Menceritakan seorang gadis Desa yang sering di pergunjingkan karna di nilai telat menikah. Namun saat ada seorang pria bule datang nya untuk nya bukan nya mereka berhenti untuk bergosip tentang sang gadis.
Mereka malah makin menjadi,malah semakin menilai sang gadis buruk,ada yang menyebar gosip bahwa dia akan di jadikan istri yang ke 2,3 dan seterus nya oleh sang Bule, tapi apakah itu benar atau hanya gosip murahan dan receh yang tak berdolar.
Apakah yang akan terjadi setelah sang Bule berhasil menjungkir balikan dunianya, dari yang biasa biasa saja menjadi penuh dengan hal yang menegangkan serta mengejutkan. Mampukah sang gadis desa mengimbangi pesona sang Bule.
Penasaran?
Yuk intip!
18++
Mengandung humor yang mengelitik kulit perut,mohon siapkan tissue dan air minum.
HATUR NUHUN SADAYANA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Goes to MALDIVES (Honeymoon DD)
**MON MAAP BILA TERJEMAHAN BAHASA SUNDA NYA MASIH RIWEH🙏🙏🙏
JANGAN LUPA VOTE,LIKE DAN KOMEN YA READERS
HATUR NUHUN**
" Sudah siap." Deva menoleh ke arah pintu saat ada seseorang masuk.
Deva mengangguk kemudian dia menyeret koper besar yang ada di pinggir tempat tidur.
" Sudah Bang...". Dominic tersenyum sedang kan sebelah tangan nya mengapai pinggang Deva agar lebih mendekat lagi.
" Kamu cantik." Bukan gombalan tapi itu langsung dari hati nya, Deva terlihat amat cantik pagi ini.
Deva hanya tersenyum malu sembari menundukan kepalanya. Entah kenapa biasanya dia juga berani menggoda suami bule nya itu, tapi apa bila dia yang di goda eh malah blusshing berkepanjangan. Bukan kemarau doang loh yang berkepanjangan.
" Kalian udah pada siap." Bapak berdiri dari duduk nya saat Deva dan Dominic keluar dari kamar mereka. Di susul oleh Emak yang membawa sesuatu di toples.
" Sudah pak kami sudah siap." Dominic masih menggandeng tangan Deva seakan istri nya itu takut di curi orang.
"Neng Emak gak bisa bawain kamu apa apa, nanti kalau udah sampe di sana jangan lupa kabarin emak sama bapak ya, hati hati." Emak memeluk Deva sembari menciumi seluruh wajah nya berkali kali.
" Iya mak, nanti saat kita sudah sampai langsung akan mengabari emak dan bapak." Dominic kini yang gantian memeluk ibu mertuanya itu.
Emak menepuk nepuk punggung lebar Dominic
" Eh iya, ini rengginang sama kembang goyang buatan emak. Khusus buat Nak Jack sama Nak Basstia, bawa ya soalnya emak gak bisa ngasih apa apa." Jack tentu senang mendapat itu,terutama Basstian dia senang saat mendapat perhatian dari ibu gadis yang dia kagumi.
" Te..ri ma kasih Ee mak." Mereka berdua masih terbata dalam berbicara bahasa indonesia, Basstian sempat melirik ke arah gadis remaja yang tengah di sibukan membungkus sesuatu.
"Teteh...". Deva mengalihkan pandangan pada seorang laki laki kecil yang tengah menarik baju tunik nya.
Deva tersenyum saat melihat raut wajah sang adik tidak enak di pandang .
" Zae....". Deva memeluk adik bungsu nya, sembari berusaha menahan air matanya
" Teteh jangan lama lama perginya, nanti kalau teteh perginya lama Zae ke kebon sama siapa." Emak dan Bapak tersenyum melihat kedekatan anak anak nya itu.
" Kan ada teteh, ogoan ( manja)." Bukan Deva yang menjawab melainkan Qilla yang sudah berada di belakang nya.
"Embung ah ( gak mau ah) sama teh Qilla mah,nanti di tinggalin lagi kayak kemaren. Bisa bisa Zae di culik buta." Zae merajuk semakin mengeratkan pelukan nya ada sang kakak pertama.
" kemaren kan pas magrib, ya kalau siang mah si buta na juga gak ada lagi tidur. kalau keluar siang dia takut kulit nya gosong." Aqilla malah membuat Zae semakin jengkel.
" Teteh, jangan lama lama ya." Aqilla menyingkirkan Zaenudin dari pelukan Deva membuat Zae hampir terjungkal kalau Dominic tidak sigap. Aqilla benar benar kejam, bukan hanya pada laki laki di luar sana tapi dengan Zae juga ck ck ck.
" Iya teteh gak lama, kamu jangan lupa belajar, jangan main tik tok mulu, dan inget jangan pacaran terus." Aqilla hanya bisa mengerucutkan bibir nya saat Deva terus menasehatinya tiada henti.
" Ralat ya Qilla gak pernah pacaran."
" Lah terus yang kemaren kerumah siapa."
" Itu nama nya A Yugha teteh...Hhhmmmpppp...". Qilla segera membungkam mulut lemes Zaenudin, kebiasaan.
" Mulut lemes pisan jadi lalaki, jiga emak emak teu di bere jatah bulanan". ( mulut lemes banget jadi laki, kayak emak emak gak di kasih jatah bulanan)
" Wlleeekk... Lengen teteh bau tarasi !" ( wleek tangan teteh bau terasi) Zae mendengus saat tangan Aqilla terlepas dari hidung dan mulut nya.
" Ih udah atuh kenapa pada ribut." Emak menengahi keributan kecil Zae dan Qilla yang memang suka seperti tikus dan kucing.
Mereka tidak tau ada mata bermanik hijau yang tengah di landa penasaran yang sangat besar saat ini
'Apa dia sudah punya kekasih, siapa Yugha?'
Dan akhirnya Mereka ber4 berpamitan untuk segera pergi menuju pusat kota, agar tepat waktu saat tiba di bandara.
🍑
🍑
🍑
Kurang lebih tiga jam dari desa menuju pusat kota, mobil range rover yang di kendarai Dominic berhenti di sebuah rumah, mereka tidak tersesat karna ada Deva sebagai penunjuk jalan nya. Kecuali kerumah yang saat ini mereka singgahi. Dom mendapat sharelook dari si pemilik rumah.
Tidak lama keluarlah seorang pria, Aldi mengantikan Dominic menyetir untuk sampai bandara. Kurang lebih 15 menit mereka sampai di area bandara satu satu nya di kota itu.
" Selamat jalan tuan Vins, semoga perjalanan anda menyenangkan dan sampai dengan selamat dan sehat sampai tempat tujuan." Aldi memberikan salaman ala pria pada rekan nya itu.
" Terimakasih Tuan Aldi, saya harap Anda masih mau membantu saya untuk melakukan apa yang saya bicarakan waktu itu."
" Saya akan melakukan nya, Anda tenang saja." Mereka berdua akhir nya saling melempar senyum, karna waktu sudah mepet akhir nya Dominic dan Deva Cek In duluan, sedangkan Jack dan Basstian masih terlihat mengobrol dengan Aldi karna merepa beda penerbangan. Jack dan Bastian akan langsung ke Kanada sedangkan Dominic dan Deva berbulan madu Ke Maladewa.
" Kau baik baik saja sayang." Dominic terlihat khawatir saat melihat wajah Deva yang terlihat pucat.
" Neng agak pusing, mungkin akibat mabuk saat kita naik mobil tadi. Maaf." Deva berbicara lirih saat hendak masuk pesawat.
" Mungkin Neng juga akan mabuk pesawat, soalnya ini baru pertama kali nya." Dominic hanya tersenyum simpul mendengar penuturan polos sang istri.
" Tidak apa apa, nanti kau tidur saja supaya pusing nya hilang." Deva hanya mengangguk, mereka akhir nya mendapat kan kursi yang sudah di pesan.
Dominic menggeser kepala Deva agar bisa bersandar di dadanya walaupun posisi mereka terhalang namun masih nyaman untuk Deva.
" Tidurlah." karna tidak tahan dengan pusing yang sedang dia rasakan Deva akhirnya memejamkan matanya, dan tidak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari hidung minimsalisnya.
Dominic membelai wajah chubby istrinya yang terlihat menggemaskan itu. Kemudian satu kecupan dia daratkan di kening Deva dengan lembut dan penuh cinta.
🛫
🛫
🛫
Perjalanan Indonesia-Maldives membutuhkan waktu kurang lebih 15Jam, dengan satu kali transit. Kini pesawat yang di tumpangi oleh Dominic dan Deva sudah sampai di Bandara Internasional Velana yang lebih dikenal sebagai Bandara Internasional Male', sebelumnya bernama Bandara Internasional Ibrahim Nasir.
Bandara Intrrnasional Male' terletak di pulau Hulhule' di Atol Male' Utara, dekat ibu kota Male'.
Setelah perjalanan panjang mereka akhirnya sampai di Maldives atau kepulauan Maladewa.
Kepulauan Maladewa adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan Atol ( suatu pulau koral yang mengelilongi sebuah laguna) di samudra Hindia. Maladewa terletak di sebelah seletan - barat daya India sekitar 700 kilometer sebalah barat daya Srilangka.( Sumber google)
Sesampainya di sana mereka berdua langsung menuju ke penginapan karna tubuh dan wajah mereka sudah lelah. Terutama Deva yang sudah tidak kuat untuk menguarkan seluruh isi dalam perut nya saat ini.
Dengan di gandeng dan sedikit di papah oleh suaminya Deva pun agak tertatih di buatnya, untung barang bawaan mereka sudah di bawakan oleh petugas penginapan yang khusus bekerja untuk membawakan barang bawaan para turis.
Dominic memilih penginapan private room Honeymoon untuk nya dan sang istri. Dia ingin menjadikan bulan madu nya hanya khusus untuk mereka berdua bahkan ada kolam renang dan pantai pribadi di dalam nya. Di karnakan Deva memakai hijab Dominic tahu istri nya tidak akan merasa bebas untuk membuka penutup kepala nya di depan umum kecuali hanya bersamanya.
Sesampai nya di penginapan private room milik mereka, Deva segera menghempaskan tubuh lelahnya ke atas ranjang empuk dan lebar di sana.
namun tiba tiba perutnya bergejolak membuat Deva bangkit seketika dan bingung mencari kamar mandi, saat sedang bingung Deva malah bertabrakan dengan Dominic.
" Sayang ada apa." Dominic terheran saat melihat Deva tergesa gesa dan memegangin mulut nya.
Deva hanya menggeleng , mulut nya terasa penuh dan perutnya terus bergejolak. Karna tidak tahan akhirnya Deva mengeluarkan isi perutnya di kemeja abu abu suaminya itu.
" Uuwweeekk...." . Deva benar benar sudah tidak tahan, bahkan dia bersumpah tidak akan mau lagi naik pesawat.
"Maaf." Lirih nya saat muntahan Deva malah terkena Dominic semua.
Tanpa berkata Dominic pergi meninggalkan Deva, Deva terlihat mematung ' Apa suaminya marah', ' Apa suami nya merasa jijik pada nya karna dia terlihat kampungan'.
tanpa terasa air mata Deva mengalir begitu saja, sembari melepas hijab pasminah berwarna abu abu itu. Deva mengelap sisa muntahan nya dilantai sembari menahan isak tangis nya.
Ini yang dia takutkan kasta membedakan segala nya, Dia hanya gadis kampung yang kampungan jangan kan naik pesawat ,naik mobil baru 30 menit saja dia pasti akan mabuk.
Isakan Deva akhir nya tidak tertahan lagi, apa lagi sang suami tidak lagi menemuinnya setelah itu terjadi .
' Apakah suami bule nya akan meninggalkan nya di sini'
pikiran jelek terus saja menghantui. Setelah merasa bersih Deva memasukan pasminah kotornya kedalam kantong kresek hitam yang sudah di bawanya dari rumah, sebenarnya itu persiapan Deva untuk menampung muntahan dia saat di mobil, tapi karna dia tidak muntah akhirnya rasa pusing mendera hebat, di tambah lagi jattlag pesawat yang dia alami memperparah keadaan nya
Deva menutup tirai putih yang menghadap ke laut itu. Dia membuka tunik panjang yang membalut tubuh nya dengan hanya menyisakan tanktop dan bra berwarna coklat. Deva mengeluarkan minyak kayu putih yang dia bawa dan membuka dompet nya untuk mencari uang koin. Kalian orang indonesia asli pasti tau untuk apa.
Dengan perlahan Deva menggosok kan koin yang telah di lumuri minyak kayu putih itu mengosok bagian leher dan tengkuk nya. Sungguh rasanya nyaman walaupun agak sedikit sakit.
Dengan air mata yang tidak mau di ajak kompromi Deva terus membalur kan minyak kayu putih itu ke tubuhnya dan sesekali mengosok nya dengan koin hingga menimbulkan ruam merah kehitaman di tempat dimana Deva mengosok nya.
Sangking menikmati kerokan nya sendiri Deva sampai tidak menyadari kedatangan Dominic di kamar itu.
" Apa yang kau lakukan!" Deva tersentak saat mendengar suara bariton berat nan sexy itu sudah berada di belakang nya.
Deva segera meraih selimut putih yang terlipat tidak jauh dari nya.
"A.. Abang...." suara Deva bahkan hanya seperti bisikan, Deva tidak berani menatap manik safir itu. Dia malah mengeratkan genggaman nya pada selimut yang menutupi tubuh atasnya.
" Apa yang kau lakukan." Pertanyaan itu kembali tercetus dari mulut Dominic
" Ma..Maaf." Deva benar benar ketakutan saat melihat Dominic , Deva takut suaminya marah karna dia tidak sengaja muntah di tubuh nya.
Deva hanya menunduk sekuat tenaga menahan air matanya, apa lagi melihat Dominic diam saja di tempat. Apakah bulan madu nya kini hanya akan menjadi bulan racun.
Deva hanya gadis dan manusia biasa tanpa diminta air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya tumpah juga. Bahu Deva bergetar menahan tangis dan isakan, dan tanpa ia sadari sebuah rengkuhan mendekap nya hangat membuat tangis nya semakin pecah.
" Ssstt... Sayang kenapa kau menangis." Dominic bingung apa yang harus dia lakukan bahkan saat ini dia tengah bertelanjang dada karna habis membersihkan diri dari muntahan istrinya di toilet luar.
" Maaf...". Hanya kata itu yang terucap dari bibir Deva dan tangis nya semakin pecah
" Untuk apa minta maaf."
" Maaf Neng muntah di baju Abang, Abang pasti marah sama Neng hikss...hikss.... . Maaf Neng gak bisa jadi pasangan hidup yang sempurna buat Abang, Neng terlalu kampungan bahkan naik mobil saja neng mabok, Maaf hikss...hikkss...". Deva benar benar insecure se insecure insecure nya.
" Hei siapa yang marah, Abang gak marah. Abang tadi mandi di kamar mandi depan. Abang gak marah." Dominic menjelaskan kenapa dia langsung pergi setelah terkena muntahan Deva tadi.
namun Deva masih terisak di dalam dekapan Dominic.
" Lalu kenapa kau menyakiti dirimu sendiri, apa yang kau lakukan. Kemana hijab mu dan kenapa tidak memakai bajumu ". pertanyaan beruntun Dominic membuat Deva meneganggak tubuhnya sembari masih sesegukan.
" Hijab Neng heg..heg.. Buat ngelap muntahan neng heg..heg.. yang jatuh di lantai." Deva berbicara sembari masih sesegukan namun dia belum berani menatap langsung pada manik safir suaminya.
" Lalu kenapa membuka bajumu." Dominic masih dalam mode kepo akut.
" Iitu..heg.. karna Neng mau pakai heg.. minyak kayu putih, kalau gak di heg..buka susah make nya."
Dominic mempererat pelukan nya " Terus kenapa tubuh mu lebam , apa yang kau lakukan." Dominic merebut paksa selimut yang membalut tubuh atas Deva. Dia mencampakan nya kelantai dingin bagai kan tiada artinya. Kalau selimut itu bisa bicara mungkin dia akan berteriak ' Hei laki laki tidak tau terimakasih, sudah ku hangatkan tubuh istrimu malah mencampakan ku'
" Ini karena heg.. Neng kerokan. Kalau Neng lagi pusing biasanya Emak ngerokin neng. Karna Emak gak ada Neng sendiri yang ngerokin heg...". Deva terlihat mulai tenang walaupun sesegukan nya masih ada.
" Kenapa tidak meminta bantuan abang." Dominic menatap Deva yang tengah tertunduk sedari tadi.
" Itu karna Abang marah sama neng." Deva masih menunduk apa lagi kini Dominic menghadapkan tubuhnya langsung berhadapan dengannya.
" Lihat Abang, Abang bukan di lantai. Kenapa kamu mengira Abang marah." Kini mata mereka bersitubruk saat Dominic mengangkat dagu Deva dengan telunjuknya.
" Itu karna Abang langsung pergi setelah neng muntah di baju Abang, tanpa bilang apa pun." Deva mengalihkan pandangan nya ke arah lain.
Dominic menghela nafas nya, dia jadi merasa bersalah sekarang . Seharus nya dia tidak langsung pergi toilet saat Deva tidak sengaja muntah di tubuhnya. Dia juga salah karna sudah menahan Deva saat terlihat tergesa gesa keluar saat hendak muntah. Dominic menyesal karna sudah membuat istrinya menangis di bulan madu hari pertama mereka karna sebuah salah paham.
" Abang tidak marah sayang, sudah sini Abang bantu kerokin kalau itu bisa membuat mu merasa lebih baik." Dominic mengambili minyak kayu putih dan koin yang ada di tangan Deva.
Dia membalikan tubuh Deva untuk membelakanginya.
" Ini bagai mana caranya." Dominic kebingunan saat hendak mengerok pundak Deva
" Abang olesin aja minyak nya, terus gosok pake koin sampai kulit nya berwarna merah."
"Apa ini tidak sakit." Dominic menyentuh kulit pundak Deva yang terlihat merah kehitaman bekas kerokan Deva tadi.
" Enggak." Deva sudah tidak tahan dengan pusing dikepalanya.
Cup..Cup..Cup..
Dominic malah menciumi seluruh pundak Deva yang ada bekas kerokan nya. Halah modus lu Bang!
" Maafin Abang." Deva hanya mengangguk lemas, padahal saat ini dia merasakan tubuh nya meremang saat Dominic memberi kecupan lembut di bahu terbuka nya.
Dom mulai mengerok bagian pundak dan sedikit punggung Deva
'Kenapa warnanya seperti kissmark , kalau begini seharusnya tidak perlu koin untuk melakukan nya. Cukup bibir ku saja yang menyentuh kulit indah mu ini sayang ' Pikiran mesum Dom hadir tanpa di undang saat dia melihat dan meraba langsung bahu dan pundak terbuka Deva.
Namun sebisa mungkin dia harus bisa menahan hasrat nya saat ini, Dom tidak ingin memaksa Deva yang terlihat masih sakit untuk melakukan kewajiban nya. Dia akan sabar menunggu.
" Tidurlah dulu sayang, setelah bangun nanti Abang yakin badan kamu pasti baikan. Atau ingin makan sesuatu dari tadi kamu belum makan." Dominic membaringkan tubuh Deva di tempat tidur sembari menyelimutinya dengan selimut yang dia campakan tadi.
Deva hanya menggeleng, dia tidak lapar saat ini tapi dia pusing tujuh keliling karna mabok.
" Enggak neng gak lapar, neng cuma butuh tidur." Dominic mengangguk dan langsung merengkuh tubuh mungil Deva yang terbalut selimut putih.
" Tidurlah kalau begitu." Deva menyerukan wajahnya kearah dada telanjang Dominic , wangi maskulin tercium langsung oleh hidung Deva. Dom pun terlihat ikut memejamkan matanya sembari terus memberi kecupan sayang di pucuk kepala Deva.
**Kayak nya cuma neng Deva yang bulan madu eh malah kerokan. Sabar ya neng kita satu server kok! udik kalo naek mobil. Mabok! tapi bukan mabok janda atau mabok duit yak tapi mabok mobil( perjalanan)
HATUR NUHUN**...