NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:767
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkhianat

"Yeyyyy ... nilaiku semua mata pelajaranku 100," ucap Jennifer senang sambil menaruh rapornya di atas meja.

Sontak Jennifer memeluk Rosalinda penuh dengan kasih sayang. Rosalinda membalas pelukan Jennifer dengan penuh rasa cinta yang tulus. Rosalinda sangat bahagia melihat nilai 100 di setiap mata pelajaran Jennifer. Dengan hasil yang sempurna ini, Rosalinda bertambah yakin bahwa Jennifer orang yang cerdas, rajin, tekun dan telaten. Rosalinda sangat bangga telah memiliki Jennifer.

"Mommy nanti malam mau makan apa? Nanti aku buatkan," ujar Jennifer tulus sambil melepaskan pelukannya.

""Untuk apa kamu memasak, Sayang?" tanya Rosalinda lembut.

"Aku mau mengucapkan terima kasih untuk Mommy dengan wujud memasak makanan yang Mommy inginkan," jawab Jennifer polos.

"Tidak perlu Nak, Mommy sudah cukup dengan proses yang kamu jalani selama ini dengan tekun."

"Ayolah Mommy ... aku mau masakin makanan kesukaan Mommy untuk merayakan ini," ucap Jennifer memelas.

"Baiklah, soup domba muda."

"Ok, oh ya Daddy sudah tahu tentang ini Mommy?"

"Sudah Nak."

"Di mana Daddy, Mommy?"

"Dia lagi ke kantornya."

"Kalau Daddy suka makan apa Mom?"

"Ehm ... sama."

"Mommy, boleh aku telepon Kak Ronald?"

"Untuk apa Sayang?"

*Untuk kasih tahu soal ini dan ingin mengucapkan rasa terima kasihku karena dia telah mempertemukan aku dengan Mommy."

"Baiklah."

Sedetik kemudian Rosalinda mengambil smartphone miliknya yang berada di atas meja. Menyentuh beberapa ikon untuk menelpon Ronald. Mendekatkan benda persegi panjang itu ke telinga kirinya. Beberapa kali mendengar nada sambung sampai akhirnya sambungan telepon itu tersambung. Tapi, Rosalinda mendengar suara desahan dari dua mulut manusia. Rosalinda langsung menyentuh ikon merah untuk memutuskan sambungan telepon itu dengan wajah yang kesal

"Ada apa Mommy?" tanya Jennifer polos sambil menoleh ke Rosalinda yang sedang menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya.

"Kak Ronald sedang sibuk," jawab Rosalinda sambil menaruh smartphonenya di atas meja. "Nanti kamu mau liburan ke mana Nak, mau liburan ke London?" tanya Rosalinda mengalihkan topik pembicaraan sambil menoleh ke Jennifer.

"Tidak, aku mau liburan ke Los Angeles," jawab Jennifer yang telah membuat Rosalinda kaget.

"Kenapa kamu mau ke Lis Angeles?"

"Aku ingin bertemu dengan Kak Ronald."

Rosalinda tertawa kecil menanggapi ucapan Jennifer, "Kenapa kamu ingin menemui Kak Ronald?"

"Karena dia pangeranku."

"Jennie, Kak Ronald itu bukan pangeran mu, tapi dia itu kakakmu, Sayang."

"Tapi dia yang telah menolong diriku, dan aku suka dengannya Mommy."

"Kamu boleh menyukainya sebagai kakak ya dan tidak boleh menyukainya sebagai seorang pria maupun seorang pangeran, ok, Sayang."

"Ok, Mom. Tapi nanti boleh kan aku liburan ke Los Angeles?"

"Boleh, nanti kamu perginya sama Mommy, Daddy, Kak Liona, Bu Luna, Kak Shayna, Kak Shella dan Kak Shelly."

"Ok. Oh ya Mom, boleh aku bicara dengan Kak Liona? Aku ingin memberi tahu tentang ini dan ingin mengucapkan terima kasih kepadanya karena telah membantu aku belajar.

"Boleh."

Tak lama kemudian, Rosalinda meraih smartphone miliknya yang berada di atas meja. Menyentuh beberapa ikon untuk menelpon Liona. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya. Sambungan telepon itu diangkat, tapi Rosalinda sekilas mendengar suara suami tercintanya. Segera mungkin dia tidak menggubrisnya. Dia mendengar suara nafasnya Liona yang memburu.

"Hallo Liona kamu lagi di mana Nak?" tanya Rosalinda khawatir.

"Hahh ... Hahh ... aku lagi di jalan Mom," ucap Liona sopan.

"Kamu sama siapa Nak?"

"Sama ... kekasihku Mom," ucap Liona yang sudah berhasil mengembalikan hembusan nafasnya yang normal.

"Kekasih barumu?"

"Iya Mommy," jawab Liona berbohong.

"Siapa namanya?"

"Peter, ada apa Mommy?"

"Jennie ingin bicara sama kamu Nak."

"Baiklah."

Sedetik kemudian Rosalinda menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya, lalu memberikan smartphone itu ke Jennifer. Jennifer tersenyum sopan ketika menerima smartphone itu dari Rosalinda. Mendekatkan benda persegi panjang itu ke telinga kirinya. Sekilas Jennie mendengar suara desahan dari mulutnya Liona.

"Hallo Kak Liona," ucap Jennifer ragu.

"Akhhh ... Akhh ... Iya akh ...."

"Aku telah mendapatkan nilai sempurna di setiap mata pelajaran. Terima kasih banyak atas bantuannya," ucap Jennifer sopan tapi ragu.

"Akhhh ... Akhhh ... Iya, udah dulu ya, akhh ...."

Tak lama kemudian, Liona menyentuh ikon merah sambil mendesah karena dia sudah tidak tahan ingin meluapkan rasa gairahnya yang membuncah akibat ulah Ricardo. Sudah hampir satu jam mereka melakukan hubungan intim di dalam mobil sehingga mobil itu terguncang hebat. Mobilnya terparkir di dalam hutan lindung.

Tanpa disangka, dari jarak kejauhan ada seorang sniper yang sedang menargetkan mereka berdua dengan senjata perendam suara sehingga senjata itu tidak bersuara keras ketika melepaskan peluru. Sniper itu melepaskan satu peluru ke arah Ricardo Bergerak sedikit, lalu melepaskan satu peluru ke arah Liona yang sedang asyik menggenjot senjata pamungkasnya Ricardo.

Dooorrrrr!!

Satu tembakan telah mengganggu kegiatan mereka. Peluru menembus kepalanya Ricardo. Darah segar mengucur deras mengenai dan membasahi wajah dan tubuhnya Liona. Ricardo meninggal dunia seketika dengan mata terbelalak dan mulut terbuka. Liona seketika berteriak karena kaget dan ketakutan. Tubuhnya gemetar hebat, tak mampu bergerak sedikit pun akibat teror yang baru saja dialami.

Dooorrrrr!!

Sebuah peluru menembus kepalanya Liona. Seketika Liona meninggal dunia dengan mulut yang terbuka dan mata terbelalak. Tubuh mereka masih menyatu dengan saling berpelukan. Sementara sniper itu, gadis bermata hijau tersenyum miring, puas telah menyelesaikan tugasnya sebagai pembunuh bayaran. Dia memegang senapan penembak jitu yang baru saja dia gunakan untuk menghabisi nyawa kedua orang itu.

Dia merasa bangga karena berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna dan mendapatkan bayaran jutaan dolar. Sambil menutup senapan penembak jitu itu, gadis bermata hijau itu memandangi hutan lindung yang menjadi saksi bisu atas aksi keji yang baru saja dia lakukan. Gadis cantik itu merebahkan tubuhnya di atas rerumputan.

Tak butuh lama, gadis itu merogoh kantung dalam jaket kulitnya untuk mengambil ponsel lawas miliknya. Memencet beberapa tombol untuk menghubungi klien yang meminta pembunuhan ini. Memencet tombol hijau, lalu mendekatkan benda itu ke telinga kirinya. Beberapa kali mendengar suara nada sambung sehingga panggilan telepon itu dijawab oleh kliennya.

"Aku sudah menewaskan mereka berdua," ucap gadis itu datar.

"Kamu memang hebat, tidak sia-sia aku memberikan tugas ini," ucap seorang pria muda dari balik teleponnya.

"Tidak perlu basa-basi," ujar gadis itu dengan nada suara yang datar sambil memandang langit sore hari.

"UPS, maaf Nona, saya terlalu bahagia. Tenang saja, bayarannya sudah masuk ke rekeningmu, lihat saja," ujar pria itu dengan nada suara yang senang.

"Hem," jawab datar gadis itu yang langsung menutup ponsel lawasnya.

Menjauhkan benda itu dari telinga kirinya. Seketika masuk sebuah notifikasi dari m-banking miliknya. Memencet beberapa tombol untuk melihat notifikasi secara rinci. Gadis itu tersenyum miring melihat nominal uang yang masuk ke rekeningnya. Menaruh ponsel lawasnya di tempat semula. Memejamkan kedua matanya untuk merilekskan jiwanya.

"Kasihan sekali Nyonya Rosalinda karena telah memiliki suami yang telah berkhianat," gumam gadis itu bermonolog.

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!