NovelToon NovelToon
Mencintai Bos Mantan Suamiku

Mencintai Bos Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Romansa / Transmigrasi / Menikah dengan Kerabat Mantan / Agen Wanita
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ini kisah tentang istri yang tidak dianggap oleh suaminya. Namanya Nadia. Ia bisa menikah dengan suaminya karena paksaan dari Nadia sendiri, dan Nufus menerimanya karena terpaksa.

Ada suatu hari dimana Nadia berubah tak lagi mencintai suaminya. Dia ingin bercerai, tetapi malah sulit karena Nufus, sang suami, malah berbalik penasaran kepada Nadia.

Dan saat cinta itu hilang sepenuhnya untuk Nufus karena Nadia yang sekarang bukanlah Nadia sesungguhnya, justru ia bertemu dengan cinta sejatinya. Cinta yang diawali dengan seringnya Nadia cari gara-gara dengan pria tersebut yang bernama Xadewa.

Lucunya, Xadewa adalah orang yang ditakuti Nufus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada Tamu Di Rumah Nufus

"Seandainya lu disuruh milih, mending lu yang berpulang duluan, atau orang tua lu yang berpulang duluan?"

Dengan mantap, Nadia menjawab tanpa kesulitan pertimbangan. "Mending saya dulu bang. Karena ditinggal duluan itu nggak enak rasanya. Saya udah ngerasain."

Dahi Xadewa mengeryit.

"Kalau lu udah cerai nanti, lu bakal tinggal di mana? Di rumah orang tua lu atau lu berusaha mandiri?"

Nadia terdiam, dia bahkan tidak berpikiran sampai ke sana. Ingatannya tidak sampai ke orang tua. Ingatannya hanya menampilkan tentang cerita buruk dalam hidupnya karena dia pun lupa kalau dia masih punya orang tua.

"Aku pilih mandiri. Makanya aku ngelamar kerja di sini, jadi pemetik sayuran."

Xadewa mengangguk tipis. Nadia lalu balik bertanya.

"Apa ada pertanyaan lain? Katanya mau nanya beberapa hal ke saya."

Xadewa mendongak, akhirnya dia bertanya lagi setelah ditagih.

"Baiklah, ini pertanyaan terakhir. Beberapa orang tahu lu dulu suka banget sama Nufus. Tapi sekarang gua tahu lu udah nggak ada rasa sama sekali sama suami lu. Gimana bisa gitu? Bisa ya orang yang dulunya cinta banget tiba-tiba hilang rasa?"

Nadia sempat tercekat. Suaranya agak bergetar waktu menjawab.

"Ya... itu kan perasaan orang bisa dibolak-balik sama Tuhan. Mungkin cinta buat dia emang udah hilang."

"Berarti benar ya kalau cinta itu bisa hilang dari hati seseorang?"

Nadia mengangguk pelan meskipun ragu dengan jawabannya. Xadewa juga mengangguk sambil kembali mencatat di buku besar bersampul batik biru.

"Emangnya kenapa nanya soal cinta begitu?" tanya Nadia.

"Nggak apa-apa. Buat referensi aja. Biar gua makin yakin keputusan gua buat nutup hati dari hal-hal kayak gitu udah benar."

Nadia jadi merasa sedikit bersalah. Jawabannya barusan bisa bikin orang salah paham tentang cinta, seolah cinta itu gampang hilang begitu saja tanpa sisa-sisa. Dia buru-buru menambahkan.

"Tapi hilang bukan berarti nggak ninggalin jejak sama sekali ya. Maksudnya cuma peralihan aja. Rasa itu nggak lenyap seperti nggak pernah ada. Dia berubah dari yang sayang jadi be-ci salah satu contohnya."

Namun Xadewa sudah terlanjur keluar dari topik pembicaraan yang sebelumnya. Jadi meskipun Nadia sempat menjelaskan panjang lebar, Xadewa tampak tidak menggubris dan malah mengalihkan obrolan ke hal lain. Begitulah Xadewa, kalau dia sudah tidak tertarik, dia tidak akan berusaha memperpanjang pembahasan.

Tapi ada satu hal yang mungkin tidak dia sadari: keterlibatannya dengan Nadia sudah berlangsung cukup lama. Anehnya, dia sendiri merasa baik-baik saja, tidak terganggu, tidak juga risih.

Nadia pun sama. Kalau sudah terlanjur ribet ya sudah, dia biarkan saja. Bodo amat Xadewa mau menilai seperti apa. Yang penting dia tidak mau menyimpan beban di hati.

Tak lama kemudian, Nadia yang mulai merasa canggung akhirnya membuka suara.

"Bang, hari ini saya izin pulang dulu, ya. Mau persiapan juga buat nyambut status baru."

"Bener. Lu juga harus istirahat biar benar-benar pulih."

Xadewa menutup buku besarnya dan berniat menyerahkannya pada salah satu pekerja. Namun pada saat yang sama, sebuah gerobak es dung-dung meluncur kencang seperti remnya blong.

Melihat itu, Nadia refleks menarik Xadewa ke arahnya. Jadilah mereka seperti sedang beradegan klise di sinetron. Xadewa selamat dari ciuman maut gerobak berkat tarikan Nadia.

Si penjual es dung-dung buru-buru meminta maaf. Katanya dia baru pertama lewat jalan itu dan agak kagok dengan medannya, sehingga sempat kehilangan kendali saat meluncur.

Tidak ada yang terluka. Semua baik-baik saja. Insiden barusan malah jadi alasan Nadia untuk mentraktir es dung-dung buat para pekerja Xadewa. Ia membayar pakai upah yang baru saja diberikan oleh Xadewa.

Semua orang menikmati traktiran itu, tidak terkecuali Nadia. Ia bahkan sempat melirik Xadewa yang sedang menikmati es dung-dung rasa kacang hijau.

"Saya boleh makan es, bang?" tanya Nadia.

"Boleh. Asal jangan kebanyakan," jawab Xadewa tanpa menoleh.

Nadia tersenyum senang. Biasanya setelah sakit, dia pasti dilarang makan atau minum yang dingin. Tapi bersama Xadewa, batasan itu seolah diterobos.

Begitu es di tangannya habis, Xadewa menoleh.

"Eh, tadi katanya mau pulang. Ayo, gua antar."

Nadia menolak, "Gak usah. Saya balik sendiri aja."

"Balik sendiri? Pasti jalan kaki. Jangan, capek! Gue anterin aja naik kendaraan, biar cepet."

"Yaudah, ayo kalo gitu."

Udah gak jaim, Nadia langsung setuju begitu dengar kata kendaraan. Lumayan, bisa irit tenaga. Xadewa pun mengambil kendaraannya dan menyuruh Nadia naik. Tapi begitu melihat wujud kendaraan itu, Nadia langsung cengar-cengir.

"Ayo naik!"

"Bang, gimana ini naiknya."

Dengan santai, Xadewa menurunkan standar sepeda ontelnya, lalu membopong tubuh Nadia dengan satu tangan. Tangan satunya lagi memegang sadel. Ia mendudukkan Nadia di boncengan belakang, lalu naik ke sadelnya sendiri dan mulai mengayuh.

Sepeda melaju dengan kecepatan sedang. Angin sore menyapa wajah mereka. Awalnya tenang. Tapi lama-lama Xadewa mulai mengayuh lebih cepat. Nadia mulai panik. Wanita itu deg-degan, sepeda ini agak tinggi, nanti kalu Xadewa oleng bagaimana?

Nadia meracau apa saja yang ada di dalam pikirannya. Sadar Nadia takut mereka jatuh, Xadewa malah sengaja membawa sepedanya jig-jag tidak karuan. Semakin tahu orang itu tidak suka, Xadewa makin menjadi-jadi usilnya.

Namun itu tidak berlangsung lama karena tempat tujuan mereka sudah hampir sampai. Xadewa memperlambat laju sepedanya, lalu berhenti di pinggir jalan. Ia menoleh ke arah Nadia.

"Gua cuma bisa ngantar sampai sini. Lo tinggal jalan aja beberapa langkah lagi sampai rumah."

"Iya bang. Terima kasih udah nganterin saya pulang."

"Iya. Gua cabut dulu."

Xadewa pun segera berbalik arah, mengayuh sepedanya menjauh. Dari kejauhan, ia sempat melirik ke arah rumah Nufus. Tampak ada keramaian.

Sementara itu, setelah menuruni sepeda, Nadia berjalan kaki sebentar ke arah rumah. Dari depan pagar, dia sudah menebak kalau rumah itu sedang kedatangan tamu. Ada mobil asing terparkir di halaman.

Begitu membuka pintu dan melangkah masuk, Nadia langsung disambut tiga pasang mata. Di antaranya ada Nufus, yang tiba-tiba memasang wajah ramah dan senyum hangat, seakan mereka adalah pasangan yang harmonis.

"Nadia, akhirnya kamu pulang juga," sapa Nufus.

Nadia mengernyit, lalu menoleh pada dua sosok lain yang duduk di ruang tamu. Matanya menyelidik, mencoba mengenali siapa mereka di kehidupan Nadia. Dalam hati ia menebak-nebak, kalau bukan orang tuanya sendiri, pasti mertuanya. Soalnya yang satu lelaki setengah baya, dan yang satu perempuan, persis seperti sepasang orang tua pada umumnya.

"Nadia, kami malam ini mau menginap di sini, Nak."

.

.

Bersambung.

1
Teteh Lia
di rumah banyak, ngapain nyomot punya orang ...
"Kamu salah orang... salah orang.. kamu salah orang...
lah gw jadi nyanyi /Facepalm/
aleena
ahaha ,anak kecil lain Kalo di olo olok mesti nangis
tpi ini beda,,,
Muliana
Kan, nurun gen Xadewa
Muliana
Miris ya, tapi itulah yang sering terjadi.
Kekurangan seseorang dijadikan bahan ledekan
Zenun: iya betul
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
otww🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Muliana
Astaga /Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
Dewa banget/Facepalm/ atau jessi/Facepalm//Facepalm/
Zenun: dewa kayanya 😁
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
marah bales marah ya Nad/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
masa bacahnya begini amat ya di Boy😓😓
Muliana
Wanita, sampai hampir mati pun, gengsi tetap nomor satu /Facepalm/
Zenun: ehehe
total 1 replies
Muliana
Karena Angin sudah merasakannya
〈⎳ FT. Zira
ditunggu lauching karya barunya kak🥰😍
〈⎳ FT. Zira
eehh.. udah mau end ya kak??😳😳

kalo aku ngrasa plotnya ngebut sih di cerita ini
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@: sengaja si zenun tuh. mo gulung si dewa dia 😁😁
total 2 replies
〈⎳ FT. Zira
Boya??😅
aleena
Cowok
namanya Xander bukan
Muliana
btw, lanjut besok ya. belum kuat natap layar ponsel terlalu lama
Muliana
Wah, selamag ya untuk Xadewa dan Nufus.
Jika Xadewa jadi seorang ayah, Nufus malah diakui oleh sang ayah
Muliana
mungkin inilah yang dikatakan ikatan batin
Muliana
Mau menyalahkan, tapi ...
Tapi, Nufus pantas dihargai
Dewi Payang
Mantap👍🏻 ditunggu launcingnya kak😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!