NovelToon NovelToon
Crazy Rich Mencari Cinta

Crazy Rich Mencari Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:10.9M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Mengisahkan seorang crazy rich, Ditya Halim Hadinata yang memperjuangakan cinta seorang gadis dari keluarga biasa, Frolline Gunawan yang tidak lain adalah kekasih keponakannya sendiri, Firstan Samudra.

Ikuti terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Cukup hargai aku

Nyonya Gunawan kelihatan pucat pasi masuk ke dalam rumah sakit. Matt yang berjalan di belakangnya tampak was-was, khawatir wanita itu akan terjatuh dan tumbang. Melihat pergerakan yang semakin melemah, bahkan di saat belum mengetahui apa pun.

Langkah kakinya semakin tidak bertenaga saat dari kejauhan menangkap pemandangan putrinya duduk bersisian dengan lelaki yang dikenalnya di depan ruang ICU. Berbagai pikiran buruk yang sejak tadi melayang di pikirannya semakin terlihat nyata.

“Ada apa ini?” tanyanya panik, dengan nafas tersengal karena kesulitan menghirup udara segar. Berdiri menatap Frolline dan Ditya, tidak sabar menunggu jawaban.

Frolline bukannya menjawab, sebaliknya menatap Ditya memohon bantuan. Rasanya tidak sanggup harus menceritakan yang sebenarnya.

“Maaf Tante, silahkan duduk,” ucap Ditya. Berdiri dan merelakan tempatnya.

Setelah duduk dengan tenang, barulah Ditya bercerita tentang kejadian yang sebenarnya. Bahkan informasinya lebih akurat dibanding info yang didengar Frolline dari sang kakak. Semuanya terdengar mengerikan meskipun Ditya sudah memilih kata-kata yang paling halus. Setidaknya dia harus memastikan kejadian yang sebenarnya tersamarkan tetapi maksudnya tersampaikan.

Tubuh ibu Frolline melemas bahkan sebelum cerita itu terselesaikan, terjatuh tidak sadarkan diri di bangku ruang tunggu. Membuat panik semua yang ada di sana.

***

Keesokan harinya.

Kondisi Gunawan yang tetap tidak ada perubahan, memaksa Ditya menerbangkannya berikut peralatan medis yang tetap menempel di tubuh tidak merespon itu ke Singapura. Perjalanan udara yang seharusnya tidak lama, terasa begitu menegangkan bagi Frolline yang ikut menemani.

Bagaimana tidak, sewaktu meninggalkan rumah sakit, dokter sudah menceritakan kemungkinan terburuk apabila tetap memaksa membawa papanya terbang.

Sepanjang penerbangan, Frolline tidak hentinya menangis, sambil bersandar di pundak Ditya. Sejak kemarin, hilang sudah jarak yang sengaja diciptakan Frolline supaya bisa menjaga jarak dengan lelaki tampan itu.

Bahkan sekarang, Dityalah satu-satunya menjadi tempatnya bersandar. Meninggalkan mamanya yang masih lemah di ruang perawatan rumah sakit. Karena terlalu shock menerima kabar suaminya yang koma karena pendarahan otak yang parah akibat kecelakaan. Meninggalkan Angella yang cuka mengalami cedera ringan di tengah kehamilannya.

Dan tidak ada siapa-siapa yang bisa diandalkannya kecuali Ditya. Lelaki itu sejak kemarin tetap menemaninya. Bahkan meninggalkan kantor dan pekerjaan demi memastikan papa dan mamanya mendapatkan perawatan terbaik.

Matt yang duduk dekat dengan seorang dokter dan suster yang ikut terbang menemani Gunawan di dalam pesawat jet keluarga Halim tersenyum menatap majikannya dan Frolline yang terlihat begitu akur mendekati mesra. Bayangkan saja, bahkan Frolline tanpa malu-malu menangis di pelukan Ditya yang pasrah.

“Semesta mendukungmu Pak Bos.”

Frolline masih terisak pelan, memeluk erat pinggang Ditya yang duduk di sampingnya.

“Apakah papa akan sembuh?” bisiknya, sesekali menatap wajah tertidur yang masih dalam posisi sama sejak kemarin. Tidak ada reaksi apapun.

“Iya, semua akan baik-baik saja,” sahut Ditya, mengusap lembut rambut Frolline yang tergerai.

Perjalanan menengangkan selama satu jam lebih di atas udara itu pun terlewati sudah. Dan sekarang, Gunawan sudah ditempatkan di salah satu ruangan khusus untuk mendapatkan perawatan. Tidak ada tempat untuk menunggu, membuat Ditya memboyong Frolline kembali ke apartemennya setelah memastikan urusan administrasi dan segala prosedur sudah terselesaikan.

***

“Silahkan masuk, Fro,” pinta Ditya, membuka pintu apartemen dan mempersilahkan gadis itu masuk terlebih dulu. Seorang bodyguard tampak menunggu diluar, tidak berani merangsek masuk ke dalam, takut menganggu majikannya.

Kita akan tinggal disini selama di Singapura,” jelas Ditya dengan santai, mengunci pintu apartemen.

Bunyi daun pintu yang menutup mengejutkan Frolline. Gadis itu segera menoleh, mendapati Ditya yang sedang memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Kamu tidak akan macam-macam denganku kan?” tanya Frolline dengan polosnya. Pikiran yang tadi berputar-putar di kesembuhan papanya, beralih sudah. Sadar akan keadaannya saat ini, terkunci berdua dengan Ditya di sebuah ruangan yang biasa disebut apartemen.

Dengan kedua tangan menyilang di dada sebagai bentuk pertahanan diri yang hanya akan sia-sia jika Ditya memaksa.

“Aku...aku....” Lidah Frolline keluh, tidak sanggup menyelesaikan kata-kata yang hanya akan mengarah ke pikiran tidak sehat kalau diteruskan.

“Sudah. Jangan khawatir. Di sana itu kamarmu,” ucap Ditya menunjuk ke salah satu pintu kamar bercat putih.

“Itu kamarku, tetapi selama kamu tinggal di sini, aku mengizinkan kamu menggunakan kamarku berikut fasilitas di dalamnya,” ucap Ditya, mengedipkan matanya. Berusaha mencairkan suasana yang terlanjut menegang.

Hal-hal kecil yang sebelumnya tidak pernah dimunculkan Ditya tetapi dua hari ini dia bisa bersikap lebih hangat pada Frolline.

“Kamu?” tanya Frolline lagi.

“Jangan katakan kamu akan tidur di kamar itu juga,” todong Frolline, mengarahkan telunjuk penuh kesinisan.

“Kalau kamu tidak keberatan, aku akan menerima undangannu untuk tidur bersama dengan senang hati, Fro,” sahut Ditya dengan santainya.

Buk!

Sebuah bantal sofa mendarat tepat di tubuh Ditya. Membentur dada bidang, kemudian terpental ke lantai berkarpet bulu. Hal kecil dan terkesan manis, yang Ditya tidak pernah temui pada gadis-gadis lain yang berada di sekelilingnya selama ini.

Kalau para gadis itu bangga dengan lingerie seksi yang melekat di tubuh indah bak gitar spanyol, Ditya yakin Frolline akan beda sendiri. Gadisnya, lebih tepatnya calon istrinya bukanlah gadis kebanyakan.

Bahkan karena terlalu spesial, Ditya bahkan tidak berani menyentuhnya untuk saat ini. Mudah-mudahan pertahanannya ini akan bertahan sampai nanti dia berhasil menyeret Frolline dalam ikatan pernikahan. Kalaupun pertahanannya runtuh, apa boleh buat, Tuhan pasti punya rencana sendiri.

“Aku tidur di kamar sebelah, tetapi aku ingatkan padamu, jangan sampai lupa mengunci pintu. Kebiasaanku kalau tidur suka jalan-jalan sendiri tanpa sadar. Takutnya ketika terbangun malah sudah berbagi tempat tidur denganmu,” goda Ditya.

“Kamu tahu kan, di Singapura ini tidak ada setannya, berbeda dengan di Indonesia. Kalau lelaki dan perempuan terjebak bersama di dalam satu kamar, yang ketiga adalah setan. Kalau disini berbeda cerita,” jelas Ditya asal.

“Kalau aku dan kamu terjebak di dalam kamar bersama, yang ketiga adalah calon anak kita,” lanjut Ditya lagi.

“Huh!” Frolline mendengus kesal, menolak melanjutkan pembicaraan yang semakin lama semakin kacau.

“Aku mau ke kamar saja,” pamit Frolline. Bergegas menuju ke kamar yang dimaksud. Semakin larut dalam pembahasan tidak jelas, Ditya akan semakin menjadi.

Tepat saat tangannya memutar gagang pintu bulat, tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang ikut menggengam di tempat yang sama.

Genggaman tangan hangat yang meremas tangannya. Dunia Frolline berhenti seketika, tatkala bisa merasakan detak jantung Ditya yang memburu, menempel lekat di punggungnya. Dengan satu tangan Ditya yang tersisa, menelusuri lekuk pinggang dan mengunci tubuh Frolline agar tetap di dekatnya.

Helaan nafas kasar dan terdengar teratur berulang kali, sebelum akhirnya Ditya bersuara. Suara penuh kegugupan. Saat ini rasanya lebih menegangkan di banding saat dia harus mengikuti tender perusahaan senilai miliaran.

“Aku menyukaimu, tentu kamu sudah tahu dengan jelas, Fro. Beberapa hari ini, aku merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Ada rasa yang ingin selalu dekat, ada sisi lelakiku yang selalu ingin melindungimu,” ucap Ditya lembut.

“Mungkin ini yang orang lain sebut cinta. Kalau rasa yang aku rasakan ini benar cinta, tolong izinkan aku tetap merasakannya. Tetaplah bersikap terbuka seperti ini denganku. Aku tidak menuntut untuk dicintai, cukup hargai keberadaanku di dalam hidupmu,” pinta Ditya.

***

T b c

Love You all

Terima kasih.

1
kalea rizuky
wah jd karena ini
Khairul Azam
perempuan bego fro ini
yuni
Luar biasa
yuni
Buruk
Ardiansyah Gg
gk bisa move on dari novel ce weti
ngulang baca lagi
Inan
aku suka semuanya... om pram.. ditya.. wira... aku sukaaaa... tp bara aku ngk begitu suka..
Lince Harni
karya yg bagus,sangat memghibur...ini baca ke 3 x...gs bosan2
reza indrayana
masih bingung nichh ..🤔🤔
AlfES
❤❤❤❤❤
Yuliza Angriani
kalau pram kayak kamu dulunya dit,,,, udah mati kamu ditangan pram
Hairiyani Nurul hairiyani
cerita mat sama rania ada gak kak
Sofwan 123 Muhammad
Biasa
Sofwan 123 Muhammad
Kecewa
Tismar Khadijah
banyak kata2 bijak,
Miss Tiya😊
Luar biasa
Ayu galih wulandari
Terima kak Wetty sayaang...untuk kisah Ditya & Fro...tetep sehat n semangat untuk berkarya lg...ku tunggu karyamu yg lain ...🤗🤗😘😘😘😘😘😘😘
Ayu galih wulandari
Bagus sy suka dg karya karyamu kak...🤗🤗🤗😘😘😘😘😘😘
Erna Igun
Kecewa
doonag1
bego banget di Frolin masih ngarep balikan sama mantan nya yang ngehamilin Kaka nya
Erna Igun
baca kodit dah berulang ulang GK pernah bosen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!