Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Setelah selesai makan malam Yoon Gi dan Yoona kembali ke kamar, begitu juga kakek dan neneknya untuk beristirahatlah karena malam sudah semakin larut. Sebelum tidur Yoon Gi dan Yoona berbincang dahulu.
"Rumah ini, rumah kamu kah?" Tanya Yoona ragu.
"Ah, rumah ini adalah rumah peninggalan orang tuaku saat mereka tinggal di Indonesia" ucap Yoon Gi.
"Besar sekali rumah ini bahkan ada halaman dan juga kolam renang yang luas" ucap Yoona sambil melihat ke luar jendela.
"Rumah ini sudah ada bahkan sebelum aku lahir" ungkap Yoon Gi.
"Jadi selama ini kamu seorang miliarder?" Tanya Yoona lagi.
"Bukan aku, tapi orang tuaku lah yang memiliki ini semua. Aku tahu semua ini sekitar 10 tahun yang lalu setelah aku keluar dari panti asuhan. Itupun setelah kepala panti memberikan kotak kenangan yang aku bawa saat masih kecil. Karena hidup di panti asuhan aku tidak tahu siapa orang tuaku sebenarnya, sampai kotak itu di berikan padaku. Dan aku pun baru mengetahui nama dan juga marga ku yang sebenarnya, setelah sebelumnya aku bernama Alex. Awalnya aku tidak tahu kenapa identitas aku yang sebenarnya harus di sembunyikan begitu lama sampai kotak itu di buka dan diberikan padaku saat aku akan meninggalkan panti" ujar Yoon Gi menjelaskan.
"Sejak kapan kamu tinggal kamu di Indonesia?" Tanya Yoona yang penasaran.
"Hemmh..., mungkin sejak aku berumur 5 tahun?! Entahlah aku juga kurang ingat dengan itu hal itu karena saat itu aku masih kecil dan tidak ingat apa-apa saat di bawa ke negara ini" ucap Yoon Gi.
"Tapi apa maksud ayah dengan kalau ayah tahu siapa kamu yang sebenarnya di dalam surat itu?!" Tanya Yoona merasa heran.
"Entahlah justru itu yang ingin aku tanyakan pada ayahmu tentang semua yang dia tahu mengenai aku, karena yang aku tahu, selama ini ayahmu lah yang membawa aku ke sini dan menitipkan aku di panti asuhan tempatku tinggal selama ini dan dia juga lah memberikan donasi di panti asuhan itu dan juga uang untuk biaya hidupku selama di panti. Makanya selama ini aku mencarinya kemanapun dan aku baru mengetahui ini sekitar 3 tahun yang lalu, tapi aku selalu gagal untuk menemukan keberadaan ayahmu" ujar Yoon Gi menjelaskan.
"Jadi mungkin ayah tahu soal asal usulmu selama ini tapi ayah masih merahasiakannya bahkan dari kami anak-anaknya?!!" Ucap Yoona.
"Mungkin ayahmu tidak ingin melibatkan keluarganya dan ingin melindungi ku dari sesuatu atau seseorang, mungkin!!" Jawab Yoon Gi ragu.
"Sudahlah lebih kita tidur saja setelah semua yang kita lalui hari ini kamu pasti juga lelah kan?! Jadi lebih baik kalau kita sekarang tidur nanti baru kita bicarakan lagi saat ayahmu sudah sembuh". Ucap Yoon Gi sambil membawa Yoona ke ranjangnya. Mereka kini duduk di tepi ranjang yang besar dan nyaman itu.
"Tapi, kenapa di awal kita bertemu kamu terlihat berantakan dan compang camping begitu dan kenapa juga kamu menggunakan bahasa Korea kalau kamu bisa bahasa Indonesia?!" Tanya penasaran.
"Karena saat itu aku baru mengalami kecelakaan mobilku masuk ke jurang dan aku mencoba untuk keluar dan menyelamatkan diri dengan lompat dari mobil dan mendarat di semak-semak, bajuku robek karena aku merangkak naik untuk bisa sampai di atas, sementara mobilku jatuh dan tenggelam di dasar sungai di bawah jurang itu. Aku menggunakan bahasa Korea karena kamu yang memulainya duluan" jawab Yoon Gi panjang lebar.
"Heh... aku sudah menyapamu dalam bahasa Indonesia kok, tapi kamu tidak langsung menjawab ku makanya aku pikir kamu berasal dari Korea karena penampilanmu, jadi aku menggunakan bahasa Korea dan kamu menjawabnya. Tapi kenapa mobilmu bisa kecelakaan?!" Lanjut tanya Yoona.
"Ya kerana aku pikir kamu bukan bicara padaku saat itu, jadi aku diam saja. Dan soal mobilku aku juga tidak tahu kenapa bisa seperti itu, karena sebelumnya mobil itu baik-baik saja dan tidak ada apa-apa makanya aku sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya" Yoon Gi pun mendekat ke arah Yoona dan mencoba memeluknya dari belakang Yoona yang merasakan ada gerakan sontak kaget dan mencoba menghindar, tapi tangan Yoon Gi lebih cepat dari gerakan tubuh Yoona sehingga Yoon Gi berhasil memeluk Yoona.
"Diam lah seperti ini sebentar aku ingin sekali memelukmu seperti ini, bukankah sekarang kita sudah suami istri?!!" Ujar Yoon Gi sambil terus memeluk Yoona.
"Tapi kenapa beberapa hari lalu kamu menghindari ku" tanya yang penasaran akan sikap Yoon Gi pada malam pertama mereka sebagai suami istri.
"Aku bukannya menghindar tapi melindungi mu. Aku ingin aku memastikan kalau aku bebas dari pengaruh obat-obatan" terang Yoon Gi.
"Kenapa kamu harus memastikannya dulu? Memangnya kamu pengguna obat-obatan?!" Yoona mencoba bertanya tapi Yoon Gi mengelaknya.
"nanti saja jawabnya sekarang kita tidur dulu, dan aku ingin menagih hak ku sebagai suamimu malam ini juga" Yoona yang mendengar hal itu lantas merasa malu dan jantungnya mulai berdebar lebih kencang.
Yoon Gi membalikan tubuh Yoona untuk menghadapnya diapun melepaskan hijab yang di kenakan Yoona dan mulai mencium kelapanya dan juga wajahnya, Yoona semakin di buat tidak karuan karena tubuhnya mulai memanas dan sekujur tubuhnya merasa merinding.
Yoon Gi mulai turun mencium bibir Yoona yang ranum, Yoona memelototkan matanya karena kaget dan perlahan dia mulai mengikuti permainan Yoon Gi. Yoon Gi pun perlahan menurunkan tubuh Yoona dan membaringkannya, tangannya mulai menyentuh tubuh Yoona dan menciumi tubuhnya. Yoona mulai merasa semakin panas tubuhnya dan merasakan ada aliran yang tidak biasa di tubuhnya. Yoon Gi semakin intens melakukan gerakannya di tubuh Yoona, dan Yoona mulai terbiasa dengan sentuhan tangan suaminya di tubuhnya dan malam itu terjadilah penyatuan keduanya.
Keesokan paginya Yoona bangun lebih dulu, karena merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Dia menggeliatkan tubuhnya untuk bangun, Yoona membuka matanya dan dia melihat ada suami yang tidur di sampingnya, Yoona menatap wajah Yoon Gi dengan seksama dia menatap wajah suaminya yang tampan dengan kulitnya yang putih hidung yang cukup mancung, matanya yang sedikit sipit dan wajah yang bulat dengan senyumnya yang manis membuat Yoona tersenyum.
Tapi kejadian tadi malam membuat Yoona sedikit malu karenanya Yoona yang tanpa sadar mendesah kan suaranya karena menikmati permainan suaminya tadi malam, akhirnya membuatnya bangun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi. Yoon Gi yang sebenarnya sudah bangun merasa heran dan tersenyum melihat tingkah istri yang malu-malu. Akhirnya dia memutuskan untuk bangun dan duduk di ranjangnya, sambil memikirkan yang terjadi tadi malam yang membuatnya tersenyum puas dan merasa bahagia. Sementara Yoona merasa malu dan langsung memukul wajahnya pelan ketika dia mengingat kejadian semalam.
"Sadar Yoona, dasar tidak tahu malu bisa-bisanya kamu membayangkan kejadian malam tadi. Dasar mesum... sadarlah Yoon jangan di pikirkan terus, kamu harus fokus dengan tugas yang di berikan ayah, dan segera memenjarakan mama dan semua orang yang terlibat dengan kejahatan mama. Fokuslah Yoon... fokus" Yoona pun segera mandi dan setelah itu keluar dari kamar mandi dengan memakai jubah mandi dan rambut yang masih basah. Yoona melihat Yoon Gi tengah berdiri di dekat jendela dan menatap keluar.
"Kamu sudah bangun? Sejak kapan?" Tanya Yoona.
Yoon Gi berbalik dan melihat ke arah Yoona "saat kamu sudah bangun dan menatap wajahku" jawab Yoon Gi.
Yoona pun merasa malu dan segera menutup wajahnya dengan handuk, namun Yoon Gi mendekatinya dan menarik handuk yang menutupi wajah cantik istrinya. Dia menatap wajah istrinya yang memerah seperti tomat matang tanpa sengaja Yoon Gi melihat belahan dada istrinya dari balik jubah mandi Yoona yang membuat Yoon Gi menelan ludahnya.
Yoona pun tersadar dan mendorong tubuh Yoon Gi sedikit menjauh darinya, "ehm hemh" Yoon Gi pun berbalik dan segera pergi ke kamar mandi sedangkan Yoona segera mengganti bajunya. Setelah keduanya selesai mereka keluar dari kamar dan menuju ruang makan dan Yoona pun mencoba untuk membuatkan sesuatu untuk suaminya.
"Selamat pagi, hyung dan juga nuna ipar" sapa Jong Gook dari pintu dapur.
"Oh ya selamat pagi Jong Gook, kamu mahu sarapan juga?" Tanya Yoona tapi Jong Gook tidak langsung menjawab Ia malah memerhatikan wajah canggung dari Yoon Gi dan Yoona.
"hemmh... ada apa ini kenapa suasananya menjadi canggung seperti ini, apa ada yang terjadi antara kalian malam tadi?!" Tanya Jong Gook yang langsung di jawab oleh mereka secara bersamaan"tidak, tidak ada apa-apa kok" jawab mereka kompak.
"Aneh... sepertinya aku menangkap sesuatu dari ekspresi kalian berdua" ucap Jong Gook yang begitu peka.
"Itu hanya perasaan mu saja mungkin, bagaimana dengan laporan mu tentang apa yang aku minta kemarin?!" Tanya Yoon Gi mengalihkan perhatian Jong Gook.
Yoona pun merasa lega karena Yoon Gi mengalihkan perhatian Jong Gook agar tidak bertanya lagi. Jong Gook pun memberikan sebuah amplop coklat yang terdapat photo-photo Shania bersama bersama mantan suaminya setelah ke luar dari penjara.