Armell, mahasiswi semester 6 yang mempunyai kehidupan pas-pasan dan tinggal di sebuah kamar kost yang sempit. Berbekal otak yang cerdas, dia berhasil mendapatkan beasiswa di sebuah universitas ternama di ibukota. Di suatu pagi, ia menemukan seorang bayi lucu di depan kostnya.
Bayi itu membuatnya bertemu dan berkenalan bahkan menikah dengan seorang polisi tampan meski dia masih berstatus mahasiswi.
Bagaimana jadinya jika ternyata sang polisi tampan telah memiliki kekasih? Akankah sang polisi meninggalkan kekasihnya dan bertahan untuk tetap menjadi suami Armell? Akankah ada cinta di antara mereka? Atau justru perpisahan yang akan mereka hadapi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alarice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesal
📩 Udah makan siang? Seno mengirim pesan kepada sang istri.
Tik ..tok ..tik...tok ..tik...tok ...bunyi alunan jam dinding terdengar di telinga Seno karena saat ini kantor sepi, semua sedang menikmati waktu istirahatnya. Seno menunggu balasan pesan dari sang istri tapi tidak kunjung datang.
Tap...tap ...tap ...
kali ini Seno mendengar bunyi sepatu berheel menapaki ruang kantornya. Ia menajamkan pendengarannya. Bukan suara sepatu laki-laki. Siapakah gerangan? Apa mungkin itu istrinya? Yang sengaja datang ke kantornya untuk mengajaknya makan siang bersama. Seno berspekulasi yang membuat sudut bibirnya terangkat.
Seno berdiri dari duduknya kemudian berjalan mengitari mejanya dan melangkah menuju pintu keluar ruangan. Dan .....
Seno dibuat terkejut oleh kedatangan seseorang. Seseorang orang yang sangat di hindarinya. Senyum di bibir Seno langsung surut.
" Ck! " Seno berdecak dan berniat keluar dari ruangan itu secepatnya. Tapi sebuah tangan mencekalnya.
" Kok buru-buru? Gue baru aja nyampe. " ujar si tamu. Seno menepis tangan tamu itu dengan agak kasar.
" Oh, mau makan siang ya? Ya udah, yuk. Gue juga belum makan siang. " Kini tangan perempuan itu bergelayut manja di lengan Seno.
" Apaan sih? " Seno berusaha melepas tangan perempuan yang kini ada di lengannya.
" Ihhh, kok gitu sih say? " protes perempuan itu sambil cemberut.
" Bisa nggak sih, Lo tuh sopan dikit. Paling nggak, hargai diri lo. Lo tuh cewek, nggak seharusnya Lo bertingkah kayak gini ke cowok. " Seno memperingatkan perempuan itu.
Perempuan itu bernama Mariana. Dia seorang polwan. Bertubuh seksoy, tinggi, langsing, cantik tentu saja. Mariana sudah sejak lama mengejar cinta Seno tapi selalu saja di tolak. Dia adalah seorang putri petinggi di kepolisian. Sehingga dengan usianya yang baru 26 tahun, ia sudah berada satu tingkat di atas Seno.
" Kenapa sih lo selalu jutek sama gue? " Gue tuh cinta sama lo. Kenapa lo selalu nolak gue? " pekik Mariana.
" Sudah berapa gue bilang, gue nggak cinta sama lo." jawab Seno kesal.
" Gue tahu. Gue cuma minta satu kesempatan buat jadi cewek lo. Gue bakal bikin Lo jatuh cinta sama gue. " pinta Mariana.
Seno memijat pelipisnya.
" Cinta itu tidak bisa di paksakan. Dan sorry, gue nggak bisa kasih lo kesempatan buat jadi cowok Lo." ucap Seno tegas.
" Kenapa? Apa kurangnya gue? Gue cantik, kaya, dari keluarga terpandang. Banyak cowok yang antri buat jadi cowok gue. " ucap Mariana menyombongkan dirinya.
" Ya udah, tinggal pilih aja salah satu desa dari mereka. " jawab Seno enteng.
" Tapi gue cintanya sama Lo Sen." rengek Mariana manja.
" Serah lo. Minggir, gue mau keluar. " Seno berniat mendorong tubuh Mariana karena Mariana menghalangi pintu keluar.
" Nggak. " jawab Mariana sambil masih tetap berdiri tegak di tempat yang sama.
Mariana berjalan mendekat ke arah Seno kemudian berjinjit sambil merangkulkan kedua tangannya ke leher Seno. Mariana mendekatkan bibirnya hendak mencium bibir Seno. Tapi baru saja bibir Mariana menempel sedikit di bibir Seno, Seno mendorong tubuh Mariana hingga tubuh Mariana terhuyung ke belakang. Untung di belakangnya ada pintu. Kalau tidak, sudah pasti pantatnya mencium lantai yang keras.
" ****! " umpat Seno sambil menatap nyalang ke arah Mariana dan mengelap bibirnya.
" Jangan berani-berani kurang ajar sama gue. " bentak Seno dengan matanya yang memerah karena amarah.
" Gue cinta sama lo Seno..." teriak Mariana.
" Lo jangan gila. Gue udah punya bini. " teriak Seno tidak mau kalah.
" Ha...ha ..ha..." Mariana tertawa lebar. " Gue nggak peduli. Lo mau punya istri atau nggak. Lagian, apa sih hebatnya istri Lo hah? Apa hebatnya dibanding gue? " teriak Mariana. Seno mengepalkan tangannya.
" Gue tahu, Lo terpaksa nikah sama dia. Kenapa Seno? Kenapa lo bisa nikahin dia? Kenapa bukan gue? Lo bisa nikah sama dia tanpa cinta. Kenapa nggak bisa sama gue? " ucap Mariana lirih diiringi dengan deraian air mata.
" Siapa bilang gue nikahin dia dengan terpaksa? Dan siapa juga yang bilang, kalau gue nggak cinta sama dia? " jawab Seno masih dengan nada emosinya.
" Gue cinta sama istri gue. Gue nggak pernah terpaksa buat nikahin dia. Lo tahu kenapa gue nggak bisa cinta sama lo tapi gue bisa cinta sama dia? Karena dia jauh lebih baik dari elo. Dia tidak pernah merendahkan harga dirinya di depan orang lain. Camkan itu! " ucap Seno tegas. Kemudian ia pergi meninggalkan Mariana sendiri.
" Gue bakalan ngelakuin segala cara. Lo bakalan jadi milik gue. " gumam Mariana sambil menatap punggung Seno yang telah berlalu.
...Di tempat parkir...
" Kenapa kamu tidak membalas pesanku? Aku butuh kamu untuk mendinginkan hatiku. " gumam Seno sambil menatap ponselnya.
Saat ini Seno sedang berada di dalam mobil. Entah mengapa, ia begitu merindukan istrinya. Di saat hatinya sedang panas dan penuh emosi seperti ini ia sangat ingin bertemu dan melihat istrinya. Ia membuka layar ponselnya. Membuka galerinya.
" ****!" umpatnya.
Seno semakin kesal saat ia menyadari bahwa dirinya tidak memiliki satupun foto Armell. Bahkan saat pernikahannya kemarin. Kemudian Seno segera menghubungi asistennya.
📞📞📞
" Iya bos. " jawab Rezky.
" Li udah anter mertua gue sampai rumah dengan selamat kan? " tanya Seno.
" Udah dong bos. " jawab Rezky.
" Bagus. Eh, kenapa gue tidak punya satupun foto nikahan gue kemarin? " tanya Seno
" Kan si bos kemarin tidak menyuruh saya menyewa kang foto. " jawab Rezky.
" Ck ! Emang lo kemarin nggak ambil gambar gue sama bini gue? " tanya Seno kembali.
" Nggak bos. Kan kemarin saya sibuk. Tidak sempat memfoto. " jawab Rezky.
" Gue nggak mau tahu. Lo cariin foto nikahan gue kemarin sampai dapet. " perintah Seno dengan nada tak terbantahkan.
Tut ..Tut ..Tut .. panggilan di akhiri sepihak. Sudah bisa di pastikan, asistennya sedang mengumpatnya.
Seno menyalakan mesin mobilnya dan segera melajukannya meninggalkan parkiran. Tujuannya hanya satu. Menemui Armell di tempat magangnya. Seno ingat kalau dia pernah mendengar Armell mengatakan dimana ia magang.
Seno membawa mobilnya menuju perubahan tempat Armell magang. Karena siang hari, jalanan lumayan macet. Hampir satu jam Seno baru sampai di tempat magang Armell.
Setelah memarkirkan mobilnya, Seno mengambil ponselnya yang ia taruh di atas jok sampingnya. Ia mendial nomer istrinya.
📞📞📞
" Halo assalamualaikum. Ada apa lagi mas? " ucap Armell saat ia menerima telepon dari Seno.
" Waalaikum salam. Ck ! Bisa tidak, kalau di telepon suami itu yang manis gitu suaranya. " protes Seno. Mendengar suara istrinya meskipun baru sebentar membuat hatinya agak sejuk.
" Ck! " Armell berdecak. " Ada apa, My Handsome Police?" tanya Armell dengan nada dibuat semanja mungkin. Dan hal itu membuatnya ingin muntah.
Seno sedikit menyunggingkan senyumnya.
" Nah, gitu kan enak. " sahut Seno. " Ada perubahan jadwal. Pihak panti tadi menghubungi, kita harus kesana sekarang. " ucap Seno memberikan alasan.
" Kan aku masih kerja. " jawab Armell.
" Ijin kan bisa. " sahut Seno enteng.
" Nggak bisa gitu dong mas. Aku kan baru magang disini. Tidak bisa asal ijin gitu aja. " protes Armell.
" Ya udah, kalau gitu aku aja yang nengokin Arvin. " ucap Seno memanas-manasi.
" Kok gitu. Kan aku juga kangen banget sama baby Arvin. " rengek Armell.
" Ya udah kalau kangen buruan minta ijin sekarang. " ujar Seno.
" Ck! Iya....aku coba minta ijin. " jawab Armell.
" Cepetan nggak pakai lama. Aku udah di parkiran sekarang. " Seno memberitahu.
" Hiss...Masih di parkiran. Sampai sini juga masih satu jam lagi. " ucap Armell.
" Siapa bilang? Aku udah di parkiran perusahaan ini." jawab Seno.
" Ha? " Armell terkejut karena ia mengira karena Seno masih berada di kantornya.
" Makanya buruan. Atau aku masuk memintakan ijin buat kamu? " tanya Seno.
" Nggak ...nggak ...jangan ..aku bisa minta ijin sendiri. " jawab Armell dengan cepat. " Aku tutup dulu teleponnya. Assalamualaikum. " ucap Armell dan kemudian memutuskan panggilan tanpa menunggu jawaban dari Seno.
" Waalaikum salam. Dasar. " gumam Seno sambil menatap ponselnya dan tersenyum tipis.
***
bersambung
...Ayo kak....terus dukung karya author ya ......
bagi kakak-kakak semua yang sudah memberikan dukungan, author ucapkan terima kasih banyak...
