Nayura, gadis SMA yang belum pernah mengenal cinta, tiba-tiba terikat janji pernikahan di usia yang penuh gejolak. Gavin juga remaja, sosok laki-laki dingin dan cuek di depan semua orang, namun menyimpan rasa yang tumbuh sejak pandangan pertama. Di balik senja yang merona, ada cinta yang tersembunyi sekaligus posesif—janji yang mengikat hati dan rasa yang sulit diungkapkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadin Alina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 : Awal Dari Penasaran
Gavian baru saja memarkirkan motornya di halaman rumah. Udara dingin terasa menusuk dan langit malam yang gelap. Di malam nan sunyi namun pikirannya begitu berisik seperti jalanan kota yang baru ia lalui.
"Kenapa gue mikirin dia terus, sih!" dengusnya.
Pelan Gavian membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Ia melangkah masuk mendapati ruang tamu yang sudah gelap. Hanya ada cahaya remang-remang dari lampu luar.
Gavian melangkah naik menuju kamar Nayura yang kini juga menjadi kamarnya. Tangannya memutar handle pintu dengan pelan. Seolah takut menganggu seseorang.
Ceklek!
Pintu terbuka, Gavian melangkah masuk dan tidak lupa mengunci pintu. Pandangannya menyapu sekeliling. Kasur king size itu kosong bahkan, masih rapi.
Saat Gavian menoleh, ia menangkap sosok gadis mungil yang tidur di sofa di sudut ruangan. Ia melangkah mendekat untuk memastikan.
"Kenapa dia tidur di sini?" gumam Gavian sambil berlutut di hadapan Nayura.
Ia memperhatikan wajah lelap itu di bawah cahaya bulan nan indah. Membuat wajah Nayura tampak lebih cantik.
"Damai banget!" gemes Gavian, tanpa sadar tangannya naik mengusap wajah Nayura dengan ibu jarinya.
Mulai dari alis, kelopak mata, hidung, pipi, dan terakhir...benda kenyal berwarna merah alami. Jakun Gavian naik turun saat mengusap bibir Nayura.
Ada gejolak dalam dirinya yang tidak bisa ia jelaskan. Gejolak yang baru pertama kali ia rasakan.
"Eugh..." Nayura menggeliat membuat Gavian dengan cepat menarik tangannya.
Pelan kelopak mata indah itu terbuka, mengerjap pelan saat cahaya menusuk penglihatannya.
"Ehh!" kagetnya, reflek ia duduk. Tidak lama setelahnya ia memegangi kepala yang jadi pusing.
"Asih, pusing!" keluhnya.
Gavian mendorong tubuhnya pelan hingga Nayura kembali berbaring. "Ngapain pake duduk segala, sih!" dumel Gavian.
Bibir Nayura mengerucut menatap Gavian sebal "Yee...namanya orang kaget. Reflek lah!"
"Gavian mendecih malas "Emang gue hantu yang harus di kaget pas ngeliat?"
"Pangeran sih, nggak hantu."
Sudut bibir Gavian naik, ia tersenyum miring seolah yang Nayura baru saja mengakui ketampanannya.
Seketika pupil Nayura melebar saat ia sadar dengan apa yang ia ucapkan barusan.
"Ehh...nggak gitu!" jelasnya cepat, melihat wajah Gavian yang seperti meledek dirinya.
Nayura menggaruk kepalanya yang tak gatal "Gue salah ngomong, lo emang beneran kayak hantu."
"Gue kayak maling ketangkap basah nggak, sih!" jerit batin Nayura.
Gavian diam dengan senyuman kecil yang tak pudar. Ia menikmati ekspresi Nayura yang tampak lucu di matanya.
Pelan ia mencondongkan wajah, menyimpan tangannya di atas kepala Nayura.
Deg!
Nayura menelan ludah tercekat, ia menahan nafas melihat apa yang dilakukan oleh cowok itu.
"Nggak perlu bohong kalau emang suka." ujar Gavian dengan santainya bahkan, ia mengerlingkan sebelah matanya.
WHAT THE HELL
Cepat tangan Nayura mendorong dada Gavian, membuat jarak diantara mereka.
"Pede banget, lu!" ucap Nayura mendelik sinis.
Nayura segera bangkit dan beranjak menuju kasur. Ia tidak akan membiarkan dirinya di goreng lagi oleh cowok itu. Kalau sampai itu terjadi, Nayura pastikan ia akan gosong.
Gavian tertawa pelan melihat Nayura yang salah tingkah. Ia mengikuti Nayura membuat Nayura mempercepat langkahnya.
Nayura langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Sumpah, ini momen ke dua yang sangat memalukan sejak ia hidup bersama cowok itu.
"Ya kali, gue bilang suka duluan! Not my style!" gerutunya dalam hati.
Kasur terasa bergerak menandakan jika Gavian juga ikut naik. Tangan Nayura kian erat memeluk guling saat tubuh itu kian mendekat.
Seketika...
Nayura menyibak selimutnya begitu saja "Lo dari mana?" tanyanya menatap Gavian di sebelahnya.
Mengingat Gavian yang pulang selarut ini membuat Nayura penasaran.
Gavian mengalihkan pandangan, ia terdiam sejenak.
"Dari luar."
"Ngapain?" tanyanya kian intens menatap Gavian.
"Urusan cowok. Lo bawel banget, sih!" kata Gavian mencolek ujung hidungnya.
Nayura mendengus tapi ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Pergi kemana cowok itu seharian ini dan pulang selarut ini.
"Gue bakal cari tahu."
...----------------...
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan komentar di bawah ini 👇
Happy reading 🤗
mampir di ceritaku juga ya ..
makasih 😊
always always bagus!!
hebat!!! Udah cocok itu open comision
kondangan kita! Semur daging ada gak?