Follow Instagram author nasya_mutiara3214. tiktok Nasya3214.
Seorang gadis bernama Zivana Aysilla Airene dipaksa menikah dengan Arshaka Attharazka saat duduk di bangku SMA.
"Hubungan apa maksud Kakak?siapa yang berhubungan, kenapa Kak Arsha membuatnya seolah-olah Ziva membuat kesalahan bukan salah Ziva jika ada laki-laki yang ingin dekat dengan Ziva!" Seketika gadis yang terus menunduk itu menjawab dengan suara lantang dengan tatapan penuh amarah karena pria itu terus saja tidak mempercayai ucapannya hingga mengeluarkan semua amarah yang selama ini berusaha ditahannya.
"Ziva!" Arsha mengepal tangannya bak bola panas yang semakin membara.Bogem mentah menyasar dengan cepat ke arah bangku taman itu.
Alasan apa yang membuatnya dipaksa menikah di usia belasan tahun?
Akankah tubuh benih-benih cinta diantara keduanya atau pernikahan mereka akan kandas seiring dengan banyaknya konflik yang harus mereka hadapi?Simak terus kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasya Mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 ( Akibat Nakal )
"Apa lepasin,enak saja.Kamu mesti diberi pelajaran dulu, dasar pelakor!" umpat Siska melebarkan matanya ke arah Ziva.
Seketika Ziva marah mendengar umpatan Siska yang menyebutnya pelakor lalu menghempas cekalan tangan Siska.
"Maaf Kak bukannya aku tidak menghormati Kakak sebagai Kakak kelas tapi Kakak sudah sangat keterlaluan." Ziva menatap geram Siska.
Perkelahian mereka pun menjadi pusat perhatian dan tontonan siswa-siswi di sekolah itu .Rendy yang melihat keduanya langsung berlari mendekat.
"Ada apa ini?"Rendy menatap Ziva dan Siska bergantian.
"Kak Rendy, mantan pacar Kakak yang cantik yang mulai duluan," terang Keyla. Keyla langsung menarik tangan Ziva menjauhi kerumunan itu tanpa mau berdebat lebih jauh lagi.
Rendy terlihat kesal melihat wajah Siska kemudian pergi begitu saja tanpa berkata-kata.
"Loe baik-baik aja, Va?"
Keyla menghentikan langkahnya setelah cukup menjauh dari tempat tadi.Keyla cukup cemas akan kondisi Ziva juga kedua sahabatnya Nara dan Medina yang terlihat sana cemasnya.Ketiganya memeluk erat Ziva berusaha menguatkan.
"Gue baik-baik aja kok,kalian kayak nggak kenal gue," jelas Ziva.
Ziva memang bukan gadis pendiam yang hanya diam jika ada yang menyakitinya.Siapapun pasti akan dilawannya jika itu mengusik dirinya.
Keyla mengingat saat SMP, dirinya dan Ziva pernah diganggu preman bukannya pergi atau nangis Ziva malah melawan preman itu. Ziva memukuli preman itu dengan tasnya lalu berteriak minta tolong sehingga orang-orang langsung membantunya. Dialah Zivana Aysilla Airene sahabatku bukan gadis sembarangan yang dengan mudah diremehkan siapapun.
***
Ziva masuk ke kamarnya kemudian melempar tasnya kasar ke ranjang, walaupun tampak dari luar Ziva begitu kuat sebenarnya batinnya begitu rapuh.Kata-kata, "pelakor" terus saja tergiang di telinganya.
"Untung saja Kak Arsha datang kalau nggak, mungkin benar istilah itu akan selamanya melekat pada diriku," lirihnya.
Ziva mengingat dulu yang tak gentar merebut perhatian Rendy dari Siska walaupun sebenarnya Ziva tahu Rendy pacaran dengan Siska.Bukan masalah baginya karena apapun yang diinginkannya harus didapatnya meski harus merebutnya dari orang lain.Ziva selalu menggoda dan membuat Rendy sampai membuatnya takluk di hadapannya hingga Rendy memutuskan Siska sepihak hanya untuk bersama dengannya.
Status Rendy sebagai cowok terkeren di sekolahnya dan menyandang ketua OSIS membuat semua murid wanita di sekolahnya begitu memujanya.Alasan itu pula yang membuat Ziva mati-matian ingin merebut Rendy dari Siska karena ingin popularitasnya naik dan menjadi pusat perhatian di sekolahnya meski dia sudah cukup popular sebagai murid bandel.
"Zivana, kenapa dulu kamu nakal sekali.Bukan salah Siska jika sekarang dia melabrakmu." ingatnya mengatai dirinya sendiri yang sudah sepantasnya di perlakukan seperti itu.
"Siska siapa,kenapa dia melabrakmu?" sergah Arsha tiba-tiba berdiri di pintu kamarnya.
"Ishh, kebiasaan!Kakak selalu mengagetkanku!" Ziva membelalakkan matanya menatap pria yang selalu datang tiba-tiba membuatnya selalu terkejut.
"Maaf Va, cuma pas Kakak lewat dengar kamu kesel sendiri kayaknya," jelas Arsha.
"Iya kesel memang," ketusnya.
"Sama Kak Arsha juga kesel." Arsha menunjuk dirinya sendiri.
"Ihh Kakak jangan buat aku semakin kesel deh." Ziva mencebikkan bibirnya karena semakin kesal karena pria itu menggodanya.
"Iya maaf." ucap Arsha kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar Ziva lalu masuk ke kamarnya.
***
2 Minggu kemudian.
Ziva keluar dari gerbang sekolah dengan langkah pasti sesekali berjingkrak senang.
Arsha yang mengamati dari mobil nampak terkekeh melihat tingkah Ziva.
"Sepertinya dia sedang senang?" lirih Arsha kemudian keluar dari mobilnya membukakan pintu mobil untuk Ziva.
"Silahkan tuan putri." ucap Arsha mempersilahkan.
Ziva terus mengembangkan senyumnya saat sudah berada di dalam mobil membuat Pria disampingnya menatap penuh tanya.
"Kenapa bahagia sekali?" tanyanya.
"Ada deh," singkat Ziva yang tidak menjawab rasa penasaran Arsha membuat pria itu menggelengkan kepalanya dan sedikit menahan emosinya.
"Kau tanggung akibatnya nanti sampai dirumah," ancamannya dalam hati.
Sesampainya dirumah Arsha langsung menutup pintu kemudian membopong tubuh Ziva masuk ke dalam kamar lalu membaringkan tubuh Ziva ke atas ranjang.
"Kenapa kau membuat suamimu ini kesal dan hampir mati karena penasaran.Sekarang kamu tanggung akibatnya!" kesal Arsha menindih tubuh Ziva kemudian membekap mulut Ziva dengan mulutnya membuat Ziva hanya pasrah menerima kecupan bibir yang begitu menuntut dari suaminya.
"Ishh sial!" umpat Arsha kesal tonjolan diantara kedua pahanya mulai on membuatnya harus berlari ke kamar mandi.
Ziva terkekeh melihat tingkah konyol suaminya."Rasain pakai gaya-gayaan sekarang tanggung sendiri akibatnya!" umpat Ziva mengatai Arsha sambil terus terkekeh.
beberapa menit kemudian Arsha kembali dengan langkah gontai kemudian membaringkan tubuhnya disebelah Ziva.
Ziva terus terkekeh melihat wajah suaminya."Sudah atau mau nambah lagi?" ledek Ziva.
"Lama-lama bisa mati aku kalau kayak gini baiknya kamu tinggal dengan Zacky dulu." ucap Arsha tegas.
"Lo kok gitu," protes Ziva merasa tidak setuju.
"Gimana lagi lama-lama aku kelepasan, bisa bunting kamu.Nggak mungkin juga aku suruh kamu pakai pengaman, nanti kalau aku pengen punya anak, kamu susah hamil." tutur Arsha menjelaskan.
"Aku pengen disini Kak, Ziva janji nggak akan godain Kakak kalau perlu Ziva akan menjauhi Kakak dan mengurung diri dikamar," rengek Ziva memberi pilihan.
Tentu Ziva langsung menolak tinggal bersama Zacky karena jika dia kembali ke rumah Zacky berarti kembali ke rumah yang membuatnya terkekang bahkan setiap hari akan kena omelan kakaknya.Bayang-bayang itu sudah menghantui pikirannya membuatnya bergidik ngeri.
"Please Kakak jika kakak tetep kukuh memaksaku aku mau pulang ke Bandung aja tinggal sama ibu," ancam Ziva kesal lalu ke kamarnya menutup pintu kasar.
"Kalau Ziva sampai pulang ke Bandung aku pasti akan sangat merindukannya,bisa mati aku menahan rindu," batin Arsha menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Kemudian Arsha keluar dari kamar mengetuk pintu Ziva.
"Va buka pintunya," bujuk Arsha.
Ziva terkekeh mendengar itu, aksi ngambeknya berhasil membuat suaminya ketakutan akan ancamannya.Belum sampai disitu Ziva kembali berakting untuk mendalami perannya.Sebelum suaminya masuk Ziva buru-buru membaringkan tubuhnya di ranjang sambil pura-pura menangis.
Hikss ....
Arsha yang sudah berada di dalam kamar Ziva duduk perlahan sambil berusaha menenangkan istri kecilnya itu. "Maafkan Kakak, bukan maksud Kakak.Baiklah Kakak janji tidak akan menyuruhmu tinggal dirumah Zacky tapi janji kamu tidak boleh pulang ke Bandung." Arsha mengelus rambut Ziva.
"Kakak ini membuatku kesal padahal hari ini aku lagi senang karena naik kelas dan juga peringkat aku masuk 10 besar," sergahnya meluapkan kekesalannya.
Saat itu Arsha kembali dengan sikap istrinya itu yang selalu berubah-ubah sebentar menangis lalu marah-marah membuat Arsha menepuk jidatnya sendiri.
"Iya maaf, Kakak akan menebus kesalahan Kakak. Minta apapun yang kamu mau?" tawar Arsha.
"Benarkah?" ucap Ziva bersemangat wajah yang tadinya kesal berubah menjadi riang membuat Arsha menepuk jidat untuk yang kedua kali.
"Hmm, tentu," singkatnya sedikit menahan kesal.
"Aku pengen banget ponsel terbaru I*** boleh?" tanya Ziva mengedipkan matanya beberapa kali.
Arsha langsung mengangguk karena tidak ingin keceriaan di wajah istrinya itu berubah lagi menjadi singa yang marah.
.
.
"Bisa bolong kantong aku beli ponsel I***, tapi ya sudahlah demi menyenangkannya.Aku kerja mati-matian juga demi dia,Semangat semangat kerjanya Arshaka." Arsha menyemangati dirinya sendiri yang saat itu duduk di sofa menunggu Ziva siap.
Selama menjadi istri Arsha Ziva tidak pernah meminta aneh-aneh. Baru kali ini Ziva minta sesuatu dan sungguh diluar dugaan harganya bisa 5 bulan gajinya.
Readers : perlu linggis bang.
nih ada.
mantep tuh buat nyolok mata
🤣🤣
Arsha : # asal loe tau aja..adek loe sakit bukan disebabkan nyamuk.
tapi gue.#
Readers to Zacky : bukan malaria Zack...tapi malaarsharia.
adek loe sakit karena gigitan arsha 🤣🤣🤣🤣