Riana yang berumur 17 tahun kelas 3 sma terpaksa harus menerima permintaan sang bunda untuk menikah muda. dengan erlangga laki-laki mengebalkan sekaligus rivalnya.
Erlangga yang terlihat cuek dan tidak peduli pada riana, justru menyimpan rasa cinta sangat besar hingga menjadi obsesi yang sangat gila.
mampukah riana menghadapi sikap Erlangga yang posesif dan manja itu?
dibalik pernikahan mereka ada sebuah masalah besar sedang menanti riana. mampu kah erlangga melindungi riana? atau justru sebaliknya.
kalo suka mampir yah gays😉
maaf kalo jelek soalnya karya pertama_<
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon istri'minyonggi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. adik
Riana yang merasa bosan sendirian dikamar memilih pergi. Kini hatinya tidak tenang saat tadi bobby pergi dalam keadaan menangis.
setelah selesai bersiap-siap riana langsung pergi.
firasatnya mengatakan jika bobby pasti sedang ditaman dulu tempat mereka bermain.
Dan benar saja Ketika riana datang disana ada bobby yang sedang duduk melemparkan batu kedalam danau ditemani oleh cakra yang terus membujuk.
"masih marah bob?" tanya riana langsung duduk.
Bobby melihat riana duduk disampinya memilih diam tidak menjawab.
"gak usah dibaikin ri ngelunjak nih anak." ketus cakra. langsung diberikan tatapan tajam oleh riana agar diam.
Karna sudah ada riana bobby pun memilih pergi masuk kedalam rumah untuk istirahat.
"bi tolong bawa makanan kesini." pinta riana.
"baik non." jawab bi sri langsung pergi.
Hening tidak ada suara atau pun canda tawa setelah bi sri pergi. Sepertinya bobby sungguh kecewa karna telah dibohongi.
"tidak bisakah kalian jujur padaku? Kenapa aku selalu merasa seperti tidak bisa diandalkan kak?" lirih bobby.
Riana terdiam seribu bahasa, bukan keinginannya membohongi bobby tapi keadaan yang memaksanya seperti ini.
"apa cakra udah bilang sama kamu semuanya adikku sayang?" senyum riana.
" kau menganggap aku adik tapi kalian semua tidak pernah sedikit pun mengandalkan aku, apa karna aku masih kecil jadi kalian merasa aku tidak akan mampu?" marah bobby.
"jangan marah maaf." riana merasa bersalah.
"persetan dengan pernikahan kalian aku gak akan pernah memberi restu."
"aku juga bisa diandalkan kumohon tolong andalkan aku juga kak." sendu bobby.
"bajingan dan perempuan itu mengincar aku bob. Bisa tolong katakan bagaimana aku menghadapi mereka."
"kamu tau sendiri kan bagaimana aku berjuang selama ini untuk sembuh."
"bahkan orang yang paling ku percaya menjual darah dagingnya sendiri hanya untuk kekuasaan." amarah riana menggebu jika mengingat keadaannya dulu.
bobby mengepalkan tangan erat, sedikit pun dia tidak akan pernah memaafkan siapa pun membuat riana meneteskan air mata.
"maaf gara-gara mereka kakak harus menanggung kesakitan selama ini." pecah tangis bobby.
"non ini makanannya." bi sri pun memberikan nampan berisin makananan.
bri sri pun langsung pamit pergi kedapur. Untuk memberikan ruang kepada anak majikannya.
" ayo makan dulu, sakit nanti apalagi kamu punya penyakit lambung." ucap riana langsung menyuapi bobby.
Padahal tadi bobby sedang menangis sedih tapi setelah ada bi sri tangisnya berhenti, kini dia paksa untuk makan.
Apalagi disuapi oleh riana mana mungkin bisa menolak permintaan sang kakak.
setelah sedikit bujukan yang riana lakukan sehingga makanan ditangannya habis semua dimakan bobby tanpa tersisa.
..."apa erlangga memperlakukan kakak baik, kapan bunda akan pulang? Sejak kapan kalian menikah? Kenapa aku gak dikasih tau dan lagi kenapa menyembunyikan semuanya dari aku." protes bobby memberikan banyak pertanyaan....
riana menghela nafas panjang mendengar perkataan bobby yang sedang merajuk meminta penjelasan.
"aku pulang dulu." pamit riana sengaja tidak memberikan penjelasan.
"dia bakal pulang kak, mereka sedang dalam perjalanan." perkataan bobby membuat riana mematung.
"bukan urusanku." ucap riana langsung pergi tanpa menoleh sedikit pun.
_ _ _ _ _
Sesampinya dirumah tiba-tiba ada yang mengirim riana sebuah foto, yang dimana disana terdapat erlangga sedang berkencan dengan seorang perempuan asing.
[💬 dia sedang bersama dan lagi mereka sangan mesra.]
[💬 jangan pakai hati nanti lo terluka, inget pesan gue. Apa pun yang terjadi jangan sampai membuat lo lengah apalagi lemah.]
riana tersenyum membaca pesan dari seseorang yang sangat menghawatirkannya dari jauh.
[💬 tenang aja gue tau batas, dan lagi gue ini sangat profesional jangan khawatir.]
setelah membalas pesan riana pun langsung menaruh hp kembali ke meja.
Senyuman menyeringai diwajah riana mengingat perlakuan lembut erlangga ternyata hanya alibi untuk membuatnya luluh.
Dari pada sibuk memikirkan suaminya bersama wanita lain, riana memilih bersantai di kebun belakang sambil membawa cemilan.
Saat sudah sampai di kebun belakang yang sangat bunga, mata riana menatap satu tempat yang sangat tertutup membuat jiwanya sangat penasaran.
"nyonya anda mau kemana?" tanya parman tukang kebun.
"eh mag enggak ini aku liat bunga cantik jadi mau petik bolehkan?" jawab riana memberikan alasan.
"baiklah nyonya silahkan lanjutkan kembali saya permisi dulu sudah waktunya pulang." mang parman pun meminta izin, Dibalas anggukan riana.
Sudah cukup lama mang parman pergi. Kini riana berjalan menuju pintu yang tertutup banyak bunga.
Memang jika dilihat dengan teliti itu adalah sebuah pintu penghubung entah menghubung kemana, membuat riana semakin penasaran.
Mungkin karna sudah tua dan penglihatan mang parman sudah mulai rabun jadi tidak melihat dengan jelas.bahwa ada pintu tertutup rapat oleh bunga.
Perlahan tangan riana memegang membuka pintu tersebut untungnya pintu itu tidak dikunci jadi memudahkannya masuk.
Mungkin yang membuat pintu berpikir tidak perlu menguncinya karna tidak akan ada orang yang membukanya. Tapi kini pintu tersebut telah dibuka oleh riana.
Perlahan tangan riana menghidupkan lampu untuk memberikan penerangan disana.
didalam setelah riana masuk dirinya merasa takjub karna tempat ini sangat bersih tapi satu tempat banyak darah disana, ketika riana melangkah jauh.
"tempat apa ini sebenarnya, disatu sisi sangat bersih dan disisi lain banyak darah berceceran seperti ruang penyiksaan." gumam riana sedikit merinding juga.
Tangan bergetar hebat menutup mulutnya. tiba-tiba nafasnya tercekat tidak beraturan, seketika kakinya sangat lemas.
terdapat banyak foto bergantungan disana yang sudah diberi tanda X disetiap foto.
mata riana langsung terbelalak melihat orang yang ada difoto-foto, itu adalah orang yang menghilang lama bahkan polisi pun tidak dapat menemukan jejak mereka.
Perut riana seketika bergejolak merasakan mual yang amat menjijikan bahkan yang lebih parahnya lagi terdapat fotonya sendiri berada ditengah-tengah para korban.
"gila ini gila siapa sebenarnya yang sudah melakukan ini? Gak mungkin erlangga kan." kaget riana memilih pergi.
Logikanya berkata bahwa mungkin saja erlangga tapi dia kan tidak mungkin melakukan hal seperti itu, bahkan membunuh seekor semut saja takut, pikiran riana kini tertuju pada tukang kebun pak parman.
Seluruh tubuh riana gemetar takut bahkan wajahnya pun sangat pucat pasi. Bayangan itu terus terlintas di kepala kecilnya.
Tepat saat riana keluar berjalan menuju rumah, disana dia sudha berpapasan dengan erlangga yang baru pulang padahal janjikan paling cepat pulangnya nanti tengah malam.
Tapi kini dia berada di depan riana sambil tersenyum menghampiri sang istri.
"nyonya! Ada yang sakit? kenapa sampai pucat pasi seperti ini wajahnya." panik erlangga.
Bukannya menjawab justru kini riana terjatuh pingsan dihadapan erlangga.
"RIANA?!" panik erlangga langsung memangku istri kecilnya kerumah sakit.