"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.
Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.
Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.
Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ²⁴ - just us...
Pagi di dunia kiamat seaneh ini terasa nyaris romantis. Matahari redup muncul di balik kabut debu, dan di antara reruntuhan kota, Clay dan Britney berjalan beriringan, tangan mereka saling menggenggam. Ada sisa kehangatan yang mereka bawa dari malam sebelumnya, bukan hanya karena tubuh, tapi karena hati mereka akhirnya saling terbuka.
Clay sesekali melirik ke arah Britney yang tampak ceria, wajahnya berseri meski memakai pakaian lusuh dan senjata terselip di pinggang. “Kau tahu,” ujarnya sambil tersenyum tipis, “aku masih tidak percaya kau bisa tertawa seperti itu setelah semua ini.”
Britney menoleh, senyum lebar menghiasi wajahnya. “Itu karena aku punya alasan buat tertawa sekarang.”
“Alasan itu aku, ya?” tanya Clay.
“Hmm… mungkin.” Britney mengedip nakal.
Clay pura-pura menghela napas panjang. “Astaga, aku menyesal menanyakan itu.”
“Terlambat,” jawab Britney sambil tertawa kecil.
Humor ringan mereka menjadi penawar dari dunia yang sepi. Bahkan ketika suara angin membawa aroma busuk dari kejauhan, mereka tetap berjalan dengan ringan, seolah sedang berkencan di taman yang aneh dan berdebu.
Tujuan mereka hari itu adalah gedung pusat komunikasi, tempat yang konon menyimpan server dan peralatan radio militer. Clay berharap ada siaran darurat yang masih aktif, atau mungkin orang lain yang selamat. Britney setuju, tapi dengan syarat, “Kita ke sana dulu, baru setelah itu kau bisa bermain jadi ilmuwan gila dan menyuntik zombie dengan darahku.”
“Baiklah, kesepakatan diterima,” kata Clay. “Tapi aku akan tetap memanggilmu ‘Spesimen A’.”
Britney memukul lengannya pelan. “Kau benar-benar tahu cara membuatku ingin menggigitmu.”
Clay menatapnya dengan senyum menggoda. “Tapi gigitanmu justru bisa menyembuhkan dunia.”
“Oh, tutup mulutmu, Romeo apokalips.”
Setelah satu jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di pusat komunikasi. Gedung besar itu berdiri sunyi di tengah lapangan luas. Dindingnya retak, antena di atapnya miring. Namun anehnya, pintu utama masih tertutup rapat seolah tak pernah dijamah zombie.
“Kelihatannya aman,” ujar Clay.
“Dan itu justru mencurigakan,” sahut Britney cepat. Ia mengangkat senjatanya, waspada.
Mereka masuk perlahan. Bau logam dan debu memenuhi udara. Ruangan pertama yang mereka masuki dipenuhi komputer rusak, layar-layar pecah, dan bercak darah yang sudah mengering di dinding. Britney menyalakan senter kecil yang terpasang di senapannya.
“Hello?” panggil Clay. “Kalau ada orang, kami bukan musuh!”
Hening. Hanya gema suaranya sendiri yang menjawab. Mereka melangkah lebih dalam, menyusuri lorong panjang yang menuju ke ruang server. Kabel-kabel tergantung di langit-langit, seperti akar-akar hitam yang merayap. Setiap langkah menimbulkan bunyi yang terlalu keras di antara keheningan itu.
Britney berbisik pelan, “Kau pikir ada orang yang masih hidup di sini?”
Clay menggeleng. “Aku harap begitu.”
Begitu mereka tiba di ruang kontrol utama, harapan itu pupus. Di sana hanya ada kursi-kursi kosong dan mayat-mayat kering berserakan. Beberapa di antaranya mengenakan seragam teknisi. Clay menunduk, menarik napas berat. “Sepertinya mereka bertahan cukup lama sebelum akhirnya kalah.”
Britney mendekati panel komunikasi besar di tengah ruangan. Ia menekan beberapa tombol, tapi tak ada reaksi selain suara dengung samar. “Masih ada aliran listrik kecil,” katanya. “Mungkin kita bisa memperbaikinya.”
Namun sebelum Clay sempat menjawab, suara lain muncul, lirih tapi mengerikan. Suara geraman panjang dari balik pintu logam di sudut ruangan. Mereka saling berpandangan. Geraman itu berubah jadi dentuman, lalu sesuatu mulai menghantam pintu dari dalam.
“Zombie,” desis Clay. Ia mengangkat pedangnya.
Britney menarik napas dalam-dalam, lalu berbisik, “Berapa banyak, menurutmu?”
“Kalau suara sekeras itu, lebih dari satu.”
Pintu itu akhirnya jebol. Dari balik kegelapan, empat zombie berlari liar, tubuh mereka koyak, mata menyala kelam. Clay segera menebas yang pertama, darah hitam memercik ke lantai. Britney menembak dua lainnya dengan pistol yang dirinya ambil dari bangkai zombie berseragam polisi. Namun zombie keempat datang dari sisi lain ruangan, melompat ke arahnya.
“Clay!” seru Britney.
Clay berputar cepat dan menebasnya tepat di leher. Tubuh zombie itu jatuh menghantam meja logam, menimbulkan suara berderak keras.
Namun belum sempat mereka bernapas lega, dari lorong belakang terdengar suara kaki menyeret, bukan empat, tapi puluhan. Britney langsung menatap Clay dengan ekspresi serius. “Kita harus keluar sekarang.”
Clay mengangguk cepat. “Lewat tangga darurat!”
Mereka berlari menuruni lorong sempit. Dari belakang, puluhan zombie muncul seperti banjir hitam, menjerit dan menyeret tubuh-tubuh mereka yang membusuk. Britney menembak mundur sambil terus berlari. Clay menebas setiap yang mendekat, darah hitam menodai seluruh bajunya.
Sesampainya di luar, mereka melompat ke belakang mobil. Clay menyalakan mesin dengan cepat, sementara Britney menembak zombie terakhir yang hampir meraih kaca depan. Mobil melaju kencang, menabrak dua zombie di pintu gerbang.
Saat akhirnya mereka keluar dari area gedung, keduanya terdiam sejenak. Napas berat, keringat bercampur debu.
Britney memecah keheningan lebih dulu. “Yah, sepertinya ideku tentang menemukan orang lain yang hidup... gagal total.”
Clay mengatur napas, lalu menatapnya sekilas. “Tapi setidaknya kita tahu satu hal.”
“Apa?”
“Kau dan aku… memang cuma berdua di dunia ini.”
Britney menatap ke luar jendela, lalu tersenyum kecil. “Terdengar menyedihkan, tapi entah kenapa aku tidak keberatan.”
“Karena aku bersamamu?”
Britney menoleh dengan pandangan penuh godaan. “Mungkin. Tapi jangan besar kepala dulu, ya?”
Clay tertawa kecil. Meski di luar sana dunia hancur, mereka berdua seperti menemukan alasan baru untuk bertahan, bukan karena harapan pada dunia, tapi karena harapan satu sama lain.
Ketika mobil melaju menjauh dari pusat komunikasi, Clay menatap langit yang mulai kelabu. “Kita gagal menemukan manusia lain, tapi masih ada rencana gila berikutnya.”
Britney mengangkat alis. “Kau maksud percobaan dengan darahku?”
Clay mengangguk mantap. “Ya. Kalau benar kau kebal, kita bisa memulai semuanya lagi dari sana.”
Britney tersenyum, tapi kali ini tatapannya lembut, bukan menggoda. “Kau tahu, aku mulai percaya padamu, Clay. Bukan cuma karena otak gilamu itu… tapi karena kau satu-satunya orang yang bikin aku ingin terus hidup.”
Clay menatapnya balik, dan di antara suara mesin dan angin yang berdesir lewat jendela pecah, ia menjawab pelan, “Kau juga satu-satunya alasan aku masih mau melawan dunia ini.”
Mobil mereka terus melaju ke arah matahari sore yang mulai turun, meninggalkan pusat komunikasi yang kini penuh dengan mayat-mayat baru.
Makhluk hidup yang terkena atau yang mengalami mutasi disebut dengan mutan.
Mutan adalah makhluk hidup yang mengalami perubahan genetik (mutasi) pada DNA-nya, yang menyebabkan timbulnya sifat atau karakter baru yang berbeda dari makhluk hidup normalnya.
Berarti ada kemungkinan Jennifer jadi Mutan...😲👹
Mutasi ini bisa menghasilkan sifat baru yang diwariskan ke keturunannya, seperti perubahan fisik drastis atau perubahan yang tidak terlihat secara langsung pada karakter.
Dampak mutasi menghasilkan kekuatan super atau perubahan fisik unik...💪🦹😰
SELAMAT DATANG peradaban baru.
Itulah kalimat yang layak diucapkan saat ini.
Manusia ditakdirkan menjadi khalifah, pembawa perubahan dan pembentuk peradaban di muka bumi.
Mengubahnya dan memicu lahirnya peradaban baru bagi umat manusia.
Virus zombie yang mewabah di hampir semua daerah ini telah mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat bahkan sangat tidak siap dengan kehadiran wabah yang mematikan ini.
Manusia hadir untuk bertindak melakukan perubahan dan membangun peradaban yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Dimana semua orang bisa hidup damai, membuat sebuah daerah mampu bangkit dan berkontribusi dalam peta peradaban...🤩🥰