NovelToon NovelToon
Dua Hati Satu Takdir

Dua Hati Satu Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

Ketika cinta dan takdir bertemu, kisah dua hati yang berbeda pun bermula.
Alya gadis sederhana yang selalu menundukkan kepalanya pada kehendak orang tua, mendadak harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.

Sementara itu, Raka pria dewasa, penyabar yang terbiasa hidup dengan menuruti pilihan orangtuanya kini menautkan janji suci pada perempuan yang baginya hanyalah orang asing.

Pernikahan tanpa cinta seolah menjadi awal, namun keduanya sepakat untuk menerima dan percaya bahwa takdir tidak pernah keliru. Di balik perbedaan, ada pelajaran tentang pengertian. Di balik keraguan, terselip rasa yang perlahan tumbuh.

Sebab, cinta sejati terkadang bukan tentang siapa yang kita pilih, melainkan siapa yang ditakdirkan untuk kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Setelah melalui banyak proses dan obrolan diantara keluarga Harun, kini sepertinya hari ini adalah hari baru untuk mereka semua.

Pagi yang indah dengan suasana lebih hangat dan lebih saling menghargai satu sama lain, saling menerima dan saling memahami adalah cara yang kali ini sedang dilakukan.

" Kak, hari ini aku yang antar ke kantor ya.. Mas Raka udah kirim pesan, tenang uang bensinku aman hehe".

Sungguh indah sekali komunikasi dan interaksi pagi ini, sungguh benar-benar hangat dan terasa begitu lembut dihati dan telinga. Harun dan Maya yang melihat interaksi dua anaknya kini tersenyum hangat, merasa kini keluarganya utuh.

" Iyaa, Adek kenapa diterima minta kakak aja lain kali". Alya kini menyuapkan roti bakar coklat kesukaannya.

" Udah bosen kalau minta Kakak, lagian Mas Raka yang maksa kan rezeki gak boleh ditolak Kak". Fahri meneguk susu hangatnya dengan tenang, karena pagi ini mendapatkan kiriman nominal cukup besar hanya untuk mengantarkan sang kakak ke kantor.

" Sudah ayo habiskan, Ibu sudah siapkan bekal untuk Kakak dan Adek nanti dibawa ya... Adek bawa mobil kakak hati-hati". Maya kini ikut masuk dalam interaksi dua orang anaknya yang sudah dewasa.

" Adek pake mobil Ayah Bu.. Tadi udah dikasih izin iya kan Yah?". Harun mengangguk dengan senyuman tipis di bibirnya, hatinya benar-benar bahagia pagi ini.

Tidak semua hal yang ditakutkan akan terjadi, seperti beberapa waktu lalu ketika dirinya berbicara dengan Fahri. Sempat takut sang anak akan tersinggung bahkan marah, justru Fahri merenungi menyadari dan kali ini merubah diri menjadi lebih baik.

" Sore gak usah jemput dek, Kakak dijemput Mas Raka jadi kamu langsung pulang aja". Alya menambahkan ucapannya karena baru saja mendapatkan kiriman pesan dari sang kekasih.

" Iyaaa Kak".

" Sayang, pagi ini berangkat sama Fahri dulu yaa.. Maaf Mas tidak bisa antar dulu tapi tidak akan memakan waktu lama, Sore nanti Mas jemput dikantor yaa".

" Iya Mas, semangat kerjanya semoga lancar yaa buat modal nikah heheh..."

Begitulah isi pesan kedua pasangan yang tidak pernah berkurang rasa cintanya, selalu memiliki cara disetiap harinya untuk terus memupuk rasa didalam dada keduanya.

" Kak, udah selesai belum? Yuk keburu macet nanti". Fahri sudah siap entah sejak kapan dia menyelesaikan sarapannya atau mungkin karena Alya yang terlalu fokus pada pesan dari sang kekasih.

" Ck... Sabar de kamu mau jemput lagi siapa sih buru-buru banget". Goda Alya yang kini mendapatkan tatapan tajam dari sang adik.

" Gosip... Pagi-pagi udah gosip, nih bekalnya buruan adek tunggu didepan". Fahri berlalu begitu saja setelah menyimpan kedua kotak bekal dihadapan sang kakak.

" Maaf ya Kak, Adek masih belajar menjadi lebih baik". Maya masih merasa sungkan akan sikap sang anak.

" Ibuuu... Udah ah ini namanya kasih sayang antara kakak dan adik tidak ada yang salah, jangan terlalu dibawa serius takut keburu tua hehe".

Alya berpamitan kepada Harun dan Maya tidak lupa mengecup kedua pipi, lalu menghampiri sang adik yang sudah siap untuk mengantar dirinya ke kantor.

Raka dan Alya sudah saling memberikan kabar jika hari ini keduanya akan benar-benar sibuk, namun tidak ada perasaan khawatir karena setiap ada kesempatan keduanya akan mengirimkan pesan satu sama lain. Sebagai tanda untuk menjaga kebaikan pikiran satu sama lain.

Siang menjelang makan siang yang sudah hadir masih belum menyadarkan seorang Alya yang terlihat masih sibuk dan fokus pada tumpukan dokumen dihadapannya.

Suara perutnya tidak menghalangi untuk meneruskan pekerjaan yang dianggap tanggung sedikit lagi, tapi Alya tidak lupa mengirimkan pesan kepada sang sahabat Dian untuk membelikannya kopi.

Trrriiinggg....

"Sayang, sudah makan siang?"

Mendapatkan pesan dari sang kekasih Alya menatap sekilas kotak bekal sang Ibu, tidak lupa membalas pesan sang kekasih.

" Sudah Mas, bagaimana dengan Mas apakah sudah makan?".

Alya berbohong siang ini, padahal dirinya belum sempat untuk menyantap bekal sang ibu.

" Coffee kesukaan sayangkuuuu sudah tiba, silahkan dinikmati karena aku akan segera kembali" suara lengkingan seorang Dian menggema diruangan Alya.

" Terimakasih sahabat terbaikku, selamat bekerja kembali". Memang hari ini seluruh divisi sedang disibukkan dengan pekerjaan mereka.

" Dasar giliran udah dapet gue dibuang" sungut Dian yang kini menutup pintu ruangan Alya.

Keduanya memang sudah terbiasa berinteraksi seperti itu, karena hanya sebuah candaan ringan saja sebagai penghilang stress.

Pintu ruangan kembali terbuka " Makan dulu baru minum kopi, awas aja sampe lupa".

" Hehe terimakasih pahlawanku sudah mengingatkan hamba". Canda Alya yang kembali membuat keduanya tertawa.

Setelah Dian pergi Alya kembali fokus pada kerjaan melupakan pesan sang kekasih dan juga Dian yang baru saja pergi, memang beginilah Alya yang terkenal dengan pekerja keras dan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat bahkan sampai melupakan dirinya sendiri.

Pukul 15.00..

Ddrrrttt .... Ddrrrrttt.....

Deeggghhh....

Tiba-tiba saja ada yang mengirimkan pesan berupa foto yang terlihat jelas dilayar handphonenya membuat Raka emosi, belum juga sampai ke kantor tapi rasa marah itu sudah hadir.

Baru ditinggal sebentar belum satu hari udah lepas aja.....

1
Wang Lee
Semangat dek
Wang Lee
Kenapa ngak bisa
Wang Lee
Biar tenang dulu iya
Wang Lee
Istirahatlah
Wang Lee
Kok diam
Wang Lee
Pasti angin sesat nih
Wang Lee
Jangan khawatir
Wang Lee
Jangan tatap
Wang Lee
Lihat aja sendiri
Wang Lee
Untuk apa
Wang Lee
Hampiri saja
Wang Lee
Kalau ngak jelas biarkan saja
Wang Lee
Rasa itu pasti timbul
Wang Lee
Terpenuhi semuanya
Wang Lee
Sudah jelas
Wang Lee
Siapa
Wang Lee
Biarkan saja
Wang Lee
mulai terlihat
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹
Dinar Almeera: terimakasih kakakkkuuuuu
total 1 replies
Wang Lee
Belum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!