Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benteng Terluar Amberwater
[Dungeon 3-2 Benteng Terluar Kerajaan]
[Kalahkan Musuh, Damned Templar 0/3]
Damned Templar adalah monster yang hampir sama dengan Damned Knight. Mereka memiliki zirah lengkap dengan helm dan berbagai persenjataan yang lebih berat daripada Damned Knight. Mereka adalah monster yang lebih berbahaya dan lebih kuat dari Damned Knight.
“Kau tahu Damned Templar Lukasz?” tanyaku padanya.
“Selain dari buku di perpustakaan, saya rasa tidak Yang Mulia,” ucapnya padaku.
“Damned Templar merupakan versi kuat dari Damned Knight. Mereka lebih kuat, lebih tinggi dan secara umum lebih berbahaya daripada Damned Knight,” ucapku sebelum menyiramkan air suci kembali ke pedangku.
“Secara kekuatan, mereka lebih lemah daripada Orc Champion, seharusnya kau bisa mengalahkan satu Lukasz,”
Mereka meraung keras dan menyerang kami berlima. Lukasz melesat maju dan menahan serangan salah satu dari mereka. Aku menahan salah satu dari mereka juga dengan bantuan dorongan dari Maria, sementara yang terakhir harus dibakar Michelle terus menerus.
Pembakaran dari Michelle yang diikuti dengan petir olehnya mengikis zirah Damned Templar dan membuatnya tertahan pada satu posisi. Adeela yang melihatnya nemembakkan panahnya yang dengan mudah menembus zirah Damned Templar menembus inti dan membunuhnya.
“Dia berat sekali Yang Mulia!” ucap Maria yang makin kebawah menahan serangannya dengan sihir perisainya.
“Dia murni kekuatan Maria!” ucapku yang menendang kaki Damned Templar tersebut. Rasanya seperti menendang tembok. Dia malah menangkap kakiku dan melemparkanku ke Maria yang ada dibelakangku.
“Kenapa aku selalu dilemparkan!” ucapanku setelah menabrak Maria.
“Yang Mulia!” ucap Adeela yang mulai menembakkan anak panahnya ke musuh selanjutnya.
Beberapa anak panah menempel tanpa menembus zirah tebal tersebut. Michelle tetap menembakkan sihir apinya yang mendorong Damned Templar tersebut menjauh sebelum dapat menyerangnya.
“Nona Adeela! Tembakkan lagi!” ucapnya yang diikuti tembakan Adeela beberapa kali yang mengalahkannya kembali.
Disisi lain, Lukasz dan Damned Templar terakhir masih saling beradu kekuatan dan kemampuan berpedang mereka. Secara kekuatan Lukasz kalah, namun kemampuan bepedangnya diatas Damned Templar yang hanya mengandalkan kekuatannya saja.
Lukasz menangkis serangan pedang Damned Templar dengan pelindung tangan pedangnya dan melemparkannya kekanan. Tanpa pedangnya, dia menggunakan tinjunya yang dapat ditahan oleh Lukasz meskipun harus mundur beberapa langkah karena kekuatannya. Damned Templar tersebut juga terluka di tangannya setelah menghantam pedang suci Lukasz.
“Jangan meremehkanku, aku ini Ksatria Pilihan!” ucap Lukasz sebelum melesat, melompat dan menendang kepala Damned Templar secara memutar, meningkatkan mementum untuk memberikan kerusakan maksimal. Setelah Damned Templar terduduk, Lukasz muncul dibelakangnya dengan kedua tangannya memeluk Damned Templar dan membantingnya dengan suplex.
Setelahnya, ia memotong tubuh Damned Templar yang telah mengalami kerusakan hingga terpotong menjadi dua bagian. Ia menyarungkan pedangnya dan sinar keemasan bersinar sebentar lalu menghilang dan memperlihatkan Damned Templar yang menghilang perlahan menjadi debu.
Amberwater Great Sword [R] x3
“Tidak ada zirah yang dapat diambil, semuanya telah rusak parah, lagipula terlalu berat untuk dipakai sih,” ucapku setelah membawa sebuah pedang besar ini.
“Berat banget sih ini!” ucapku dan Maria yang mencoba membawa pedang ini sebelum memasukkannya ke penyimpanan sihir.
“Ini mungkin sekitar 25kg Yang Mulia!” ucap Adeela mencoba mengangkat salah satu pedang.
“Dengan berat ini akan menimbulkan makin banyak kerusakan saat mengayunkannya dengan kuat, dasar monster,” ucap Lukasz yang mengangguk saat mengangkat pedangnya satu tangan.
“Itu datang juga dari monster otot disamping kita,” ucap Michelle yang nampaknya sudah tidak takut dengan pria di tim kita.
“Kukira kau takut dengan pria Michelle?” tanyaku padanya.
“Aku tidak menganggap tuan Lukasz sebagai pria, tetapi gorilla Yang Mulia,” ucapannya menusuk hati Lukasz dengan telak.
“Aku paham itu,” ucap Adeela dan Maria bersamaan, tusukan makin tajam ke hati Lukasz, dia melihatku yang juga tersenyum mendengarnya.
“Ksatria Gorilla Kerajaan Andalusia? Mungkin cocok untuk Lukasz, hahaha,” aku tertawa mendengarnya, maaf Lukasz, tapi hatimu harus kukorbankan untuk aku tertawa.
[Dungeon 3-3 Benteng Terluar Kerajaan]
[Kalahkan Musuh, Forsaken Knight 0/1]
Kami memasuki ruangan dibawah lagi, sebuah ruangan yang cukup besar dengan banyak obor yang menerangi ruangan ini. Nyala api menerangi ruangan ini yang diujungnya adalah seorang Ksatria dengan pedang dan perisainya. Seorang mayat hidup bernama Forsaken Knight.
Forsaken Knight sesuai namanya adalah Ksatria yang ditinggalkan oleh seluruh timnya karena alasan tertentu yang dapat membahayakan satu tim. Forsaken Knight juga merupakan monster kuat yang bahkan lebih kuat daripada Damned Templar walaupun memiliki tubuh sebesar Damned Knight.
Yang menjadi hal yang harus diwaspadai dari mereka adalah kemampuan berpedangnya yang sangat bagus dan perlengkapan mereka yang cukup baik. Minimal adalah sebuah zirah atau senjata dengan rating [SR] yang akan mereka hasilkan setelah berhasil dikalahkan.
“Dia datang Yang Mulia!” ucapan Lukasz mengagetkanku, Forsaken Knight melesat maju dan pedangnya bertumbuk dengan pedang Lukasz menyebabkan percikan api dan ledakan yang cukup untuk mengguncang seluruh kaca disini.
“Sangat Kuat! Menyenangkan!” Lukasz menepis pedang itu dan menendang Forsaken Knight mundur. Lukasz balas melesat dan melancarkan serangan demi serangan ke Forsaken Knight. Serangan yang dia lakukan selalu tepat sasaran walaupun Forsaken Knight mampu menepis seluruh serangan Lukasz.
“Persiapkan serangan kalian!” ucapku yang langsung dibalas oleh Lukasz.
“Serahkan ini kepada saya Yang Mulia! Ini adalah pertarungan sesama Kesatria disini Yang Mulia,” kami saling menatap sebelum sama-sama mengangguk, namun aku masih menyuruh mereka bersiap jika ada yang tidak beres terjadi ke Lukasz.
Pedang Lukasz telah menyala terang yang ditebaskan ke Forsaken, namun secara mengejutkan kedua pedang terlepas dari tangan mereka masing-masing dan menancap ke lantai benteng. Pertarungan dilanjutkan dengan baku hantam antara Lukasz dan Forsaken.
Lukasz sempat terpojok dengan berbagai pukulan yang memundurkan Lukasz beberapa langkah, namun secara mengejutkan, saat kami sudah akan menggunakan sihir kami mengalahkan Forsaken, Lukasz maju dan memukul wajah Forsaken, memutarkan kepalanya 180 derajat.
Saat setelah Forsaken terpental kebelakang, Lukasz mengambil pedangnya dan memenggal kepala Forsaken dengan cepat dan efisien, menerbangkan kepala tersebut yang perlahan berubah menjadi debu. Meninggalkan zirah dan senjata Forsaken untuk kemenangan Lukasz dalam duelnya.
Forsaken Armor Set [R]
Forsaken Knight Sword [SR]
Kami membuka pintu dan akhirnya kami berada di safezone wilayah ini.
[Dungeon 3 – Safezone]
Kami juga cukup lelah, namun sepertinya tidak ada yang ingin bersantai sepertiku disini.
“Kalian tidak capek seharian berdiri seperti itu?” tanyaku pada mereka setelah mengeluarkan sebuah tikar dan perbekalan kami.
“Sebagai seorang Ksatria, saya akan berjaga disini Yang Mulia!” ucap Lukasz padaku.
“Ini perintah Putri Andalusia, kalian semua akan beristirahat disini hingga aku menyuruh kalian kembali bergerak!” ucapanku mematahkan ketegangan mereka, mungkin mereka berpikir bagaimana aku dapat bersantai di wilayah Dungeon seperti ini.
“Aku bawa banyak makanan dan minuman disini, jangan malu-malu ya kalian,” mereka masih diam-diam saja, masih memperhatikan sekitar mereka.
“Sudah kubilang ini Safezone! Tidak ada musuh disini, jadi istirahatkan diri kalian sekarang juga!” ucapku dengan menunjukkan wajah seramku pada mereka yang langsung terdiam di tempat mereka masing-masing dan ikut duduk bersamaku disini.
“Bagaimana pengalaman barumu disini adik tercinta?” tanyaku ke Adeela yang sedang melahap rotinya.
“Jujur saja Yang Mulia, pertama kali aku melihat monster-monster itu, rasa takutku naik secara tiba-tiba. Bahkan aku tidak bisa bergerak saat melihat Damned Knight itu.”
“Tapi, apa yang anda lakukan, maju tanpa ketakutan bersama dengan kakak kakak yang lain membuatku berpikir anda keren sekali!”
“Aku juga ingin menjadi keren seperti anda Yang Mulia,” ucapnya padaku yang mengangguk mendengarkannya.
“Itu bagus, ketakutan adalah reaksi manusiawi, itu adalah hal yang sangat wajar untuk manusia, terutama saat menghadapi sesuatu yang baru, yang tidak pernah dirasakan oleh orang lain, sesuatu yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh otak kita, tentunya akan menjadi hal baru yang menyeramkan.” Ucapku sambil mengelus rambutnya, Lukasz dan Maria melihatku sepertinya ingin dielus juga, tapi nanti saja.
“Yang Mulia, apakah kita akan melakukan ini hingga ke Kastil Kerajaan?” tanya Adeela yang mengangkat tanganku dan menunjuk ke Kastil Amberwater dari jendela.
“Iya, namun tidak hari ini, masih ada banyak hal yang harus kita lakukan sebelum itu,” ucapku sebelum meneguk segelas air.
“Michelle sepertinya kau diam saja dari tadi, ada apa?” tanyaku padanya.
“Tidak ada Yang Mulia, hanya saja saya merasakan sesuatu yang familiar dengan monster-monster yang ada disini, seperti saya pernah bertemu dengan mereka sebelumnya,” ucap Michelle padaku.
“Begitupun dengan saya Yang Mulia!” ucap Maria mengangguk.
“Saya merasakan mereka familiar dengan kita, persis saat kita melawan para Orc sebelumnya,” ucap Maria kembali.
“Tapi itu aneh, bagaimana kita bisa familiar dengan monster yang mendiami tempat ini selama 600 tahun lebih?” ucap Lukasz yang mengunyah makanannya.
“Memang sangat aneh, para Damned dan Forsaken yang kita lawan dulunya adalah pasukan Kerajaan Amberwater yang berubah setelah menentang Raja mereka.”
“Mereka murni menjadi monster karena keinginan mereka sendiri, tapi bagaimana itu bisa membuat kalian merasa familiar dengan mereka?” tanyaku balik.
“Ada sesuatu yang terasa ganjil Yang Mulia,” ucap Lukasz.
“Kita bisa memikirkannya di Kota, yang harus kita lakukan adalah menyelesaikan tempat ini,” ucapku bersandar di Maria.
Setelah kurang lebih setengah jam, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami
“Baiklah kalian semua, istirahat selesai, kita harus melanjutkan perjalanan ini,” ucapku sembari berdiri dan meregangkan tubuhku.
“Kita tidak ingin berada disini terus menerus kan?” tambahku pada mereka.
“Dua area lagi setelah itu area boss,” ucapku sebelum membuka pintu lagi.
[Dungeon 3-4 Benteng Terluar Kerajaan]
[Kalahkan Musuh, Damned Knight 20/20 Damned Templar 2/2]
Sekarang berisi dua jenis musuh, sepertinya mereka adalah satu pasukan, tapi kenapa terlihat sepertinya mereka telah dikalahkan?
Area ini sangat luas, seperti sebuah barak tentara daripada area pertahanan.
“Bersiaplah kalian semua, ada hal yang tidak beres telah terjadi disini,” ucapku ke seluruh anggota timku. Api menyala kembali, sebuah api hijau terlihat lebih terang daripada yang lain berasal dari tengah area. Seseorang berdiri disana dengan pedang yang masih menancap di salah satu zirah monster.
“Yang Mulia, bukankah itu orang yang pernah bertemu dengan kita saat memasuki tempat ini?” tanya Lukasz padaku berbisik. Ia menarik tanganku dan memundurkanku kebelakangnya bersama Maria.
“Benar, si Dark itu Yang Mulia,” ucap Maria padaku yang mengangguk sementara Michelle dan Adeela masih kebingungan dengan siapa yang kami bicarakan.
Kami berjalan mendekatinya, selain itu kami juga melihat banyaknya Damned Knight yang dikalahkan olehnya, rata-rata dengan bekas sinar putih di zirah mereka.
Dari ratusan permainanku, tidak pernah aku bertemu dengan NPC satu ini, jadi aku tidak bisa menyimpulkan NPC baik atau jahat dia.
Kerajaan Amberwater menyimpan ratusan jenis monster dan iblis yang sangat kuat, dan yang lebih mengerikan daripada monster adalah para NPC yang selamat dan tinggal disini. Bagaimana tidak mengerikan untuk orang-orang yang mampu mengalahkan monster terutama di rumahnya sendiri.
“Jadi, rumor yang beredar disini ternyata sebuah kebenaran?” ucapnya menatap kami, walaupun kami tidak dapat melihat wajahnya secara langsung, kedua matanya yang bersinar dapat memberikan efek ketakutan yang cukup untuk kami menyiapkan seluruh senjata kami.
“Dark!” ucapku dari belakang Lukasz, jika kami salah bertingkah, Dark bisa saja menjadi musuh kami yang terkuat. Lihalah bagaimana dia mengalahkan seluruh Damned di tempat ini.
“Nona Verxina,” ucapnya yang mencabut pedangnya dan menyarungkan kembali di punggungnya.
“Kalian benar-benar melakukannya, sebagai penghuni tempat ini saya berterima kasih. Oleh karena itu, sekarang.”
Ucapnya sebelum membuka jubahnya, memperlihatkan zirahnya yang terlihat sangat kuat. Kami juga bersiap, jika akan terjadi apa-apa seperti dia akan menyerang kami, namun dia malah mengeluarkan tiga buah peti kepada kami.
“Silahkan, pilihlah hadiah yang kalian inginkan,” ucapnya memperlihatkan tiga buah peti besar di depan kami.
“Heh! Kau NPC pembawa hadiah?!” tanyaku padanya tidak percaya.
“NPC apa itu? Aku juga membuka toko perlengkapan, dan juga hadiah ini adalah murni dari kalian yang berhasil mencapai tempat ini,” ucapnya pada kami.
“Ehhhh!” seluruh anggota timku berkata bersamaan melihatnya, tidak ada niatan jahat, hanya niatan baiknya memberikan hadiah untuk kami.
“Apa isinya kalo boleh tahu?” tanyaku padanya. Dark yang selama ini kukira adalah NPC misterius ternyata adalah NPC pedagang dan pemberi hadiah.