NovelToon NovelToon
Dimanja Sahabat Sendiri

Dimanja Sahabat Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Dokter / Office Romance
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mila julia

Aruna hanyalah perawat psikologi biasa—ceroboh, penuh akal, dan tak jarang jadi sasaran omelan dokter senior. Tapi di balik semua kekurangannya, ada satu hal yang membuatnya berbeda: keberaniannya mengambil jalan tak biasa demi pasien-pasiennya.
Sampai suatu hari, nekatnya hampir membuat ia kehilangan pekerjaan.

Di tengah kekacauan itu, hanya Dirga yang tetap bertahan di sisinya. Sahabat sekaligus pria yang akhirnya menjadi suaminya—bukan karena cinta, melainkan karena teror orang tua mereka yang tak henti menjodohkan. Sebuah pernikahan dengan perjanjian pun terjadi.

Namun, tinggal serumah sebagai pasangan sah tidak pernah semudah yang mereka bayangkan. Dari sahabat, rekan kerja, hingga suami istri—pertengkaran, tawa, dan luka perlahan menguji batas hati mereka.
Benarkah cinta bisa tumbuh dari persahabatan… atau justru hancur di balik seragam putih yang mereka kenakan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10.Kejadian di Luar Dugaan

“Ada kok, Ma,” sahut Dirga tiba-tiba, suaranya mantap. Ia merogoh kerah kausnya, lalu mengeluarkan sebuah kalung perak tipis yang menggantung di lehernya. Di sana, cincin kawin mereka berayun jelas di depan mata.

“Ini, lihat.”

Aruna spontan terbelalak. Dahinya berkerut, bibirnya terbuka sedikit tanpa suara. "Sejak kapan dia nyiapin beginian?" batinnya masih penuh tanda tanya.

Dirga melanjutkan dengan wajah penuh percaya diri. “Kami baru aja ganti cincin kawin jadi kalung, Ma. Soalnya aturan rumah sakit kan nggak boleh pake cincin di jari. Jadi biar aman.”

Belum cukup sampai di situ, ia kembali merogoh saku celananya mengeluarkan satu kalung lagi dari saku . “Ini punya Aruna. Masih aku simpan. Iya kan, Run?”

Aruna makin syok, matanya membesar. Namun sebelum sempat protes, Dirga sudah dengan santai memakaikan kalung itu ke lehernya. Jemarinya menyinggung kulit Aruna, membuat gadis itu kaku seketika.

“Gimana, bagus kan, Sayang?” tanya Dirga dengan senyum dipaksakan, tapi matanya melirik nakal ke arah Aruna.

Aruna masih terdiam, wajahnya kaku. Tapi cepat-cepat ia sadar, lalu mengangguk pelan. “I… iya, bagus.” Suaranya serak, senyumnya tipis dan kaku.

“Untung Mama ingetin,” lanjut Dirga cepat, seakan menutup celah pertanyaan lebih jauh.

Mama Lidya dan Bunda Laras kompak tertawa riuh, bahu mereka saling ditepuk.

“Ya ampun! Kirain kalian nyembunyiin pernikahan kalian” ucap Mama Lidya sambil geleng-geleng, wajahnya lega bercampur usil.

“Oooh, jadi gitu toh alasannya,” timpal Bunda Laras ikut tertawa.”Bunda juga ngira kalian sembunyiin pernikahan kalian dari orang -orang."

Aruna dan Dirga ikut tertawa kecil, meski tawa mereka lebih mirip tawa tertekan.

“Ya nggak mungkin lah, Ma.Semua orang tau kok kami berdua sudah menikah. ” ujar Dirga cepat-cepat. Ia melirik Aruna sekilas. “Ya kan, Sayang?”

Aruna menoleh dengan senyum kaku, hanya mengangguk. Pipinya terasa panas, sementara hatinya masih penuh tanda tanya atas trik mendadak yang Dirga lakukan.

"Untung aja Dirga gercep", batinnya sambil menghela napas panjang, diam-diam mengelus dadanya yang masih berdebar.

_____

Malam itu meja makan jadi lebih riuh dari biasanya. Aroma sup iga mengepul hangat, ayam goreng yang kriuk masih beruap, ditambah sambal buatan Mama Lidya .

Aruna sibuk menuang sup ke mangkuk, mencoba menyibukkan diri biar nggak terlalu canggung. Dirga duduk santai di sebelahnya, pura-pura kalem padahal kakinya gemetar menahan ketegangan.

“Runa, coba dong suapin Dirga,” celetuk Mama Lidya tiba-tiba.

Aruna langsung tersedak napas, sendok di tangannya hampir jatuh. “Hah? Suapin, Ma?”

“Iyaaa, biar keliatan makin romantis. Masa pengantin baru nggak saling suap?” Mama Lidya nyengir penuh arti.

Bunda Laras ikut menepuk tangan, semangat banget. “Bener tuh! Ayo, Run, kasih makan suamimu. Mama mau liat!”

Aruna menoleh ke Dirga dengan wajah kaku. Sementara Dirga menahan senyum nakalnya, matanya seakan berkata “ayo dong, biar mereka percaya.”

Dengan pasrah, Aruna menyendok nasi dan ayam goreng, lalu mendekatkan ke mulut Dirga.

Dirga pura-pura membuka mulut lebar, “Aaaa…” katanya seperti anak kecil.

Aruna buru-buru menyumpalkan sendok itu ke mulutnya, wajahnya panas.

“Hmm… enak banget. Suapan istri tercinta memang juara,” kata Dirga setelah mengunyah, sengaja dibuat manis.

Aruna melotot pelan, hampir mau menyikutnya di bawah meja. Tapi dua mama keburu bersorak kegirangan.

“Waaaah, mesra sekali! Cocok banget!” seru Bunda Laras.

Belum cukup sampai di situ, Mama Lidya mencondongkan tubuh dengan ekspresi usil.

“Sekali lagi, tapi sekarang gantian. Dirga suapin Aruna.”

Aruna langsung menggeleng. “Nggak usah, Ma. Aku bisa makan sendiri kok.”

“Tapi Mama mau liat. Ayo, Ga, kasih contoh suami perhatian,” desak Mama Lidya sambil nyengir.

Dirga mengangkat alis, lalu dengan santai mengambil potongan ayam, meniup sebentar, dan menyodorkannya ke bibir Aruna.

Aruna spontan mundur, tapi dua mama itu sudah bersorak lagi.

“Cepet, Run! Jangan bikin malu suami sendiri,” kata Bunda Laras sambil terkekeh.

Dengan wajah merah padam, Aruna akhirnya membuka mulut sedikit. Dirga memasukkan potongan ayam itu dengan sengaja menyentuh bibirnya.

“Enak, kan?” ucap Dirga manis banget, matanya menatap dalam ke arah Aruna.

Aruna hampir keselek, buru-buru menelan cepat sambil menunduk.

“Lihat tuh! Kalau gini mah nggak lama lagi ada cucu!” celetuk Bunda Laras penuh semangat.

Aruna langsung terbatuk, wajahnya makin merah. Dirga menepuk punggungnya sambil pura-pura serius.

“Pelan-pelan, Sayang. Nanti Mama salah sangka kalau kamu buru-buru banget,” bisiknya lirih di telinga Aruna, cukup bikin gadis itu makin kaku.

Dua mama itu tertawa puas, seolah sedang menonton drama favorit di layar kaca. Sementara Aruna hanya bisa menunduk, menahan malu bercampur degup jantung yang makin kencang.

_________

“Baru satu malam Mama sama Bunda nginep di sini, tapi udah bikin kita spot jantung. Gimana kalau mereka nginep seminggu atau sebulan? Bisa mati kita, Ga,” gerutu Aruna sambil menyeret lengan Dirga masuk ke kamar setelah makan malam selesai dan dapur dibereskan.

Dirga mengangguk, wajahnya ikut serius. “Kalau gini terus, perjanjian pernikahan kita bisa keungkap kapan aja.” Pandangannya lalu jatuh pada kain putih tipis yang tergantung di plafon, membelah ranjang mereka jadi dua. Dirga mendesah pelan. “Tapi sebelum mikirin cara ngusir Mama sama Bunda, mending kita singkirin ini dulu. Takutnya nanti mereka curiga lagi, kayak masalah cincin tadi.”

Tanpa banyak basa-basi, Dirga naik ke atas ranjang, meraih kain pembatas itu. Aruna ikut naik, memegangi ujung kain supaya lebih mudah dilepas.

“Tapi sejak kapan lo kepikiran bikin kalung kayak gitu, hah? Kenapa gue nggak tau?” tanya Aruna sambil menahan kain, alisnya berkerut tapi nada suaranya lebih ke penasaran daripada marah.

Dirga terkekeh singkat. “Tadi pagi. Gue kepikiran aja pas buka laci makeup lo. Kebetulan ada rantai kalung kecil, yaudah gue pake buat cincin kawin kita.”

Aruna terdiam sesaat, lalu mengangguk pelan. “Untung aja otak lo encer. Kalau nggak, tadi kita udah mati ”

Senyumnya muncul samar. “Tapi… bagus juga kalungnya. Gue suka.”

Kalung perak itu berkilat tipis, sederhana, tapi cincin kawin yang menggantung di tengahnya membuatnya tampak lebih berarti. Cincin itu jadi semacam perhiasan yang nggak biasa.

Dirga tersenyum lebar, jelas bangga. “Ya iyalah. Gue gitu loh.”

"lo dekatan dikit dong , kalau lo jauhan gitu kainnya jadi ketarik!. " ucap Dirga yang membuat Aruna mendekat ke arahnya sembari terus memperhatikan .

Saat ia sedang membuka ikatan terakhir di plafon, kakinya tiba-tiba menginjak ujung kasur yang licin. Dirga kehilangan keseimbangan, tubuhnya refleks mencari pegangan.

“Run...Run...Aaa—”Teriak Dirga yang membuat Aruna panik dan.....

Bruk!

Dirga jatuh menimpa Aruna. Mereka berdua ambruk, dengan Dirga tepat menghimpit tubuh Aruna. Bibirnya menempel di pipi gadis itu, hangat dan lembut, begitu dekat hingga Aruna bisa merasakan napas Dirga mengalir di kulitnya.

Waktu seolah berhenti. Mata Aruna membesar, napasnya tercekat. Jantungnya berdegup kencang tak karuan, wajahnya langsung panas seperti terbakar. Dirga sendiri terpaku, bibirnya masih menempel samar di pipi Aruna, matanya menatap lurus ke wajah gadis itu dari jarak sedekat ini.

“G… Ga…"

.

.

.

Bersambung .

 °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

EPILOG

Saat hendak mencari parfum di meja rias kaca transparan milik Aruna, pandangan Dirga justru tertumbuk pada sebuah kotak kecil di sudut meja. Kotak cincin pernikahan mereka. Tangan Dirga berhenti, lalu perlahan membuka laci. Dua cincin itu berkilat samar di dalam kotak, membuat dadanya terasa aneh.

Tanpa berpikir panjang, ia mengambil cincin tersebut dan menggenggamnya erat sebelum keluar dari kamar.

Siang itu, saat jam istirahat di rumah sakit, Dirga buru-buru meninggalkan pekerjaannya. Motor ia pacu ke arah toko perhiasan. Begitu masuk, ia langsung disambut karyawan toko dengan senyum ramah.

“Untuk siapa, Kak?” tanya si karyawan.

“Untuk… istri saya,” jawab Dirga singkat, hampir tidak terdengar. Ujung telinganya memerah, tapi ia segera mengalihkan pandangan.

Ia memilih rantai kalung untuk dirinya sendiri dengan cepat, sekadar formalitas. Namun, ketika harus memilih untuk Aruna, sikapnya berubah. Dirga menatap satu per satu rantai kalung yang ditawarkan dengan mata tajam dan penuh pertimbangan, membuat karyawan toko beberapa kali saling pandang kebingungan.

“Yang ini, Kak? Tipis, manis, cocok untuk perempuan.”

Dirga menggeleng.

“Kalau yang ini? Lebih elegan.”

Dirga mengernyit.

Satu per satu ia tolak, hingga akhirnya matanya berhenti pada rantai kalung sederhana, tapi kuat, berkilau lembut tanpa berlebihan. Ia tersenyum kecil, sesuatu yang jarang terlihat darinya.

“Yang ini.” Suaranya tegas.

Karyawan itu sempat terkejut, lalu tersenyum melihat tatapan Dirga yang berbeda—ada kelembutan yang jarang pria itu tunjukkan.

Dirga menggenggam rantai kalung itu seakan sudah yakin. “Cocok. Pas untuk dia.”

Ia pulang dengan kantong kecil berisi rantai kalung yang sudah ia bayangkan terpasang manis di leher Aruna, cincin pernikahan mereka menjuntai di sana.

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like 👍🏿 komen😍 dan subscribe ❤dari kalian begitu berarti untuk aku🥰

1
vj'z tri
lanjut thor 🔥🔥🔥🔥
vj'z tri
bales ayo baleh may hempaskan ulat bulu 🔥🔥🔥🔥🔥
vj'z tri
😲😲😲😲😲😲😲😲🫢🫢🫢🥹🥹🥹🥹🥹🥹
vj'z tri
sirine alarm tanda bahaya sepertinya harus mulai dinyalakan🫣🫣
vj'z tri
🫣🫣🫣🫣🫣 kayaknya ulat bulu mulai mendekat
vj'z tri
insting seorang dokter Dirga langsung beraksi, ayo kak bantu kamu pasti bisa membantu istrimu🔥🔥🔥
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 para ibu suri datang 🎉🎉🎉🎉🎉siap siap ada gebrakan ap lagi
vj'z tri
semua terserah padamu aku begini adanya ku hormati keputusanmu apapun yang akan kau katakan aselole🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
😏😏😏😏 langsung berubah tuh muka liat yang bening 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
biasa ajj bro gak sah 👆👆👆👆 tak gigit jari mu 😏😏😏
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 belum lama di sebut dah nongol ajj dr.salma
vj'z tri
🤔🤔🤔🤔🤔🤔 ada yang di sembunyikan aruna
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 sesuai prediksi BMKG tepat sasaran
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 wes toh kalau penguasa bumi sudah bertindak yang lain lewat sen kanan belok kiri
Kutipan Halu: ngk bisa ngelawan yaa kak🤣
total 1 replies
vj'z tri
masa iya drama nya langsung ketawan 🤣🤣🤣
Kutipan Halu: emaknya punya 1001 cara tapi anaknya punya 1002 cara dong biar ngk ketauan😁
total 1 replies
vj'z tri
woi bukan bercanda ga ,pak dokter pie sih 😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Kutipan Halu: tolong di luruskan kak🤣
total 1 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 lah kok baru buka langsung di ajak ngakak berjamaah toh ini
Kutipan Halu: wkwkwk buat mengawali hari yg indah ini kak😁
total 1 replies
vj'z tri
sah 🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
setelah berjuang menyelesaikan bertumpuk tumpuk kerjaan bisa tengok kemari 🤩🤩🤩🤩 warga baru melapor 🤭🤭🤭
kalea rizuky
abis ne nangis darah lu dir klo Aruna ada yg naksir
kalea rizuky: 🤣🤣 sebel liat Dirga sumpah
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!