NovelToon NovelToon
Pesona Gadis Bayaran

Pesona Gadis Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:54.1k
Nilai: 5
Nama Author: Net Profit

Bagi mata yang memandang hidup Runa begitu sempurna tapi bagi yang menjalani tak seindah yang terlihat.

Runa memilih kerja serabutan dan mempertahankan prinsipnya dari pada harus pulang dan menuruti permintaan orang tua.

"Nggak apa-apa kerja kayak gini, yang penting halal meskipun dikit. Siapa tau nanti tiba-tiba ada CEO yang nganterin ibunya berobat terus nikahin aku." Aruna Elvaretta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Matcha

"Udah jangan dipikirin. Tugas kamu udah selesai, sisanya biar aku yang urus." Qian berusaha menenangkan, meskipun ia juga ketar-ketir akan seperti apa kedepannya.

"Ini kamu bawa apa?" untuk mengalihkan perhatian, Qian mengambil paper bag dari tangan Runa dan duduk di sofa tamu.

Runa mengikutinya, "kopi sama kue tadi beli di jalan."

"Wah kebetulan aku belum makan siang," Qian mengeluarkan kopi serta kue bawaan Runa. Kuenya langsung ia lahap sedang kopi disodorkan pada Runa, "kopinya cuma satu jadi buat kamu aja."

"Buat mas Qian aja, aku kan beli buat mas Qian." tolak Runa.

"Buat kamu aja nggak apa-apa, aku nggak ngopi."

"Aku juga nggak suka kopi mas. Tadi asal beli aja, biasanya cowok suka kopi." jelas Runa.

"Nggak semua. Aku lebih suka matcha."

"Eh samaan dong. Aku juga suka matcha mas, tapi yang ori."

"Sama kalo gitu. Kapan-kapan aku traktir matcha di tempat langganan aku."

"Boleh mas. Tapi menurut aku sekarang bukan waktunya mikirin beli matcha deh, mending kita pikirin gimana kalo sampe mba Sandra beneran ngadu ke tante Retno?" ucap Runa.

"Aku emang ready buat jasa apa pun tapi kalo untuk bohong berkepanjangan aku nggak mau mas." lanjutnya. Pikiran Runa sudah menerawang jauh pada kemungkinan terburuk. Satu kebohongan akan melahirkan kebohongan-kebohongan baru lainnya.

Qian tersenyum, "ternyata seorang Aruna yang biasanya tenang bisa panik juga yah." ledeknya.

"Aku serius mas."

"Iya. Tenang aja kan dari tadi aku udah bilang tugas kamu udah selesai, sisanya urusan aku." jawab Qian, "udah jangan banyak pikiran. Kamu fokus jagain mama aja." lanjutnya.

"Iya udah kalo gitu aku pamit pulang dulu."

"Tunggu bentar biar aku anterin."

"Nggak usah mas, jadi ngerepotin mas Qian. Aku bisa pulang sendiri kok, lagian kerjaan mas Qian mungkin masih banyak." tolak Runa.

"Nggak, tinggal beresin satu berkas lagi. Bentar yah, sepuluh menit aja." jawab Qian yang kemudian buru-buru ke meja kerjanya.

Runa menghela nafas panjang, niatnya buru-buru pulang untuk melanjutkan quality time nya dengan Hera. Meskipun makan siang mereka gagal tapi kan setidaknya masih bisa lanjut hunting kain buat kebaya wisuda. Kini ia malah tertahan di sini. Runa mengamati ruang kerja Qian, cukup ramai dengan aneka miniatur produk perumahan mereka. Pandangannya beralih ke meja kerja, Qian tampak begitu serius disana. Sesekali dia membenarkan kaca mata saat menatap layar komputer di depannya. Runa ikut tersenyum saat Qian sekilas tersenyum padanya.

"Bentar yah." seru Qian.

Runa mengangguk, "ternyata mas Qian kalo lagi kerja gantengnya nambah." batinnya.

Runa melirik sekali lagi ke arah Qian, "ya ampun sadar Runa, dia klien." gumamnya dalam hati.

Dari pada terus memandangi klien yang masih tampak sibuk, Runa mengalihkan perhatiannya pada katalog perumahan di samping miniatur. Dibukanya lembar demi lembar namun aneka tipe perumahan dengan berbagai design yang indah tak bisa mengalahkan keindahan kepala bagian pemasaran yang kini sedang melepas kaca mata kemudian beranjak berjalan menghampirinya.

"Itu perum terbaru kita. Kalo kamu minat bisa ambil." Qian sudah duduk di sampingnya, "ini rekomendasi banget kalo buat inves." lanjutnya menunjuk salah satu tipe rumah minimalis.

"Tinggal ambil gimana mas? duitnya kagak ada aku." Runa menutup katalognya.

"Ambil aja kepala pemasarannya ntar bonus rumah sama Mayra juga." ledek Qian.

Runa bengong, "hah?"

Qian hampir mencubit pipi Runa tapi buru-buru mengalihkan tangannya ke katalog yang ada di meja. Selama ini yang ia tangkap Runa selalu tenang dan dewasa, ternyata disaat-saat tertentu gadis didepannya nampak menggemaskan seperti Mayra, terutama saat bengong, seperti saat ini.

"Bercanda. Udah yuk aku anterin pulang." Qian beranjak lebih dulu diikuti Runa dari belakang.

"Mba, aku nganter Runa pulang dulu. Kalo ada yang urgent boleh telpon aja." pesannya pada Gita kala melewati meja sekretarisnya.

"Pulang dulu, bu." Runa ikut berpamitan.

"Pulangnya ke kampus lagi?" tanya Qian saat mereka berada di lift.

"Iya, mas."

"Kalo kita makan siang dulu sebelum pulang gimana? sekalian ke tempat matcha yang tadi aku bilang." ajak Qian.

"Lain kali aja deh mas, aku udah kenyang." tolak Runa, namun sial perutnya malah berbunyi.

Qian pura-pura tak dengar, ia meletakan ponselnya ditelinga seolah tengah menelpon.

"Kita makan siang dulu aja, aku lapar. Tadi cuma makan kue, nggak kenyang." ucapnya setelah menutup panggilan palsunya.

"Iya, mas." Runa menunduk, meski Qian tak membahas soal perutnya yang berbunyi tapi ia yakin kliennya itu tahu.

Siang itu mereka makan bersama. Qian benar-benar membawanya ke cafe yang memiliki matcha terenak menurut Runa.

"Gimana? enak kan?"

"Banget. Mas Qian tau dari mana ada macha seenak ini disini?" tanya Runa yang sudah menghabiskan matcha nya.

"Mayra."

"Mayra suka matcha juga?"

Qian menggeleng, "nggak. Dia suka kue nya."

"Nih udah aku bungkusin brownies bite kesukaan dia." Qian mengangkan paper bag nya.

"Kamu mau beli yang lain nggak sebelum pulang?" tawar Qian.

"hm" Runa menatap jajaran aneka kue manis di hadapannya, "tapi beliin dua sama buat temen sekamar aku boleh mas?" lanjutnya.

"Boleh, tunjuk aja mau yang mana." jawab Qian ramah.

Keduanya keluar dari cafe dengan menenteng paper bag masing-masing. Qian lantas mengantarkan Runa ke kampusnya. Suasana kampus masih lumayan ramai meski sudah jam empat sore.

"Turun disini aja mas." ucap Runa begitu tiba di depan kampus.

Qian tak membuka mobilnya, "kosan kamu sebelah mana? biar aku anter sampai kosan."

"Di dormitory mas, di dalem kampus tapi agak belakang. Deket fakultas ekonomi dan bisnis."

"Biar aku anter sampe sana." Qian segera melajukan mobilnya kembali.

"Di depan belok-"

"Belok kiri kan?" sela Qian.

"Iya, kok Mas Qian tau?"

"Alumni." jawab Qian yang seketika membuat Runa mengangguk paham.

"Alumni tahun berapa mas?"

"Empat tahun lalu aku lulus."

"Wah pantesan nggak pernah liat, rupanya mas Qian lulus aku baru masuk." Runa tersenyum, "udah disini aja mas. Makasih yah udah dianterin, dijajanin juga." pamit Runa.

"Sama-sama. Makasih juga udah selalu bantu aku." balas Qian yang kemudian meninggalkan dormitory.

Karena tak mendapat telpon dari Gita maka Qian tak kembali lagi ke kantor melainkan langsung pulang. Sampai rumah ia mendapati adiknya menunggu di teras.

Qian tersenyum, mengambil brownies bite yang ia beli tadi, "tau aja di beliin jajan, udah nunggu di depan." gumamnya.

"Kakak..." Qian kira Mayra akan segera merebut paper bag dari tangannya, alih-alih melakukan hal itu Mayra justru memukulnya dengan gemas kemudian cemberut tak jelas.

"Kamu ini kenapa dek?" tanya Qian.

"Kesel ah sama kakak! bisa-bisanya kak Qian nggak jujur sama adek." ketus Mayra, "sama mama juga." lanjutnya.

"Apaan sih nggak jelas kamu dek." Qian mengabaikannya, "nih makan cokelat aja sana. Kesukaan kamu, tadi kakak beli bareng kak Runa." lanjutnya.

"Tuh kan!" Mayra makin cemberut.

"Kenapa sih adek? aneh banget." Qian mengacak gemas rambut adiknya.

"Kesel lah sama kakak!" ketus Mayra, "bisa-bisanya kakak pacaran sama kak Runa tapi nggak ngasih tau adek!" lanjutnya.

"Hah?" Qian terdiam.

"Nggak usah hah heh hoh deh kak! tadi kak Sandra kesini, adek aja tau dari mama." jelas Mayra.

"Adek kesel ah, tapi adek seneng juga. Tapi tau ah-" Marya cemberut lagi.

"Sekarang buruan kakak jemput kak Runa deh, mama udah masak banyak buat makan malem bareng kak Runa." lanjutnya.

"Hah?"

"Kakak ih!" Marya menepuk keras punggung kakaknya, "jangan hah heh hoh terus! buruan jemput kak Runa nya. Adek juga ikut." lanjutnya kemudian naik ke mobil Qian.

"Kak Qian cepetan!" teriak Mayra sementara Qian masih mematung di luar.

"Kakak!" Teriak Mayra lagi.

Qian menoleh ke arah adiknya yang sudah siap dengan sabuk pengaman di dalam mobilnya, gadis itu terus berteriak cepetan, cepetan dan cepetan. Qian menghela nafas panjang, "kok jadi gini sih!" batinnya.

1
sum mia
kangen banget ya Runa.... sama mas Qian . mas Qian nya disana juga gelisah galau merana seperti kamu Runa .
tanpa sadar sebenarnya mereka sudah saling suka , dan saling tergantung satu sama lainnya .
nanti pas ketemu langsung peluk kali ya , saking kangennya 🤭🤭🤣🤣🤣

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Diah_Kustantie ✨💛
Ya ampyunnnnnn sama2 mikirin lagi ngapain yaaa????? …pepatah Jawa “witing terseno jalaran soko kulino “ bener emang kata mama runa klo mereka itu udh saling sayang tapi ga sadar aja.pdhl manggil nya aja udh sayang sayang an….dan kesayangan nya aq….udh pokonya otw sah besok kita kondangan di hotel 🤣
Shee
sesuai judul sepi

"sepi tanpa mu"
🤣🤣🤣🤣🤣
Shee
aku lagi jait baju dulu kak buat kondangan Qian - runa. 🤭🤭🤭
sovenir apa ini kak?? kepo q sovenirnya 😁
Shee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
gegana ya run
Shee
g pada sadar dah saling ketergantungan, masih aja ngeyel mau gagalin rencana 🤭
Shee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
tanpa runa jadi kaya orang linglung 🤣
Shee
separuh jiwa Qian😁
Fitri Astriah
mayra
marie_shitie💤💤
wiiih,,dah standby di tas kok ka,siap dandan cantik
marie_shitie💤💤
beeeuuhh rasanya kyk waktu panjang bgt y run,,, ayolah sadar km ber2 tuh dah saling membutuhkan dan saling mengisi
marie_shitie💤💤
klop lah bisa berbagi masalah hahaha
lestari saja💕
dc nya apa nih ka????jangan abu2 monyet ga punya aku
marie_shitie💤💤: NNT di kasih kain ka,sama mama runa buat DC ny hahaha
total 1 replies
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣
lestari saja💕
merasakan era tahun 90 an run.....
lestari saja💕
lupa dipingit juga run????
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣orang gabut
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣ga usah dipwrsiapin itu mah
lestari saja💕
haruskah ku bilang.....emang enak??????kayaknya ortu mu dan camermu sdh memperhitungkan semua deh qian😂😂😂😂
marie_shitie💤💤: mau nyoba ngibulin orang yang sudah berpengalaman y ka,,,🤭🤭
total 1 replies
lestari saja💕
ka pok🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!