NovelToon NovelToon
Om Bian!

Om Bian!

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Tamat
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Icha Annisa Amanda

"Zee, kalau Zee udah besar nanti. Zee nikahnya sama Kak Bian, ya?" ucap Albian pada bayi mungil yang ada di dalam pangkuan sang Ibu. Seolah mengerti maksud Bian. Zeeviana kecil pun tersenyum, sambil menggerakkan tangganya. Mencoba untuk menyentuh wajah tampan Albian yang menatap ke arahnya.

"Janji, ya?" Bian memberikan jari kelingkingnya, dan Zeeviana menggenggamnya, dengan genggaman yang begitu erat.

× × ×

"Aku tidak menyangka, kalau aku benar-benar jatuh cinta padanya!"

- Zeeviana.

"Aku akan melakukan apapun yang membuatnya bahagia. Tidak akan memaksa jika dia tidak ingin menepati janjinya!"

- Albian Wijaya Saputra.

× × ×

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha Annisa Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"Maafkan aku, Teng."

...💙 Episode - 23 💙...

"Aku tau, Zee. Tanpa kukatakan hal ini padamu, kamu pasti sudah mengetahui perasaan yang kumiliki untukmu. Aku mencintaimu, Zee. Apakah kamu juga mencintaiku?"

Mata Teng menatap mata Zeeviana penuh cinta. Namun Teng segera mengalihkan pandangannya saat Zeeviana tiba-tiba saja menarik tangannya pelan dari genggaman Teng.

"Teng, aku tau, kamu adalah pria yang baik hati, perhatian dan penuh kasih sayang. Kamu adalah pria yang pantas dicintai dan juga bahagia dengan orang yang kamu cintai," ucap Zeeviana. Teng tersenyum mendengarnya.

"Tapi maafkan aku, Teng. Aku tidak memiliki rasa yang sama denganmu. Maafkan aku, aku tidak bisa memaksa rasa itu timbul di hatiku. Lupakanlah aku, Teng. Kamu berhak bahagia, dan mungkin kebahagiaan itu tidak akan datang jika kamu masih berharap padaku. Aku benar-benar tidak bisa mewujudkan kebahagianmu." Zeeviana tertunduk dalam.

Gadis itu takut untuk menatap wajah Teng. Teng pasti kecewa sekarang. Teng pasti menganggap Zeeviana tidak menghargai usahanya selama ini. Zeeviana takut itu terjadi!

"Zee...," Teng kembali meraih tangan Zeeviana, menatap Zeeviana dengan tatapan yang begitu tenang.

"Aku menghargai perasaanmu, Zee. Aku faham, tidak semudah itu untuk kamu mencintaiku, aku faham itu. Cinta memang tidak bisa dipaksa. Dan kita juga tidak bisa menolak apabila cinta itu muncul di hati kita. Sama seperti aku, aku tidak  bisa menolak saat hatiku mencintaimu. Dan sama seperti kamu, kamu tidak bisa memaksa hatimu untuk mencintaiku. Aku faham itu, aku hanya butuh kepastian darimu," ucap Teng tenang.

"Aku akan berusaha melupakanmu, jika itu yang kamu mau, Zee. Jika boleh kukatakan sekali lagi, aku mencintaimu, Zee." Teng menundukkan kepalanya. Meletakkan kepalanya di atas genggaman tangannya dan juga tangan Zeeviana.

"Aku mencintaimu, Zee. Aku akan melakukan apapun demi kebahagianmu," lirih Teng.

Zeeviana hanya bisa terdiam. Kini Zeeviana bisa merasakan ada beberapa tetes air yang jatuh di atas punggung tangannya.

'Apakah dia menangis?' Batin Zeeviana sambil menatap Teng yang masih tertunduk dengan kepala di atas tangan Zeeviana yang digenggamnya.

"Aku mencintaimu, Zee." Pria itu mengangkat kepalanya. Ia melepas tangan Zeeviana kemudian menyeka air matanya.

"Maaf, aku terlalu cengeng jika itu bersangkutan dengan dirimu," ucapnya lalu tersenyum menguatkan hatinya yang terluka. Namun ia berusaha terlihat baik-baik saja.

"Maafkan aku, Teng." Kini Zeeviana yang merasa tidak tega pada Teng. Gadis itu juga tidak bisa lakukan apa yang Teng harapkan.

"Tidak apa, Zee. Kamu tidak salah, dan cintaku padamu juga tidak salah." Teng merapikan penampilan lalu tersenyum pada Zeeviana.

"Kita pulang, Zee. Kamu harus istirahat lebih banyak sekarang, kan?"

Pria itu melangkah mendahului Zeeviana. Zeeviana hanya bisa terdiam saat berjalan di belakangnya. Sungguh, Zeeviana merasa tidak tega pada Teng. Pria itu sudah melakukan banyak hal untuknya.

"Ayo, Zee! Aku akan mengantarmu pulang, kamu tenang saja. Aku akan tetap menjagamu seperti biasa!" Tegas Teng sambil memberikan helm pada Zeeviana.

Zeeviana mengambil helm itu dengan kepala yang tertunduk. Gadis itu tidak sanggup menatap wajah Teng. Apalagi mata Teng, pasti mata itu akan menunjukkan apa yang sedang Teng rasakan sekarang. Karena mata Teng tidak pernah berbohong pada Zeeviana. Walau bibir Teng mampu untuk melakukannya.

Perjalanan pulang itu terasa lebih cepat dari perjalanan pergi ke rumah makan tadi. Tidak ada lagi candaan dan rayuan gombal yang Teng lontarkan. Teng berubah menjadi pendiam dan tidak banyak tingkah sekarang.

Hal itu tentunya membuat Zeeviana semakin tidak tega padanya. Zeeviana tidak ingin Teng berubah menjadi murung hanya karenanya. Zeeviana tidak  ingin Teng membencinya hanya karena masalah Cinta.

Zeeviana memang tidak mencintai Teng. Tapi Zeeviana perduli pada Teng sebagai teman. Zeeviana ingin Teng tetap ceria seperti sebelumnya. Dan Zeeviana berharap hubungannya dan Teng akan baik-baik saja untuk kedepannya. Tidak ada rasa benci, tidak ada niatan untuk saling menyakiti.

"Selamat malam, Zee. Dan terimakasih untuk waktunya malam ini," ucap Teng saat mereka sudah sampai di depan rumah Zeeviana.

Zeeviana mengembalikan helm pada Teng. Gadis itu mengangkat kepalanya, memberanikan dirinya untuk menatap mata Teng.

"Aku harap, ini bukanlah akhir dari pertemanan kita. Aku ingin kita berteman seperti sebelumnya," lirih Zeeviana.

"Tidak akan ada yang berubah, Zee. Aku akan tetap menjadi temanmu. Seperti sebelum aku menjadi pengagum terdepanmu. Tidak akan ada yang berubah dari semua itu," jawab Teng dengan senyum di wajahnya.

"Kamu tidak akan benci kan padaku?"

Teng menggeleng pelan. "Aku tidak mungkin sanggup untuk membencimu. Sekalipun kamu sudah melukai diriku. Aku tetap tidak akan sanggup untuk benci padamu, Zee."

"Terimakasih, Teng. Dan sekali lagi, maafkan aku." Zeeviana mengambil langkah mundur menjauhi Teng.

"Selamat malam, Zee. Semoga mimpi indah."

Pria itu menatap rumah Zeeviana sejenak, lalu ia menghembuskan napas pelan. Apapun jawaban yang Zeeviana berikan padanya. Teng harus siap menerimanya! Dan malam ini, Teng sudah mendengar langsung jawaban dari gadis yang dicintainya.

Suka ataupun tidak, bahagia ataupun terluka, Teng akan tetap menghargai jawaban yang Zeeviana berikan.

Zeeviana memintanya untuk melupakan dirinya. Teng akan melakukannya.

Zeeviana berharap agar dia tidak membenci Zeeviana, Teng akan melakukannya untuk Zeeviana. Apapun akan Teng lakukan untuk Zeeviana. Asalkan Zeeviana berasa bahagia dan nyaman. Teng pasti akan melakukan semuanya!

...****...

1
Atik Marwati
semoga bisa bersama
Atik Marwati
morgan
Atik Marwati
kasigan teng... semoga lekas ketemu dg jodoh terbaikmu ya teng
juhaina R💫💫
pasti mau lama lama dekat Zee kan 🤭
ChaManda: Bian : /Shhh//Shhh//Shhh//Shhh/
total 1 replies
juhaina R💫💫
wkwkw enak saja nyuruh nyurih, cinta bukan karna disuruh suruh🤣
Atik Marwati
Morgan terbaik🥰🥰🥰🥰
ChaManda: ❤️❤️❤️
total 1 replies
Atik Marwati
sabar ya Zee.. semua akan indah pada waktunya...
Atik Marwati
aq selalu like thor...
ChaManda: terimakasih kakak 🤍
total 1 replies
juhaina R💫💫
duuhhh beraninya y megang² 😂
juhaina R💫💫
wahhhh selisih berapa sih usia zeeviana??
jdi om Mateng inikah yg akan jdi pendamping omom.
juhaina R💫💫
wkwwkk aku lanjut penasaran ah cubit author oyh🤏🤭
ChaManda: selamat datang kakk, semoga suka yaaa💙
total 1 replies
Atik Marwati
semoga niatnya tulus
Atik Marwati
Sandra belum kena batunya jadi belum kapok ...
Atik Marwati
bian beli cicin buat kamu zee
Atik Marwati
🤔🤔🤔🤔
Atik Marwati
aamiin...
Atik Marwati
waduh... bian 😅😅
Atik Marwati
teng... semoga kamu bahagia bertemu dengan orang yg juga mencintai kamu...
Atik Marwati
kok ga beli makanan tadi Zee kasihan kan
Atik Marwati
hhhh... kamu lucu Zee
tapi benar jangan tatap matanya takutnya kena hipnotis ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!