Alvina Azzira Putri, seorang gadis yang bersifat dingin dan sederhana, ia hidup hanya sebatang kara. Alvina lahir dari keluarga biasa, dan dipaksa berjuang sebelum waktunya.
Rifki Anggara, seorang pria yang bersifat ramah dan banyak bicara, Rifki sering kali bergonta-ganti pasangan sehingga ia di cap sebagai cowok playboy, Rifki lahir dari keluarga kaya raya.
Sikap dingin yang di miliki oleh Alvina mampu membuat Rifki tertantang untuk memiliki nya. Namun, lama kelamaan Rifki malah jatuh cinta kepada Alvina
Bagaimana kelanjutan kisah Alvina & Rifki?
Akankah Alvina membalas perasaan Rifki?
Atau malah sebaliknya?
Yuk simak kisahnya!!
Hanya di sini!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kangen
"Oh jadi karena cewek kayak dia kamu mutusin aku" ucap seorang wanita yang sedang berdiri di depan Alvina dan Rifki.
Alvina dan Rifki kompak mendongak untuk melihat siapa yang tengah berbicara di hadapan nya.
"Lo ngomong sama kita?" tanya Alvina.
"Ya iyalah siapa lagi coba, disini kan cuma ada kalian doang" jawab wanita tersebut sinis.
"Sayang, kamu kok blokir nomor aku sih." Kini wanita itu berbicara pada Rifki dengan suara di manja-manja kan.
"Gue kan udah bilang sama lo,kalo kita itu udah selesai Rissa" jawab Rifki.
Ya wanita yang menghampiri mereka adalah salah satu mantannya Rifki dan bernama Rissa.
"Tapi aku gak mau putus sama kamu Rifki" ujarnya.
"Ya tapi gue udah sayang sama orang lain" tegas Rifki.
"Siapa?" tanya Rissa menantang.
"Dia" jawab Rifki menunjuk Alvina dengan dagunya.
"What ..." ujar nya terkejut.
"Kamu mutusin aku cuma buat cewek modelan kayak dia?" lanjutnya menunjuk Alvina sinis.
"Kalo iya kenapa?" bukan Rifki yang menjawab tapi Alvina, Alvina berdiri dari duduknya dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Lo gak ngaca ya?, muka kayak lo itu pantes nya jadi babu, bukan jadi pacar Rifki" ujar Rissa.
"Emangnya muka gue kenapa?" tanya Alvina.
"Muka lo itu jelek, lebih cantik kan juga gue apalagi badan gue yang kayak gitar spanyol ini. Sedangkan lo badan datar kayak triplek aja sok" jawab Rissa.
"Kalo muka lo lebih cantik dari gue, terus kenapa Rifki milih gue dari pada lo" ujar Alvina masih santai.
"Lagian nih ya, badan lo itu biasa aja deh. Gitar spanyol kagak, kayak galon iya" lanjutnya.
Rifki yang mendengar ucapan Alvina hanya mampu menahan tawanya agar tidak pecah saat itu juga.
"Lo ngehina gue?" tanya Rissa dengan amarah di ubun-ubun.
"Gue gak ngehina, gue cuman berpendapat tentang apa yang gue liat aja" jawab Alvina santai.
"Hiiss..." Dengus Rissa.
"Sebenernya gue bingung deh sama Rifki, kenapa dia lebih milih lo yang mukanya jelek dan gak punya bodi kayak triplek, dari pada gue yang cantik dan bodi gue juga bagus udah kayak gitar spanyol" ujarnya pada Alvina.
"Udah deh Ris, lo gak usah ganggu pacar gue dan nge jelek-jelekin dia kayak gitu. Mending lo pergi deh" usir Rifki.
"Apa? pacar?" kaget Rissa.
"Iya, kenapa?. Kaget?. Alvina ini pacar gue, jadi lo jangan nge jelek-jelekin dia lagi, apalagi di hadapan gue" jawab Rifki.
"Sekarang gue minta lo pergi dari hadapan gue dan Alvina" usir Rifki.
"Kamu ngusir aku sayang?" tanya nya dengan nada di lembut-lembut kan.
Alvina yang mendengar Rissa yang menurutnya menjijikkan, berekspresi seolah-olah ingin muntah.
"Iya gue ngusir lo, dan jangan pernah lo manggil gue sayang karena kita udah selesai" jawab Rifki tegas.
"Lo denger sendiri kan tadi?, lo sama Rifki udah SELESAI!!" ucap Alvina mempertegas diakhir kalimatnya.
"Awas aja lo, lo emang udah berhasil rebut Rifki dari gue, tapi gue akan kembali merebut Rifki dari lo. Inget itu baik-baik" ucap Rissa menunjuk wajah Alvina dengan jari telunjuk nya.
"Oh silahkan kalo bisa. oh iya hampir lupa gue, lo juga harus denger ini baik-baik dan inget ini baik-baik, GUE GAK PERNAH REBUT RIFKi DARI LO" balas Alvina.
"Awas aja lo" ujar Rissa.
"Awas-awas, emangnya mau kemana?" tanya Alvina.
Sedangkan Rissa yang mendengar pertanyaan Alvina hanya mendengus sembari berlalu pergi dengan penuh emosi.
Alvina yang melihat Rissa sudah tidak terlihat segera duduk kembali di samping Rifki.
"Baru juga beberapa jam gue jadi pacar lo, udah di labrak sama mantan lo" gerutu Alvina.
"Hehe ... Sorry Na" ucap Rifki cengengesan.
Alvina melihat ke arah pergelangan tangan nya.
"Udah jam empat ternyata" gumamnya.
"Masa sih?, kok cepet banget sih. Gini nih kalo jalan sama pacar, waktu tuh cepet banget maju nya" ujar Rifki.
"Gue pulang duluan ya, mau ke cafe soalnya" pamit Alvina.
"Mau gue anter" tawar Rifki.
"Gak usah, dari sini kan deket" tolak Alvina.
"Oh ya udah deh kalo gitu, hati-hati di jalan" jawab Rifki.
"Sip..." Alvina menaikkan jari jempol nya ke udara dan bergegas pergi meninggalkan Rifki yang masih menatapnya.
Setelah punggung Alvina sudah menghilang di belokan, Rifki tetap duduk sendirian di taman dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.
"Akhirnya Alvina jadi pacar gue. Gue bahagia banget bisa dapetin lo Na" gumamnya sendiri.
"Aduh ... gue udah gila nih kayaknya ngomong sendiri" ucapnya terkekeh kecil.
"Iya Rifki lo itu udah gila. Lebih tepatnya tergila-gila sama Alvina" lanjutnya dan menertawakan diri nya sendiri karena berbicara sendiri.
"Pulang ah, gak baik kalo lama-lama di sini ntar bisa gila beneran lagi" ucapnya sambil bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mencari taksi.
_o0o_
Sesampainya Rifki di rumah, ia segera pergi ke kamar dan langsung masuk ke kamar mandi setelah menyimpan ponsel nya di atas ranjang sembarangan.
Setelah selesai dengan urusan kamar mandi dan memakai pakaian nya. Rifki berjalan mendekati ranjang dan mengambil ponsel yang tergeletak di atas ranjang.
"Telpon Alvina ah... Siapa tau gak sibuk" gumamnya sambil mencari kontak Alvina.
Setelah menemukan apa yang ia cari, Rifki segera meng-klik nomor Alvina.
Tutt ... Tutt ...
"Halo" ucap di seberang sana.
"Halo Na, ganggu gak nih" tanya Rifki.
"Gak" jawab Alvina singkat.
"Jangan cuek dong, masa sama pacar sendiri cuek sih"
"Siapa yang cuek"
"Ya lo lah Na siapa lagi coba, yang denger kan cuma lo doang" kesal Rifki.
"Gue kan emang gini orang nya bambang" balas Alvina.
"Ngapain sih lo nelpon?" lanjutnya.
"Ganggu gak?." Bukan nya menjawab pertanyaan Alvina, Rifki malah balik bertanya.
"Enggak" jawab Alvina.
"Lo belum jawab pertanyaan gue"
"Yang mana?" tanya Rifki.
"Lo ngapain nelpon?" tanya Alvina
"Kangen" jawab Rifki merengek.
"Na jis, baru juga dua jam pisah" gerutu Alvina.
"Udah ah, gue mau nganterin minuman dulu" putus Alvina.
"Kemana?" tanya Rifki.
"Ke pelanggan lah" jawab Alvina.
"Udah dulu bay"
Tanpa menunggu jawaban dari Rifki, Alvina langsung mematikan telpon sepihak.
Rifki yang sedang berada di atas ranjang hanya bisa menggerutu karena telponnya di putuskan secara sepihak oleh Alvina.
Sedangkan Alvina kini tengah berjalan menuju salah satu meja untuk memberikan minuman yang mereka pesan.
Saat sudah berada di depan meja tersebut Alvina berucap sambil menyimpan minuman yang ia bawa di atas meja.
"Permisi, maaf mengganggu. Ini pesanan kalian silahkan menikmati" ucap Alvina dan berlalu pergi tanpa melihat siapa yang tengah ia layani.
"Ini dia orangnya, kita gak perlu repot-repot cari dia. Lihatlah dia datang tanpa disuruh atau pun dicari"
wkwkwkwkwkk
& buat Ara gedeg ak ada cewek klakuan Kya gitu.sbenarnya bukan ciinta sama Rifki tapi terlalu obsesi.
buat putus aja lah Thor Alvina sama Rifki..biar Alvina sama Angga juga GPP