Penyesalan datangnya selalu diakhir.
Kalau diawal namanya pendaftaran.
Baik buruknya setiap perbuatan,pasti akan mendapat balasan.Percayalah,,karma itu ada
Tuhan maha adil,dalam membagi luka dan kebahagian.
Suka dan Duka akan mewarnai kehidupan manusia.
Apa yang kita tanam,itulah yang akan kita tuai.Jadi berbuat baiklah sebelum penyesalan itu datang.
Yang gak suka sama cerita ini, tinggalkan, jangan dibaca😊 gak usah komentar yang aneh-aneh, apalagi ngebanding-bandingkan dengan cerita lain. Karena beda author beda juga cara mereka bercerita, dan juga beda ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom's chaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Alya bangun lebih dulu. Dia melihat Abimanyu masih tertidur. Alya keluar dari kamar Abimanyu, menuju taman belakang, dimana kamar pembantu berada. Dia menghampiri bi Sari, dan bi Ina, art baru pengganti ibunya. Mereka mengobrol di sana.
Setelah itu Alya menghampiri Alif dan Alifa, yang sedang berlari-larian diruang keluarga. Mereka berdua tidak mau dimandikan oleh baby sitter nya. Alya membujuk mereka hingga mereka pun akhirnya mau mandi, asal Alya yang memandikannya, dan Alya menurutinya.
Alif dan Alifa sudah berganti pakaian. Mereka sudah rapi dan wangi, dan kini sedang menunggu ibunya pulang. Tak lama kemudian, Nisa pun pulang. Alif dan Alifa langsung memeluk ibunya, dan menciumnya.
"Hay Alya !! Sudah lama?" Sapa Nisa saat melihat adik iparnya.
"Sudah mbak. Saya kesini dari pagi."Jawab Alya.
'Kamu kesini sendiri? Mana Abimanyu?" Tanya Nisa
"Ada mbak. Mas Abimanyu dikamar, sedang istirahat." Jawab Alya.
Tumben dia betah disini sama Alya. Mudah-mudahan saja dia sudah mulai jatuh cinta pada Alya. Batin Nisa
"Kenapa nanyain aku? Mbak Nisa kangen sama aku? Aku tahu kok, aku memang ngangenin." Sahut Abimanyu yang tiba-tiba muncul.
"Iya, mbak emang kangen sama kamu. Kangen pengen jitak. Ngomong-ngomong kalian nginep kan?" Tanya Nisa.
Alya melirik Abimanyu. Dia tidak ingin menginap disana. Karena dia tentu akan tidur sekamar dengan Abimanyu. Dan dia tidak mau, walau mungkin mereka tidak akan tidur seranjang.
"Tidak mbak. Kami akan pulang sebentar lagi."Jawab Alya.
"Lhoo kenapa? Mending kalian nginep aja. Jarang-jarang kan kalian nginep disini?"
"Lihat nanti aja deh." Jawab Abimanyu.
"Tante Alya nginep aja disini. Nanti boboknya sama aku ya?" Ucap Alifa. Alya tersenyum mendengar ucapan Alifa.
"Tante nggak bawa baju ganti sayang. Lain kali aja ya." Ucap Alya.
"Ya udah kalau gitu, mbak mau ke kamar dulu ya. Mau bersih-bersih dulu."
Tak lama kemudian Adzan Ashar berkumandang. Alya berniat akan pergi mandi dikamar mandi dapur, namun Abimanyu mencekal tangannya.
"Mau kemana kamu?"
"Saya mau mandi, dan sholat ashar mas."
"Mau mandi tapi kok kamu mau masuk ke dapur?"
"Saya mau mandi di kamar mandi dapur."
"Kenapa mandi disana? Mandi saja dikamar mandi ku. Ayo." Ajak Abimanyu, sambil menarik tangan Alya dan membawanya ke kamar.
"Ini handuknya, masih baru. Aku belum pernah memakainya." Ucap Abimanyu, saat menyerahkan sebuah handuk kepada Alya.
Alya pun mandi, dan berganti pakaian di dalam kamar mandi. Dia memakai bajunya lagi, karena tidak membawa baju ganti. Dia berniat akan menggantinya, saat ia pulang nanti.
Dia keluar dari kamar mandi, dan melihat Abimanyu sedang duduk di ranjangnya.Dia menatap Alya.
"Kamu mandi tapi nggak ganti baju." Kata Abimanyu
"Kenapa memangnya? Baju saya masih bersih kok. Oh ya mas, kita nggak akan nginep kan?" Jawab sekaligus Tanya Alya.
"Sepertinya kita memang harus nginep. Aku juga udah lama nggak nginep disini."
"Tapi mas....."
"Kenapa? Kamu takut tidur di sofa? Tenang aja, kamu akan tidur di kasurku."
"Apa?"
"Iya kamu tidur di kasurku, biar aku tidur di sofa."Jawab Abimanyu.
"Saya nggak bawa baju ganti mas."
"Itu bukan masalah, kamu bisa pinjam baju mbak Nisa, atau kita bisa membelinya dulu."
Duhh gimana ini? Aku nggak mau nginep disini. Aku nggak mau tidur satu kamar dengan mas Abi. Walau kami tidak tidur seranjang. Aku harus cari alasan lain. Batin Alya
Alya sholat ashar dikamar Abimanyu. Karena Abimanyu sudah mempersiapkan mukena dan sajadah disana. Abimanyu pergi mandi, saat Alya sedang sholat.
....…..........
Ditempat Lain.
Rama sedang berada dirumah pak RT, di kampungnya dulu. Dia menanyakan tentang Ibu dan adiknya. Pak RT menceritakan semua yang dia ketahui tentang bu Rahmi dan adiknya.
Rama terhenyak saat mengetahui kalau ibunya sudah meninggal, dan dikuburkan di Jakarta, oleh keluarga majikannya. Dan adiknya, kini masih berada dijakarta.
Rama sangat sedih dan mengkhawatirkan keadaanya.
Dia memikirkan bagaimana nasib adiknya sekarang. Dia sendirian dijakarta. Dia takut adiknya akan berbuat sesuatu yang bisa merugikan dirinya. Rama tahu bagaimana kerasnya kehidupan dijakarta.
"Den...den Rama kenapa? Kok melamun?"Tanya pak RT.
"Tidak pak. Saya hanya mengkhawatirkan adik saya Fitri."
"Den Rama tak perlu khawatir. Neng Fitri baik-baik saja. Saya dengar dia masih tinggal dirumah majikan bu Rahmi. Mereka sangat baik. Dan setahu saya neng Fitri kerja di restoran."
"Oh ya? Apa bapak tahu alamat rumah majikannya, atau mungkin namanya?"
"Maaf den, bapak tidak tahu."
"Apa bapak punya nomor hp Fitri?"
"Tidak den, bapak tidak punya.Tapi coba den Rama tanyakan pada pak Robi, orang yang mengontrak rumah bu Rahmi. Barangkali dia tahu."
"Oh tentu pak saya akan menanyakannya."ucap Rama.
Lalu mereka pun pergi kerumah pak Robi. Rumah masa kecil Rama, yang kini dikontrakkan kepada pak Robi.
Mata Rama berkaca-kaca, saat ia melihat rumah itu. Berjuta kenangan manis bersama ayah, ibu dan adik perempuannya, langsung terbayang dimatanya.Tidak ada yang berubah dengan rumah sederhana itu, kecuali rumah itu yang sudah terlihat semakin tua.
"Saya punya nomor neng Fitri, tapi sepertinya nomor itu sudah nggak aktif. Saya pernah menghubunginya, karena saya ingin memperpanjang kontrak rumah ini, tapi telponnya tidak tersambung."Jelas pak Robi.
"Apa bapak tahu alamat adik saya dijakarta?"
"Tidak, saya tidak tahu. Tapi dia pernah bilang kalau dia kerja di restoran, di daerah Jakarta timur, tapi saya tidak tahu nama restorannya."
"Baiklah pak, kalau begitu terima kasih banyak atas informasinya. Saya akan mencarinya di Jakarta. Mohon do'anya ya, agar saya bisa segera menemukan adik saya. Dan kalau dia menghubungi bapak, saya mohon bapak kabari saya. Ini kartu nama saya." Ucap Rama, lalu ia pamit.
Sebelum ke Jakarta, dia menyempatkan dirinya ziarah ke makam ayah, paman, juga kakek dan neneknya. Setelah itu dia kembali ke Jakarta.
"Lex, lo denger sendiri kan, kalau adek gue kerja di restoran dijakarta timur?. Sekarang juga lo suruh si Bram temukan dia secepatnya."
"Oke Ram. Gue akan suruh dia cari adek lo, sekarang juga.Tapi Ram, apa lo nggak tahu nama lengkap adek lo itu siapa?."
"Gue udah coba mengingatnya, tapi gue lupa. Gue hanya inget namanya Fitri."
"Coba lo inget-inget lagi Ram." Ujar Alex.
Rama memutarkan otaknya mengingat semua kenangan masa kecilnya. Dia mengingat saat adik perempuannya lahir, dan ayahnya memberi nama pada adiknya. Dan dia ingat sesuatu.
"Safitri. Iya Safitri. Gue inget Lex, nama adek gue Safitri."
"Lo yakin?"
"Iya..gue yakin."
"Safitri doang? Nggak ada nama depan, atau nama belakangnya?" Tanya Alex.
Rama terlihat berpikir dan mengingat-ingat, tapi tetap saja hanya nama itu yang diingatnya.
kasian karakter nya dibuat kayak lelaki bodoh pengemis cinta ditolak dan disakiti hatinya berkali tapi tetap saja dibuat kayak pengemis
coba kau diposisi abimayu thor, kau pernah melakukan kesalahan kau sudah menyesal dan menebunya dan kau ditolak berkali2, dengan kata2 yang menyakiti hati, apakah author masih mau mengejar dan kayak pengemis apakah adil author rasa kalau diposisi abimayu
miris