran Andres yang melihat Felix terus menatap Azzura dengan sendu.
"Ah maaf Pangeran aku mengabaikan mu, " Ucapnya dengan tersenyum.
"Sepertinya perasaan anda sangat mendalam pada Nona Azzura Tuan, " Sindir Andres karena Felix terlihat seperti menyukai layaknya suka lawan jenis.
"Oh, haha... " Felix tertawa dengan perkataan Pangeran Andres.
"Apakan ada yang aneh Tuan?" Tanya Andres yang heran dengan tawa Felix.
"Aku harap kau tidak salah paham Pangeran. Azzura sudah kuanggap seperti anakku sendiri, Ayah ku pernah berkata jika Azzura akan menjadi orang hebat suatu saat nanti tapi akan banyak rintangan jadi aku ditugaskan untuk selalu melindungi, mendukung dan berpihak padanya melebihi keberpihakan ku pada Ayahnya, " Senyum tulus Felix.
"Sudahlah kita lanjutkan pendataan orang-orang ini sebentar lagi waktu sarapan tiba, " Ajak Felix yang melihat Pangeran Andres hanya diam. "Baik, ayo kita pergi. " Senyumnya mempersilahkan Felix berjalan lebih dulu.
Azzura yang berkumpul dengan para budak mulai menelisik dan seperti mencari seseorang.
Karena sikapnya yang seperti itu menjadi pertanyaan para budak-budak itu. "Apakah ada yang anda cari Nona?" Tanya budak lain.
Azzura mendengar pertanyaan itu langsung tersenyum. "Ya, aku mencari seorang wanita paruh baya dan suaminya yang memiliki tahi lalat di kening. Apakah kalian tahu orang itu?" Tanya Azzura dengan harap.
Mereka semua berfikir siapa yang dicari Azzura. Hingga salah satu budak kecil menjawabnya.
"Bukan kah itu Tuan Leon? " Ucapnya.
"Apa kau tahu mereka?" Azzura bersemangat.
"Aku tidak yakin, tapi jika dari ciri-ciri yang Nona sebutkan laki-laki yang memiliki tahi lalat dikeningnya hanya Tuan Leon." Ucap anak itu dengan polos.
"Bisa kah kau mempertemukan ku dengan nya?" Tanya Azzura lagi.
"Tadi pagi Tuan Leon masih ditenda, karena istrinya sedang sakit. " Jawab budak kecil lain.
"Mau ku antar? " Tanya nya dan langsung menarik Azzura. Azzura pun langsung berdiri dan ikut mereka.
Budak kecil itu mengantar Azzura ke tenda yang paling ujung. Disana masih banyak orang dan sampailah mereka di ujung tenda bertemu dengan sepasang suami Istri.
"Tuan, Nona besar ingin bertemu dengan anda, " Ucap budak kecil itu langsung.
Membuat laki-laki paruh baya itu menengok ke arah mereka.
"Benar ini mereka, syukurlah. " Batin Azzura senang.
Mereka adalah Ayah dan Ibu dari seorang anak laki-laki yang memiliki kemampuan bisa mencari informasi dengan baik dan jelas untuk Azzura dimasa depan.
Diingatan Azzura, Mike menjadi mata-mata andalannya karena dia bisa menyelamatkan Ayahnya dari perbudakan. Namun saat itu sang ibu sudah meninggal sehingga Mike tidak bisa bertemu dengannya.
"Tuan," Sapa Azzura dengan sopan dan duduk disampingnya. Tuan Leon langsung berdiri memberi hormat.
"Nona," Dengan menunduk.
"Sudahlah ayo duduk bersama ku, " Ajak Azzura.
"Terima kasih sudah mengantar ku, " Ucapnya pada budak kecil tersebut.
"Dengan senang hati Nona, " Riang bocah itu namun tetap duduk disamping Azzura.
Azzura melihat tingkah bocah itu jadi tersenyum, lalu matanya melihat sekeliling dan banyak para wanita yang terbaring lemah ditenda rata-rata mereka sudah cukup tua dan sangat renta.
"Apa mereka semua dipekerjakan dengan paksa? " Batin Azzura yang memandang lirih.