"Ternyata, orang yang aku kira menyayangi ku, adalah orang yang mengharapkan kematian ku, " ujar jiwa Ciara lurus di atas salju yang dingin.
"Tuhan... jika aku di beri kesempatan untuk hidup kembali, aku mohon Tuhan, ijinkan aku untuk membalas semua rasa sakit ini.. " ujar Ciara kembali.
Cetasss..
Jleederrr..
jleedeerrr..
"Aku tau Tuhan, kau mendengar semua ucapan ku, ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-24. Bermain Dengan Sania Sungguh Menyenangkan
"Adik.. Adik.. wah.. kamu cantik sekali Adik" setelah melihat penampilan Sania yang baru Ciara dengan sengaja memuji nya.
Namun Sania bukan nya senang, melainkan dia merasa marah.. karna penampilan Ciara malah lebih memukau jika di bandingkan dengan dirinya.
Sania mengeratkan genggaman tangan nga hingga jari kuku nya memutih, Sania menatap penuh kebencian pada paras sempurna milik Ciara.
"Wajah itu.. wajah itu.. seharusnya sudah hancur tak berupa" bisik marah Sania terus memandangi kecantikan sempurna milik Ciara.
"Adik.. kenapa kamu diam saja??" Ciara memeluk erat tubuh Sania, tentu saja perbuatan nya membuat Sania merasa sesak.
"Ka Kakak.. jangan ken kencang-kencang.. lep lepas kan bo bodoh " Sania berusaha melepaskan diri dari pelukan Ciara, dan tanpa sengaja Sania mengatai Ciara bodoh.
"Dasar wanita bodoh.. apa dia tak tau kalau dia ini membuat ku sasak" monolog Sania dalam hati merutuki perilaku Ciara.
"Maafkan aku Adik.. aku hanya merindukan mu" Ciara memasang wajah sedih dan menunjukkan rasa penyesalan, namun dalam hati Ciara bersorak gembira.. karna secara tidak sengaja, Sania menunjukan warna kulit nya yang asli di hadapan orang-orang.
"Tidak apa-apa sayang.. Adik mu hanya merasa pelukan mu terlalu kuat" Mariana tak ingin ada kekacauan sebelum di mulai nya permainan mereka, maka secepat mungkin Mariana membujuk Ciara.
"Jadi Adik tak marah kan Bibi?" Ciara kembali ceria setelah mendengar ucapan Mariana, dan Ciara juga kembali memasang wajah bodoh nya.
Sementara Sania dia memutar mata malas, Sania sebenarnya sudah malas untuk berpura-pura baik, sebenarnya Sania sangat ingin bersikap kasar pada Ciara saat ini juga.
Tapi kedua orang tua nya selalu menentang ke inginkan nya, mereka bilang akan ada masanya Sania bisa berbuat sedemikian.
Namun bukan untuk saat ini, jadi Sania di mintai untuk tetap bersabar.. jadi meski Sania marah besar pada Ciara, Sania tak bisa menunjukan nya secara langsung.
"Iya sayang Adik mu tak marah.. benar kan Sania?" Mariana menyikut tangan Sania pelan, agar Sania kembali memerankan peran nya sebagai Adik yang baik untuk Ciara.
"Benar kata Ibu Kakak.. aku tak marah padamu, tadi aku hanya merasa sedikit sesak saja, hingga mulut ku hilang kendali" Sania kembali berperan sebagai adik yang baik untuk Ciara.
"Kalau begitu ayo kita segera berangkat" Mariana tak ingin menghabiskan waktu hanya untuk membujuk Ciara, Mariana ingin segera bersenang-senang dengan apa yang sudah dia rencanakan.
"Yeeeee.. ayo kita berangkat" Ciara melompat-lompat layak nya anak kecil.
…………………………………………
"Suami ku bagaimana, apa sudah ada perubahan lagi?" sang istri kembali menanyakan kondisi sang suami.
"Sedikit lagi, sedikit lagi sayang.. " sang suami tampak gembira dengan pencapaian nya, sedikit lagi maka semua kekuatan nya akan kembali.
"Syukurlah.. terus lah semangat Suami ku, aku yakin semua kekuatan mu akan segera kembali.. dan kita akan segera pergi meninggalkan tempat terkutuk ini" sang istri benar-benar gembira mendengar jawaban sang suami.
"Iya sayang.. kita akan segera keluar dari tempat terkutuk ini" sang suami juga sudah merasa tak tega pada sang istri, mereka dia ini terus-menerus di perlakukan melebihi dari hewan, dan mereka pun dengan terpaksa harus selalu memakan makanan sisa yang tak layak untuk di makan.
"Akhirnya.. kita akan segera bertemu dengan Putri kita.. aku begitu merindukan nya Suami ku" setelah berpisah selama berbulan-bulan sang istri benar-benar sangat merindukan putri mereka yang sudah lama terpisahkan dari mereka.
"Aku juga sama merindukan nya Istriku.. bersabarlah sebentar, dan tetap lah berpura-pura tak berdaya" sang suami kembali mengingatkan jika mereka harus tetap berpura-pura dan selalu waspada, karna tempat yang mereka tempati sekarang bukan lah tempat yang aman untuk mereka.
"Jangan khawatir Suami ku demi semua harapan kita, aku rela terus berpura-pura" sang istri selalu menyetujui apa yang di katakan oleh sang suami.
"Ini semua demi kebahagiaan yang kita mimpikan Istri ku" sang suami tak ingin sang istri kecewa, maka dia selalu membujuk dan. mengingatkan sang istri bahwa apa yang mereka lalui sekarang, itu hanya untuk mencapai semua mimpi dan harapan mereka.
"Aku tau Suami ku.. " dengan sadar serta sabar sang istri rela menerima semuanya.
…………………………………………………
"Yeeeee... akhirnya kita sampai juga" Ciara bersorak gembira saat sudah sampai di tempat yang mereka tuju.
"Pelan-pelan sayang" Mariana mencoba mencegah Ciara, padahal dalam hati Mariana berharap agar Ciara terus melakukan aksi bodoh nya itu.
"Adik.. lihatlah di sana banyak sekali yang menjual makanan.. aku ingin beli, aku ingin beli" Ciara menarik-narik baju Sania, mengajak Sania untuk menemaninya ke tempat ramai yang ditunjuk nya.
"Kakak.. Kakak pergi sendiri saja ya" Sania menolak ke inginan Ciara, karna menurut Sania jajanan yang berjejer itu hanyalah jajanan anak kecil.
"Adik ayo temani aku.. ya ya Adik ayo temani aku.. " Ciara terus menarik Sania agar mau pergi bersama nya.
Sania tampak kesal, dan Sania menengok ke arah ibunya yang juga sama sedang menatap nya.
Mariana memberikan kode agar Sania mau menuruti semua ke inginan Ciara, maka dengan malas Sania menuruti keinginan Ciara.
Sania melangkah perlahan, dan dia menahan rasa malu nya ketika mengikuti Ciara.. tak segan-segan Ciara bahkan yang sesekali menyuapi Sania dengan makanan yang di beli nya.
Dan kini melut Sania sudah penuh dengan berbagai makanan yang di suapi secara paksa oleh Ciara.
"Berhenti Kak.. aku sudah kenyang" Sania berteriak prustasi meminta Ciara untuk segera berhenti.
Sedangkan Ciara.. dia benar-benar menikmati semua yang telah di lakukan nya pada Sania.
Sungguh menyenangkan sekali bisa terus bermain-main dengan Sania, dan sungguh menyenangkan sekali melihat raut wajah Sania ketika menahan rasa marah nya.
Sementara Mariana.. dia malah asyik sendiri bersama teman-temannya, Mariana malah sibuk memamerkan kebaikan Sania pada Ciara.
Tanpa Mariana tau kalau Sania sekarang sudah ke walahan menghadapi tingkah Ciara yang sengaja bertingkah bodoh.
"Dia.. selalu saja pintar membuat orang lain marah" Pangeran Jordan sedari tadi terus melihat tingkah laku Ciara dari kejauhan.
Sesekali Pangeran Jordan akan terkekeh kecil melihat tingkah Ciara, bagi Sania tingkah Ciara itu menyebalkan, tapi untuk Pangeran Jordan.. tingkah Ciara itu begitu sangat menggemaskan.
"Tunggu lah.. suatu saat aku akan mengurung mu lalu menghukum mu, karna kamu sudah sering kali membuat aku merasa gemas akan setiap tingkah laku mu itu" monolog Pangeran Jordan sambil terus menatap ke arah Ciara yang terus membuat perkara pada Sania.
"Ibuuuuu.... " Sania berteriak memanggil Mariana yang masih terus saja asyik bercanda gurau bersama teman-temannya.
Yah... bersambung.
lanjut thorr
lanjut up lagi thor💪💪💪💪