Queen Li tumbuh dalam kekacauan—dikejar rentenir, hidup dari perkelahian, dan dikenal sebagai gadis barbar yang tidak takut siapa pun. Tapi di balik keberaniannya, tersimpan rahasia masa kecil yang bisa menghancurkan segalanya.
Jason Shu, CEO dingin yang menyelesaikan masalah dengan kekerasan, diam-diam telah mengawasinya sejak lama. Ia satu-satunya yang tahu sisi rapuh Queen… dan lelaki yang paling ingin memilikinya.
Ketika rahasia itu terungkap, hidup Queen terancam.
Dan hanya Jason yang berdiri di sisinya—siap menghancurkan dunia demi gadis barbar tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Angin berembus pelan di area pemakaman. Jason membantu Queen berdiri, hendak mengajaknya pergi. Namun sebelum mereka melangkah jauh, sebuah mobil hitam berhenti tidak jauh dari gerbang pemakaman.
Mesinnya belum dimatikan.
Dari dalam mobil, seorang pria turun perlahan. Ia mengenakan jas gelap dan kacamata hitam. Tatapannya menyapu area pemakaman sebelum akhirnya berhenti pada nisan Lin Fan… lalu beralih ke Queen.
Jason refleks melangkah setengah langkah ke depan, menutup posisi Queen.
“Sepertinya Paman Lin masih meninggalkan jejak yang dalam,” ucap pria itu sambil tersenyum tipis. “Bahkan setelah mati, keluarganya masih datang berziarah.”
Queen merasakan hawa dingin merambat di punggungnya.
“Kak Jason…” bisiknya.
Jason menatap pria itu tajam.
“Roy Chen, untuk apa kau datang ke sini?” tanya Jason dingin.
Roy Chen tersenyum tipis.
“Aku mendengar kabar bahwa putri Paman Lin telah ditemukan. Karena itu, aku datang untuk berkenalan.”
Ia melirik Queen dari ujung kepala hingga kaki.
“Queen… kau sudah dewasa dan sangat cantik,” ujarnya santai. “Jason benar-benar setia pada Paman Lin dan juga padamu. Suatu waktu, kita harus makan bersama.”
Roy Chen mengulurkan tangannya hendak bersalaman dengan Queen.
Namun sebelum Queen sempat bereaksi, Jason langsung menepis tangan itu.
“Queen tidak punya waktu untuk itu,” jawab Jason tajam.
Roy Chen terkekeh kecil.
“Jason, kau selalu seperti ini. Sudah sepuluh tahun berlalu, tapi kau masih menganggap Queen anak kecil. Dia sudah dewasa. Tidak ada salahnya berteman.”
“Queen tidak akan berteman dengan orang sepertimu,” balas Jason dingin.
Ia menggenggam tangan Queen dan melangkah pergi.
Beberapa anak buah Roy Chen refleks maju untuk menghentikan mereka. Namun tatapan Jason yang penuh peringatan membuat Roy mengangkat tangan memberi isyarat.
Anak buah itu pun berhenti.
Roy Chen menatap punggung Jason sambil tersenyum samar.
“Sepertinya permainan ini… baru saja dimulai.”
Jason mengabaikan Roy Chen dan pergi bersama Queen tanpa menoleh sedikit pun.
Roy Chen masih berdiri di tempatnya, menatap punggung mereka dengan senyum tipis yang sulit dibaca.
“Bos,” ujar Tom, asisten setianya, dengan suara rendah. “Di bawah perlindungan Jason Shu, apakah kita masih bisa menangkap gadis itu?”
Roy terkekeh pelan.
“Jason tidak mungkin berada di sisinya dua puluh empat jam,” jawabnya santai. “Selalu ada celah.”
Tom mengangguk, lalu bertanya hati-hati,
“Tapi selama ini gadis itu tidak pernah datang ke sini. Sepertinya dia lupa semua kejadian di masa lalu. Kenapa hari ini dia bisa muncul?”
Senyum Roy semakin dalam.
“Karena ingatannya telah kembali,” katanya tenang namun mengandung ancaman. “Dan ketika ingatan seseorang pulih… biasanya itu pertanda masalah lama akan ikut bangkit.”
Ia menatap nisan Lin Fan sekali lagi.
“Jika putri Lin Fan sudah muncul ke permukaan,” lanjut Roy dingin, “maka permainan lama… bisa dimulai lagi.”
***
Dalam perjalanan pulang, suasana di dalam mobil terasa sunyi.
“Kak Jason… siapa Roy Chen?” tanya Queen akhirnya, memecah keheningan.
Jason menatap jalan di depan, lalu menarik napas panjang sebelum menjawab.
“Dia adalah putra Fay Chen,” ucapnya perlahan. “Dulu Fay bekerja sama dengan Paman Lin. Namun sayangnya, dia memilih jalan yang salah—menjalankan bisnis ilegal. Semua itu diketahui oleh Paman Lin. Pada akhirnya, Paman menyingkirkannya dan menyerahkan Fay Chen kepada polisi. Bukti dan saksi yang lengkap membuat Fay hancur dalam sekejap.”
Queen menelan ludah.
“Saat itu Fay Chen bunuh diri di penjara,” lanjut Jason. “Dan Roy Chen… baru berusia dua puluh tahun. Sejak saat itu, Roy menyimpan dendam atas kematian ayahnya. Dia ingin membalas dendam pada Paman Lin. Siapa sangka, niatnya belum sempat terwujud dan Paman sudah lebih dulu meninggal.”
Jason melirik Queen sekilas.
“Karena itu sekarang… dia mengincarmu.”
“Ayahnya yang bersalah, tapi dia justru menyalahkan Papaku,” ucap Queen dengan suara mantap. “Kalau dia memang mengincarku… aku akan menghadapinya.”
Jason langsung menoleh, sorot matanya mengeras.
“Queen, aku tidak akan membiarkan dia memiliki kesempatan sedikit pun untuk mendekatimu,” katanya tegas.
Belum sempat Queen menjawab, ponselnya tiba-tiba berdering. Nama Kapten Yu muncul di layar.
“Halo, Paman,” sapa Queen.
“Queen,” suara Kapten Yu terdengar serius. “Ibumu ingin bertemu denganmu. Selain itu, persidangan akan dilaksanakan minggu depan. Apakah kau sudah siap menjadi saksi?”
Queen menarik napas dalam-dalam. Ia melirik Jason sekilas, lalu menjawab dengan suara yang penuh keteguhan.
“Aku sudah siap,” ucapnya. “Aku akan hadir… dan aku akan bertemu dengan Zoanna.”
hai teman teman .... ayo ramaikan karya ini dgn follow tiap hari dan juga like, komen dan jangan ketinggalan beri hadiah yaaaaaaa
sungguh, kalian gak bakalan menyesal, membaca karya ini.
bagus banget👍👍👍👍
top markotop pokoknya
hapus donh🤭🤭
kau jangan pernah meragukan dia, queen
👍👍👌 Jason lindungi terus Queen jangan biarkan orang2 jahat mengincar Queen
.
ayoooooo tambah up nya.
jangan bikin reader setiamu ini penasaran menunggu kelanjutan ceritanya
ayo thor, up yg banyak dan kalau bisa up nya pagi, siang, sore dan malam😅❤️❤️❤️❤️❤️❤️💪💪💪💪💪🙏🙏🙏🙏🙏
kereeeeennn.......💪
di tunggu update nya....💪