NovelToon NovelToon
Office Boy Ku CEO Ku

Office Boy Ku CEO Ku

Status: tamat
Genre:CEO / Romansa / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / One Night Stand / Cinta Murni / Hamil di luar nikah / Konglomerat berpura-pura miskin / Tamat
Popularitas:56.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: LichaLika

Eveline, wanita cantik 24 tahun dan masih single yang bekerja di sebuah perusahaan terkenal tiba-tiba ia dinyatakan hamil 2 Minggu oleh dokter.

"Selamat, Anda sekarang tengah mengandung dan usia kehamilan Anda sudah 2 Minggu" ucap Dokter yang membuat Eveline sangat terkejut.

"Apa dokter saya hamil?" jawab Eveline dengan mata yang membola.

"Iya Nyonya, Anda harus menjaga kandungan Anda baik-baik" saran dokter

Eveline tidak percaya dirinya bisa hamil setelah kejadian Malam yang tak disengaja itu. Tragedi saat dirinya tengah mabuk berat karena ditinggal sang kekasih menikah, ternyata membawa dirinya terjebak dalam situasi ini, mengandung anak laki-laki yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Jaka, Office Boy dengan penampilan lugu dan polos, Jaka yang khas dengan logat jawanya, juga bekerja di perusahaan yang sama dengan Eveline, nyatanya adalah ayah dari bayi yang dikandung oleh Eveline.

Lantas bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan siapakah Jaka sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkunjung ke rumah Jaka

Sementara itu di dalam Pantry, Jaka tampak sedang menerima telepon dari Mr. Cheng, kolega bisnisnya yang berasal dari China, namun kali ini Jaka berubah menjadi Willy, gaya bahasa dan cara menyampaikan sesuatu sangat-sangat terlihat elegan, pria cerdas dengan segala kelebihannya.

"Ok Mister see you again!" kata terakhir yang Willy ucapkan sebelum menutup teleponnya, kemudian Willy memerintahkan kepada Boy untuk mempersiapkan sebuah rumah sederhana yang akan Jaka tunjukkan kepada Eve, seolah itu adalah rumah Jaka sungguhan, kali ini Willy benar-benar ingin menguji kesetiaan Eve dengan menunjukkan rumah yang jauh dari kata mewah, apakah Eve akan bisa menerimanya ataukah justru dirinya begitu bimbang.

"Boy, persiapkan sebuah rumah sederhana, nanti sore aku dan Eve ke sana" perintah Willy

"Rumah sederhana? Untuk apa Tuan muda?" tanya Boy penasaran.

"Eve ingin berkunjung ke rumah Jaka, aku ingin tahu bagaimana reaksinya ketika melihat rumah Jaka yang sangat sederhana, bahkan jauh dari kata mewah, apakah Ia akan bertahan, atau justru akan meninggalkan Jaka" jawabnya sambil menatap ke arah jendela pantry yang menghadap ke arah luar halaman kantor.

"Baik Tuan muda! Saya akan segera menyiapkannya"

"Hmm... pergilah!"

Boy segera beranjak pergi untuk melaksanakan tugas dari Willy, sementara itu Willy melihat Netta bersama Wira yang sedang berjalan berdua dari arah jendela pantry yang menghadap keluar, tampak keduanya terlihat begitu mesra.

"Bagaimana aku mengatakan ini kepada Tante Amara, jika suaminya sebejat itu, om Wira kau tidak akan pernah aku lepaskan!" gumam Willy dengan tatapan seriusnya.

*

*

*

*

Hingga akhirnya tiba waktunya jam pulang kantor, Eve membereskan berkas-berkas yang ada di mejanya, sementara dua temannya sudah menunggu Eve.

"Eve! Kamu pulang bareng kita nggak?" tanya Alinda.

"Eh... sorry aku nggak bisa, aku mau pergi dengan Jaka" balasnya sembari merapikan bajunya.

"Cie cie...yang mau kencan, kita tunggu loh undangannya" celetuk Veren menggoda Eve yang tampak malu-malu.

"Apaan sih Kalian, kita nggak sedang kencan kok, aku cuma ingin tahu rumah Jaka aja, selama ini kan aku belum tahu siapa dia, dimana dia tinggal, gimana lingkungannya" seru Eve sembari memakai tasnya dan beranjak berdiri.

"Ooo...begitu" sahut Alinda dan Veren bersamaan.

"Ya udah kita duluan ya, selamat bersenang-senang Eve! Bye!" seru Veren kepada Eve yang bersiap pergi keluar kantor.

Alinda dan Veren berjalan duluan, sementara Eve berjalan di belakang mereka sembari menunggu kedatangan Jaka. Saat Alinda dan Veren keluar dari pintu ruangan kantornya, tiba-tiba saja mereka berdua melihat Jaka yang sedang menunggu Eve keluar.

"Eh... Mbak Alinda, Mbak Veren...mau pulang Mbak?" sapa Jaka sopan sembari menundukkan kepalanya.

"Hmm...kamu lagi nungguin Eve ya?" sahut Veren menggoda.

"Hehehe kok tahu!" jawabnya sambil garuk-garuk tengkuknya.

"Ya tahulah...tuh dia sudah siap" ucap Veren sembari menunjuk Eve dengan matanya.

"Ya udah kita pulang duluan ya, daaahh" kedua wanita itu akhirnya meninggalkan Jaka dan Eve.

"Sudah siap?" seru Jaka kepada Eve.

"Hmm..." jawabnya singkat.

Eve dan Jaka keluar kantor, saat mereka melewati lobi kantor, mereka berdua bertemu Wira dan Netta yang sedang keluar dari kantor juga. Netta yang melihat Eve bersama Jaka segera menghampiri Eve.

"Eve, ternyata setelah putus dari adikku, ternyata seleramu rendah juga ya! Kamu nggak malu jalan bersama office boy miskin seperti dia?" seru Netta sengaja menghina Jaka.

"Asal Mbak Netta tahu, aku dan Rafael memang tidak berjodoh, beruntung aku mengetahui kebobrokan Rafael sebelum kami menikah, Setidaknya Mbak Netta sendiri yang harus bercermin, apa ucapan Mbak Netta itu sudah pantas di ucapkan oleh wanita terpelajar seperti Mbak Netta, merendahkan orang lain, apakah itu patut terucap dari mulut cantik mbak Netta?" Eve menatap tajam Netta, kemudian segera menghampiri Jaka.

"Ayo Jaka! Kita pergi!" seru Eve sembari mengajak Jaka pergi.

"Adikku tidak akan menyesal telah berpisah denganmu, apalagi andai saja dia tahu jika kamu hamil di luar nikah, dan tentunya kamu pasti sudah tidur dengan banyak lelaki sebagai pelampiasan kan Eve! Apa salah satunya Office Boy ini?" Netta tersenyum sinis.

Eve yang sedari tadi menahan emosinya, mendadak dirinya menghampiri Netta yang masih berdiri di tempatnya.

"Mbak Netta, entah apa masalahmu kepadaku, tiba-tiba hari ini kamu sudah membuang banyak energiku!"

"Karena aku sangat membencimu, wanita murahan, benarkan! Iya kamu adalah wanita murahan, hamil tanpa suami apa namanya kalau bukan wanita murahan!"

"Plaaakkk" spontan suara keras tamparan Eve begitu membuat Jaka dan Wira terkejut.

Netta tersungkur dan Wira menahannya, kemudian Eve segera menggandeng tangan Jaka, dan segera pergi dari sana.

"Ayo Jaka! Aku tidak mau disini lagi" Eve terus membawa Jaka hingga di parkiran mobil. Jaka melihat Eve tampak mengusap wajahnya yang telah basah oleh air matanya.

Sesampainya di mobil milik Eve, Jaka tampak menenangkan Eve dengan mengusap air matanya. Jaka menyandarkan tubuh Eve pada mobil, Jaka menangkup wajah Eve yang sedih itu.

"Jangan menangis, kamu ora pantes nangis, kamu sudah benar memberi pelajaran untuk wanita itu" Jaka mencoba menghibur Eve.

Eve menatap Jaka, Jaka memeluknya penuh kehangatan, dalam pelukan Jaka entah kenapa Eve merasa sangat tenang. Jaka mengelus rambut Eve dengan lembut.

"Ayo kita pergi!" ajak Jaka

"Iya" Eve mengangguk sembari memberikan kunci mobil kepada Jaka.

"Kamu yang nyetir, aku nggak tahu dimana alamat rumahmu" serunya kepada Jaka.

Kemudian mereka berdua masuk ke dalam mobil dan keluar dari area parkir. Sementara itu Netta yang melihat mobil Eve keluar tampak geram.

"Awas kamu Eve, tunggu saja pembalasanku, aku pastikan akan mempermalukanmu di depan semua orang, tunggu waktu itu tiba" gumam Netta

Selama perjalanan Jaka memperhatikan Eve, wanita yang berada di sampingnya itu sekali lagi membuatnya semakin kagum, saat Netta menghina Jaka, Eve tidak tinggal diam, Eve membelanya.

"Kamu benar-benar wanita yang kuat Eve, aku sudah tidak sabar ingin segera mengumumkan bahwa kamu adalah calon istriku" Jaka tersenyum melihat Eve.

Dan setelah beberapa menit, akhirnya mobil Eve tiba di sebuah rumah yang terlihat sangat sederhana sekali, rumah dengan dinding dari bambu yang di anyam, dengan pilar sederhana, menampilkan pemandangan rumah dan penghuninya yang sederhana.

"Masuklah!" seru Jaka saat membuka pintu kayu rumah itu.

Eve melihat kesederhanaan rumah itu, namun dirinya terlihat biasa dan tak canggung duduk di sebuah bangku panjang yang terbuat dari bahan Bambu yang dibuat sedemikian rupa membentuk bangku panjang.

"Jaka!"

"Hmm...opo?"

"Setiap hari kamu tidur di sini?" tanya Eve.

"Ya tentu saja, terus kalau aku ndak tidur di sini? Aku musti tidur dimana?" jawabnya.

"Kamu nggak kedinginan?" tanya Eve sembari melihat langit-langit atap yang terlihat gentingnya, tanpa plafon sebagai pelindung.

"Kedinginan? Hmm...ya setiap hari aku kedinginan" jawab Jaka dan sambil garuk-garuk tengkuknya.

BERSAMBUNG

🔥🔥🔥🔥🔥

1
Pa Muhsid
dasar bos gendeng ons diceritain tanpa malu malah bangga wong sedeng bener bener ya😄
Anik Hidayat
Luar biasa
Edy Sogeliwu
Kecewa
Agen One: Mampir kak, judulnya Iblis penyerap darah, kali aja suka🙏
total 1 replies
Edy Sogeliwu
Buruk
aili
PEHH anget ngene ngiki lhoo
aili
Sirah ku ngelu mas goro2 bokek
Maria Magdalena Indarti
congrats baby kembar Willy & Eve
Maria Magdalena Indarti
so sweet
Maria Magdalena Indarti
waduh Boy kilat nih sm Verren
Maria Magdalena Indarti
lucunya Boy n Verren
Maria Magdalena Indarti
Boy & Verren jodo kali ya
Maria Magdalena Indarti
bagus critanya
Maria Magdalena Indarti
Lumayan
Yan Ser
ok bosss.....
Yan Ser
yo wis..mas
Yan Ser
boyy...ada ada saja /Joyful/
Yan Ser
menyala babang Jaka yess...
Abu Abdullah
Luar biasa
Abu Abdullah
Lumayan
ardan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!