NovelToon NovelToon
INDIGO

INDIGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ap

Nadia ayu, seorang gadis yang bisa melihat 'mereka'

mereka yang biasa kalian sebut hantu, setan, jin, mahluk halus atau lain sebagai nya.


suara dari mereka, sentuhan bahkan hembusan nafas mereka, bisa di rasakan dengan jelas. Sejak mengalami kecelakaan itu, mengubah cara pandangannya terhadap dunia..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keanehan

Aku termenung duduk di gazebo belakang rumah Tante mela memikirkan apa yang terjadi di restoran, aku yakin ada yang tidak beres. Terkait mimpiku, aku juga masih ragu

"Jangan ngelamun ah, nih dapet cemilan dari tetangga abis nikah kemarin anaknya" tante mela membawa brownies

"Makasih Tante" ucap wita mencomot nya, tante mela duduk di hadapanku

"Tante sebenernya juga bingung Nad, akhir akhir ini tante sering di tanyain orang orang kenapa restoran papah selalu tutup. Padahal ya, kata papah restoran itu buka terus" aku menimang ucapkan nya. Apa ibu ibu yang ada di mimpiku itu yang melakukan ini semua?

"Semalam juga wita denger suara aneh dari atap genteng" adu wita menimpali

"Kok lo ga bangun gue?" Tanyaku

"Ketakutan gue, mana sempet bangunin lo. Suara nya aja kaya ada yang nyakar nyakar genteng" tante mela tentu syok mendengarnya

"Pasti ada yang ga beres, nad"

Drttt...

"Hallo mba kenapa?"

"Nad, hallo.... Nad gawat! Bella kesurupan!" Mataku melotot mendengar nya.. bagaimana bisa?

"Oke mba, aku kesana sekarang! Jagain bella dulu jangan sampe nyakitin diri sendiri!"

Ku tatap wita dan tante mela

"Maaf Tante, nanti Nadia kesini lagi malam malem. Bella kesurupan di resto!" Ucapku

"Oh iya tante punya sapu lidi yang udah tua pendek gitu gak?" Tanyaku hampir saja lupa. Aku berniat akan membersihkan restoran dari aura negative

"eumm sebentar tante cek gudang dulu" kami mengikuti tante mela mengecek gudang, saat menemukan sapu lidi itu. Aku dan wita segera pamit

Keadaan restoran sudah kacau balau, beberapa meja dan kursi terjatuh, segera ku membacakan ayat ayat suci Al-Quran pada Bella. Ku tekan kepalanya, dia meraung kesakitan

"LEPAS...!" Mahluk di tubuhnya menatap ku tajam

Sebuah gambaran muncul dalam penglihatan ku. Seorang bapak bapak berhenti di depan restoran bersama mahluk ini di belakang nya, lalu mahluk ini terbang ke pohon belakang restoran. Aura nya membuat ilusi seakan akan restoran papah selalu tutup.

Berkali kali juga ku lihat sosok ini masuk ke dapur restoran lalu meludah di makanan.

"Nadia...!!" Aku tersadar ketika mba Nindi mengguncang bahuku. Hmm, seperti nya aku mulai paham, ku tatap tajam sosok yang merasuki bella, melanjutkan membaca lalu di akhiri ayat pemusnah, baru Bella berteriak histeris dan jatuh pingsan

"Mas Andi tolong bopong ke kamarnya ya" ucapku di balas anggukan

" Lo gak papa kan Nad?" Tanya wita panik. Aku mengangguk lalu beranjak menuju dapur. Ku raih garam kasar dan air guna menetralkan aura, lalu menyiram ke sekeliling restoran menggunakan sapu lidi yang ku bawa tadi dan bersholawat

Keesokan nya, aku menyuruh Mba Nindi membuka restoran seperti biasa, tidak ada drama makanan basi lagi. Aku bernafas lega

"Hawa resto beda ya, jadi sejuk gini. Kamu ngerasain ga bel" celetuk Ningrum di balas anggukan dari bela

Aku yang duduk tak jauh dari mereka masih bisa mendengar nya. Ku hampiri mereka

"Mba mulai sekarang setiap pagi sebelum buka restoran ambil garem dapur sedikit taburi ke depan restoran ya" pintaku pada mba Nindi

"Siap nad" jawab bella tersenyum

"Iya nad, kira kira siapa ya yang main kotor kaya gini" tanya nya penasaran

"Namanya juga bisnis mba. Pasti ya ada aja, kalian semua hati-hati aja" ucapku mengakhiri obrolan kami. Hari ini aku dan wita akan pulang langsung, jujur aku ingin membuktikan mimpiku kemarin

" Barang barang udah siap di bagasi" wita datang menghampiri kami. Aku mengangguk lalu menyalami mereka satu persatu

"Kita pamit dulu ya mba" ucap wita

"Hati hati Nad"

"Siap mas Andi" jawabku

Saat melewati restoran seafood yang tak jauh dari restoran ku, mobil ku melaju pelan. Ku lihat sosok yang mirip seperti yang merasuki Bella kemarin tertengger di belakang bangunan

"Kenapa?" Tanya wita mencolek lengan ku

"Dia dalang di balik ini semua. Mahluk itu, dia yang kirim" balasku pelan. Air muka wita menahan emosi

"Bener bener ya!! Jaman sekarang masih aja pake cara kotor" geram nya. Aku mengisyaratkan dia diam. Sosok itu bisa saja tau, ku injak pedal gas lebih dalam untuk menjauhi area ini

"Ke alun alun dulu ya, kulineran hehe" pinta wita, aku tersenyum

"Gas" balasku. Kami berdua kalap saat melihat jajaran stand makanan. Dari bakar bakaran, rebus rebusan sampai goreng gorengan

~jelek aku pulang nih~ tak lupa ku kirim pesan pada kak Joan

~ Hati hati di jalan ya sayang. Aku tunggu di rumah~

Ku simpan handphone ku kedalam tas. Beberapa jam perjalanan aku dan Wita asik mengobrol kesana kemari. Dan membahas tentang gembul si kucing hitam putih nya wita yang katanya sedang hamil

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam kak, kamu gak papa kan?" Mamah memelukku khawatir

Aku mengantar wita ke rumah nya baru kembali ke rumah ku. Keadaan papah tidak kunjung berubah

"Mah pah, siapa tamu terakhir yang Dateng ke rumah?" Tanyaku to the poin. Papah berfikir sejenak

"Dua minggu yang lalu, teman papah baru pindah. Namanya Haris sama istri nya" jawab papah lirih.

"Om Haris temen papah dari jaman sekolah?" Papah mengangguk, Tanpa basa-basi aku beranjak ke belakang rumah, mengikuti petunjuk seperti mimpiku

"Ada apa kak?" Mamah membuntuti ku. Ku raih cangkul di gudang lalu mulai menggali tepat di bawah pohon dekat kolam renang.

Hingga aku menemukan sebuah kain putih lusuh yang di ikat, saat ku buka ada tanah, bunga, foto papah dan beberapa helai rambut pendek. Mamah terhenyak menatap ku, ku remas sambil menahan emosi

"Astaghfirullah kak itu apa kenapa bisa disini?" Panik mamah

"Ini santet mah. Kemarin papah muntah cairan hijau kan, terus papah ngeluh badannya panas kaya kebakar" ucapku mengingatkan mamah

"Yaallah..!!" Mamah mulai menangis

Aku membaca ayat membalik yang ustad Yusuf ajarkan. Apa yang dia perbuat pada papah akan berbalik kepadanya. Segera aku bakar detik itu juga di barengi dengan beberapa kali bershalawat dan ayat pemusnah

"ARRGHHH...!!!" teriakan papah menggema dari dalam kamar, mamah segera berlari menghampiri sedangkan aku masih setia menatap tajam benda yang mulai habis terbakar untuk memastikan tidak ada yang tersisa sedikit pun

Setelah itu, ku masukan abu nya ke dalam plastik dan ku antarkan ke rumah ustad Yusuf beliau yang akan menghanyutkan ke laut lepas

"Apa yang papah rasain?" Tanyaku cemas

"Rasanya badan papah agak enteng kak" aku bernafas lega, meraih air di nakas lalu ku bacakan beberapa surah Al-Qur'an. Papah langsung meminum nya

Huek! Huek!

Cairan hitam pekat keluar. Mamah dengan sigap menyeka mulut papah memberikan minum. Aku ingin menangis melihat keadaan papah tapi sebisa mungkin ku tahan, aku tidak boleh terlihat lemah

Tinggg tongggg.....

Aku keluar membuka pintu depan, ternyata kak Joan datang, dia langsung memeluk ku khawatir seketika tangisku tumpah

"Are you oke?" Tanya nya panik, tangan kak Joan meraih wajahku lalu menghapus bekas air mata di pipi

"I'm oke, don't worry" jawabku lirih

"Papah gimana sayang?"

"Kita masuk yuk, liat papah"

...

Hari demi hari papah mulai membaik, sore ini kami duduk di gazebo belakang sembari mengemil kripik balado buatan mamah dengan aku yang sibuk mengetik bahan skripsi

"Papah gak tau kalau haris nekat ngelakuin ini semua kak" papah membuka pembicaraan, aku menatapnya iba. Setau ku papah dan om haris dulu berteman baik, tapi entah karena apa om haris gelap mata dan ingin menyaingi bisnis papah dengan cara kotor

"Papah yang sabar ya, kita doing semoga haris sadar" jawab mama mengusap lengan papah. Di balas anggukan

"Ngomong-ngomong kamu sama Joan kapan mau tunangan?" Aku tersedak teh yang ku minum

"Apa sih pah" elak ku

"Papah pengen punya cucu kak, papah udah tua sering sakit-sakitan" lanjut nya membuatku tak terima

"Apa sih pah. Papah pasti liat aku nikah dan punya anak kok nanti, jangan ngomong aneh-aneh deh. Papah harus fokus sembuh dulu" mamah tertawa melihatku

"Kira kira cucu papah bakal mirip kamu apa Joan ya?" Lanjutnya menggoda ku, aku mendengus malu sedangkan mereka semakin berbahak

Tolong siapapun bawa aku pergi dari sini

1
Afiq Danial Mohamad Azmir
Wahhh!!
Alexander
Nggak kebayang ada kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!