Dinikahi Kakek Impoten

Sandra turun dari Rico, dan bergulir disamping pria yang saat ini juga menormalkan nafasnya, Rico turun dari ka$ur untuk mengambil minuman dingin.

Rico mengambil dua botol air mineral dingin yang ia ambil dari kulkas dan diberikannya pada Susan. Wanita itu meraihnya dengan menatap sesuatu yang masih tegak diantara kedua paha kekasihnya itu.

"Terima kasih." Ucap Sandra laku ia mengajak minuman itu separuhnya, "apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Sandra.

Rico yang telah menghabiskan satu botol air mineral itu dan menaruhnya diatas meja, kini ia mengambil boxernya lalu ia pakai. Sandra hanya mengikuti pergerakan Rico yang kemudian mengambil sesuatu dari nakasnya.

"Ini bukti yang aku dapat dari Malik, mantan suami kamu."

Susan pun menatap amplop berwarna coklat itu, lalu ia mengambilnya dari tangan Rico.

"Apa ini?" Tanya Sandra bingung tapi tangannya kemudian dengan cepat mengambil sesuatu di dalamnya.

"Lihat saja, dan aku harap kamu tidak terkejut nantinya." Tukas Rico dengan duduk ditepi ranjang.

Emangnya ada apa sih?" Tanya Sandra penasaran lalu ia langsung melihat beberapa foto-foto Malik bersama perempuan lain. "Apa maksudnya ini? Siapa perempuan ini? Kenapa fotonya seperti tengah menikah?" Cecar Susan dengan sejumlah pertanyaan.

Dan benar apa yang dikatakan oleh Rico, bawa kini Susan memang terkejut melihat sejumlah foto mantan suaminya.

"Dia istri muda Malik, dua hari yang lalu mereka menikah."

Susan menatap lembaran-lembaran foto yang terlihat Malik begitu bahagia, ia tak terima itu. Mengapa disaat Malik bahkan bisa sehat tanpa berjalan memakai tongkat, pria itu malah bisa menikahi g4dis secantik Rani.

"S1al4n, aku tak terima." Geram Susan dengan tanpa sadar ia merem4s foto-foto itu.

"Itu artinya Malik juga berselingkuh darimu, bisa saja kan saat ia sedang pengobatan Malik bertemu gadis muda ini lalu mereka berc1nt4." Ucap Rico yang mulai melancarkan doktrin nya pada Susan.

Mendengarnya saja Susan terbakar api cemburu, terlebih lagi membayangkan pria yang tak bisa bangun itu menggempur wanita lain.

Dan saat ini Susan pun mulai terdoktrin oleh perkataan Rico, hingga ia menjadi marah.

"Namanya Rani, dia masih 18 tahun. Belum lulus dari sekolahnya." Ucap Rico memberikan gambaran mengenai sosok gad1$ yang dinikahi Malik.

Hati Susan makin memanas kala ia tahu usia yang dinikahi Malik le jg mudah dari Mesya. Hatinya teramat tercabik-cabik, timbul rasa penasaran bagaimana Malik bisa menikah dengan gad1$ yang usianya jauh rentangnya.

"Paling juga perempuan muda itu nikah dengan Malik karena uang, dasar j*l4ng." Geram Susan tanpa sadar tangannya bahkan telah terkepal.

Rico pun tersenyum kemudian, " jadikan ini keuntungan untuk kita, ehmm maksud ku untukmu." Terang Rico memulai mempengaruhi Susan.

"Bicaralah yang jelas. Aku tidak suka berbelit-belit."

Rico pun mendekatkan dirinya pada Susan, lalu ia berbisik ditelinga Susan. Wanita itu langsung mengangguk paham dengan di iringi senyuman sinis nya.

"Itu ide yang baik." Jawab Susan senang.

Entah apa yang mereka rencanakan, yang jelas kini Rico masih ingin menggali lebih lanjut kehidupan Malik dan Rani.

**

Pagi menyapa pasangan Malik dan Rani yang terbangun ketika hari sudah terik, semalam kedua pasangan baru itu mereguk surga kembali, di hari ketiga mereka sah menjadi pasangan suami isteri.

Saat matahari telah menyapa, mereka terbangun karena silaunya sinar itu yang telah menembus masuk ke celah jendelanya.

"Pagi Rani...." Sapa Malik.

"Pagi suami tuaku." Sapa balik Rani yang manja menyenderkan dirinya pada suaminya.

Keduanya masih memakai selimut menutupi kepolosan mereka, pagi yang indah bagi keduanya. Terutama Malik yang terlihat kian berseri dan segar bugar.

"Saya sudah menyiapkan segala sesuatunya dibali, sore ini kita akan ke sana."

Rani yang belum pernah menginjakkan ke Bali terlihat senang dan antusias, ia tak menyangka impian Ingin ke Bali hanya bisa terwujud oleh Malik, suaminya.

"Terima kasih kek." Riang Rani menunjukkan wajah cantik baru bangun tidurnya pada suaminya.

Rani juga menunjukkan gigi putihnya yang tertata rapi di hadapan Malik yang kini memeluknya erat. Rasa bahagia tak bisa menutupi rona wajah Rani yang begitu cantik.

"Kau senang sayang?" Tanya Malik. Dan Rani pun mengangguk. "Iya, aku senang sekali." Jawab Rani singkat.

Malik tahu bahwa istri mudanya itu baru pertama kali ke Bali, itu terlihat dari antusiasnya Rani ketika diajak ke Bali oleh Malik.

Sekolah dikampung hanya mengadakan study tour yang dekat saja, tidak sampai ke Bali. Untuk itulah Rani begitu ingin menginjakkan kakinya ke Bali.

"Besok bukan hanya Bali saja yang kita kunjungi sayang, aku akan mengajakmu ke banyak tempat. Bahkan mancanegara." Lirih Malik yang ingin memberikan kesenangan duniawi pada istri kecilnya.

Rani terlihat senang, matanya pun berbinar. "Benarkah begitu kek....?" Tanya Rani senang.

"Iya sayang?"

"Terima kasih kek." Jawab Rani sumringah.

Akhirnya keduanya mengulangi lagi tanpa bosannya, hingga kembali Malik mengaliri sawah kecil Rani.

**

Mesya menatap foto pria yang ternyata adalah mantan pacarnya, pacarnya itu meninggalkan Mesya, lebih tepatnya memutuskan hubungan dengannya setelah tahu bahwa Mesya mengalami kelumpuhan.

Dan masa depan yang mereka bina pun pupus sudah, dengan kenyataan pahit yang ia terima saat itu.

Mesya hanya bisa memandangi foto yang saat ini masih belum bisa ia lupakan, pasalnya mereka cukup lama berpacaran dan putus hanya karena dirinya yang tidak bisa berjalan kembali.

Namun Mesya paham tak akan ada yang menginginkan bahkan bersedia menikah dengan wanita cacat, apalagi ia dinyatakan cacat seumur hidupnya.

Mantan pacar Mesya dulu bernama Edric, pria itu bukannya mensupport Mesya kala gadis itu sedang berada dalam fase terpuruknya. Malah Edric memutuskan jalinan cinta nya pada Mesya yang telah dipacarinya selama setahun ini.

Seakan rasa cinta pria itu terkikis oleh kondisi Mesya yang saat itu tengah frustasi karena ia tak mampu lagi berpijak dengan kedua kakinya.

Masih jelas dalam ingatan Mesya, sang kekasih memutuskannya tepat hari jadi ulang tahun genap satu tahun mereka berpacaran.

Dengan alasan bahwa kedua orang tua Edric telah menjodohkan pria itu dengan gadis lain yang normal, dan tak cacat seperti Mesya.

Jika mengingat hal itu kembali Mesya selalu menitikan air matanya, bahwa ia masih belum bisa melupakan ini semua.

Entah karena Mesya belum bisa move on dari Edric, atau juga karena hal lain yaitu rasa cinta Mesya yang lambat lain telah pudar dan terkikis.

Dan kembali air mata Mesya menetes untuk yang entah berapa kalinya, tapi Mesya berusaha untuk tak mau ambil pusing akan masa lalunya itu.