Setiap perempuan yang berstatus seorang istri pasti menginginkan dan mendambakan memiliki seorang keturunan itu hal yang wajar dan masuk akal.
Mereka pasti bahagia dan antusias menantikan kelahirannya, tetapi bagaimana jadinya kalau seorang anak remaja yang berusia 19 tahun yang statusnya masih seorang gadis perawan hamil tanpa suami??
Fanya Nadira Azzahrah dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Dia harus memilih antara masa depannya ataukah kehidupan dan keselamatan kedua saudaranya.
Apakah Caca bersedia hamil anak pewaris Imran Yazid Khan ataukah harus melihat kakaknya mendekam dalam penjara dan adiknya meninggal dunia karena tidak segera dioperasi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24
Emir mencari keberadaan Caca melalui Rendy, tapi setiap Rendy ditanya dia malah bungkam seribu bahasa.
“Sial!! Kenapa tidak ada orang yang mengetahui kepergian Caca dan alamatnya ada di mana,” gumamnya Emir.
Sudah sebulan lebih, Emir terus menerus mencari keberadaan gadis muda dan cantik itu. Tetapi, hasilnya tetap sama, tidak membuahkan hasil apapun.
“Gue sudah mencari langsung ke alamatnya di Semarang alamat asalnya Rendy, tapi kok mereka bilang nggak ada gadis yang bernama Fanya Nadira Azzahra? Ini sangat membangonkan!” ucap Rendy yang keheranan dengan situasi yang dihadapinya.
Sejak kepergian Caca dari hidupnya, Emir memutuskan untuk tinggal di rumah pribadinya. Rumah yang rencananya akan dihuni ketika dia menikahi Caca. Obsesi pebinor nggak sih ini namanya, hehe membingungkan ini bujang ganteng satu kita.
“Ya Allah! Kemana lagi gue harus mencari keberadaan Caca!? Gue sudah mencarinya kemana-mana?”
Dia tidak pernah lagi pulang ke rumah kedua orang tuanya tanpa diminta terlebih dahulu.
Pekerjaannya sebagai seorang guru pun berantakan karena fokus mencari Caca, tapi sampai detik ini tak kunjung ditemukan.
“Ya Tuhan hidupku semakin hancur, gue nggak bisa hidup terus seperti ini. Argh!!” Teriaknya Emir.
Emir duduk di atas sofa di ruang tamunya setelah kembali dari seharian mencari Caca.
Emir menyugar rambutnya dengan gusar,” ya Allah, harus dimana lagi gue mencari keberadaan Caca dan anaknya? Sudah hampir dua bulan tapi pencarianku tidak berhasil.”
Emir menyandarkan kepalanya ke headboard sofanya sambil memikirkan cara apa lagi yang harus dilakukannya.
“Kenapa gue nggak menggunakan jasa detektif saja untuk mencari Caca yah?” cicitnya yang tiba-tiba mendapatkan ide yang cukup bagus.
Kehidupannya berubah drastis setelah kepergian Caca dari hidupnya. Dia tidak peduli lagi dengan penampilannya dan kehidupan pekerjaannya. Penampilannya tidak seperti dahulu ketika Caca ada bersamanya.
Rambutnya sedikit gondrong, berkumis tipis, cambang tipis terlihat di sekitar pipinya, tapi bukannya mengurangi kadar kegantengannya malah wajah brewok itu semakin membuatnya terlihat macho dan ganteng.
Makassar…
Sedangkan di belahan Indonesia lainnya, seorang perempuan cantik tengah menidurkan putrinya yang baru saja diberikan asi eksklusif.
“Amirah, apa kamu sudah minum vitamin?” Tanyanya Caca ketika melihat Amirah berjalan ke arahnya.
“Alhamdulillah sudah kak, kenapa?” Tanyanya balik Amirah adik satu-satunya Annisa.
“Sempat susu bumil kamu sudah habis jangan sungkan meminta kepadaku atau kepada Mbak Annisa, ngomong-ngomong sudah berapa bulan usia kandungannya kamu?” Tanyanya Caca sambil melipat beberapa pakaian baby Andara.
“Alhamdulillah sudah empat bulan lebih kak, katanya dokter calon anakku cewek juga kayak kakak,” ujarnya Amirah yang terlihat tersenyum tipis sambil mengusap perutnya yang sudah mulai kelihatan membuncit.
“Syukur Alhamdulillah, semoga saja kalian sehat dan proses persalinannya lancar dan normal,” ujar Caca tulus.
Sedangkan Annisa sudah dua bulan menikah dengan Zacky, tapi sampai detik ini belum ada tanda-tanda kalau dia telah hamil.
Caca sudah melaksanakan aqiqah kecil-kecilan untuk putrinya dan hanya mengundang tetangga dekat dan anak yatim-piatu dari panti asuhan terdekat.
“Caca, apa kamu sudah yakin akan melanjutkan pendidikanmu?” Tanyanya Zacky yang baru datang.
“Insha Allah, aku sudah putuskan untuk kuliah ambil jurusan bahasa Indonesia kebetulan besok pendaftaran terbuka jadi aku akan mendaftar,” jawab Caca seraya melipat beberapa pakaian yang baru saja diambil dari tempat jemuran pakaian.
“Abang juga Alhamdulillah mau kuliah, tapi jurusan manejemen bisnis kayaknya itu jurusan yang cukup bagus dan menjanjikan untuk masa depan kami,” imbuhnya Zacky.
“Kuliah di sini masih terjangkau biayanya nggak sama di Jakarta. Zacky sudah kelas sebelas yah tahun ini, dia kira-kira nanti mau kuliah jurusan apa?” sahut Caca.
“Katanya mau jadi polisi, semoga saja kesampaian cita-cita dan impiannya,” ucap Zacky.
“Amin ya rabbal alamin, semoga impian kita bertiga dapat menjadi kenyataan,” timpalnya Caca.
Perbincangan kakak adik itu terhenti ketika mendengar suara adzan ashar berkumandang dari toa masjid terdekat yang saling bersahutan.
Kehidupan Caca dan saudaranya berjalan lancar dan bahagia karena mereka saling menghargai dan menghormati.
Caca menjalani perannya sebagai seorang ibu tunggal dengan penuh sukacita. Apalagi melihat tumbuh kembang putrinya cukup bagus.
Terkadang ada tetangga yang mempertanyakan keanehan karena mereka tidak pernah melihat pria yang menjadi suaminya tetapi memiliki anak.
Caca hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan dari orang-orang dan sejak itu pula Caca lebih memilih banyak berdiam diri di dalam rumah kecuali kalau akan ke kampus.
Semua orang mengantar dan menemani Amirah dirumah sakit sampai proses lahirannya. Caca dan Zacky hari ini libur kuliah sehingga mereka bisa menemani Amirah. Gadis malang yang harus hamil tanpa suami.
Amirah pun melahirkan bayi yang cantik dan diberi nama Alana Zahira Malika. Gadis muda yang harus melahirkan tanpa suami karena menjadi korban rudapaksa oleh pria yang tidak dikenalnya.
Usia baby Andara sudah delapan bulan lebih, ceria dan aktif-aktifnya berceloteh. Kalau Caca pergi kuliah, bayinya akan dititipkan kepada Annisa kakak iparnya yang belum hamil sehingga Caca bisa tenang melaksanakan perkuliahannya.
Caca membantu Amirah untuk nyusuin anaknya karena produksi ASI nya Amirah belum banyak seperti Caca. Sehingga mau tidak mau Caca memberikan asi untuk keponakannya yang bernama Zahira.
“Baby Zah cantik dan gemesin, tapi kok diperhatikan kayak mirip dengan baby Andara yah. Hidungnya, juga matanya yang below kayak orang Pakistan gitu,” ujarnya Caca sambil menggendong baby Zahira.
Annisa pun ikut penasaran karena belum sempat melihat putri dari adik kandungnya itu.
“Iya yah mereka mirip kayak adik kakak kandung gitu yah, pasti kalau mereka besar cakep-cakep yah dan orang akan menganggap mereka saudaraan,” sahut Annisa sambil mencolek hidung mancungnya baby Zahira.
“Mom,, mom, papa dede,” celotehnya baby Andara yang ingin menarik kain bedong nya baby Zahira.
“Jangan ditarik-tarik dong princess, nanti dede nangis lagi,” Annisa menjauhkan baby Andara dari baby Zahira.
Semakin lengkap sudah kebahagiaan keluarga kecil mereka yang kembali mendapatkan amanah dan rezeki dari Allah SWT seorang putri yang cantik dan sehat menggemaskan.
Makassar, Sabtu, 26 April 2025
Waktu terus berlalu, hingga tak terasa usia putri kecilnya sudah berusia lima tahun, Caca dan Zacky sudah menyelesaikan pendidikannya di bangku perkuliahan dengan nilai yang cukup bagus dan memuaskan.
Setelah tamat kuliah dia memutuskan memperbesar usaha kecil-kecilannya yaitu toko pakaian dewasa dan anak dari segala usia dan jenis kelamin. Tokonya juga melayani pembelian secara online.
Caca memeluk erat putrinya,” sayang kamu semakin cantik saja. Putrinya Bunda sudah gede yah.”
“Bunda, Andara cantik kayak Dede Zahira kan?” Tanyanya sambil berputar-putar di depan Caca karena memakai gaun yang cantik.
“Andara dengan dede Zahira sama-sama cantik, kenapa emang sayang?” Tanyanya Caca.
“Tidak apa-apa Bunda, Bunda Andara pengen makan es krim boleh?” rengeknya Andara.
“Nggak boleh makan es krim entar giginya ompong. Apa Andara pengen giginya ompong kayak nenek Ratna?” Tanyanya Caca yang sengaja menakuti anaknya agar berhenti makan makanan yang manis-manis.
Andara menggelengkan kepalanya dengan lucu,” nggak mau bunda, Andara kan mau jadi orang cantik jadi nggak boleh giginya Andara kayak nenek Ratna.”
Seperti itulah setiap hari perbincangan anak dan ibu itu. Mereka tak pernah merasakan kekurangan apapun dan selalu mendapatkan banyak kasih sayang dari orang-orang yang mengenalnya yang ada di sekitarnya.
Sudah dua tahun pula, Zidan menjadi seorang polisi dan ditugaskan di Kapolda Makassar. Annisa membantu usaha toko pakaiannya Caca selama Caca kuliah dan setahun belakangan semakin ramai karena tokonya semakin besar dan beberapa cabang di Makassar sudah dibuka dan satu ada di kabupaten Gowa sehingga menjadi tiga cabang.
Caca dan Annisa bekerjasama membangun dan membesarkan toko tersebut hingga semakin besar, terkenal dan sudah berdiri beberapa cabang toko mereka.
Caca yang menyediakan modal dan menyusun konsep toko mereka sedangkan Anissa yang mengatur segala pemasaran dan pembukuan toko berbekal pengalaman yang pernah didapatkannya selama bekerja di toserba bersama Zacky dulunya ketika masih menjadi warga Jakarta.
Annisa dipanggil Mama oleh kedua keponakannya sedangkan Zacky Papa sehingga orang-orang lebih menganggap bahwa kedua balita itu adalah anak pasangan suami istri tersebut.
Caca duduk termenung sore itu setelah memeriksa pembukuan keuangan tokonya. Dia merindukan kedua anak kembarnya Ario dan Abyan.
“Putranya Bunda, kamu pasti sudah besar. Bunda pengen banget melihatmu Nak. Bunda kangen dengan kalian,” air matanya lolos seketika itu setiap kali mengingat anak kembarnya yang harus terpisah dengannya.
Annisa yang melihat kesedihan Caca memeluk adik iparnya sekaligus sahabat dan penolongnya.
“Kamu harus bersabar dan kuat, insha Allah kalian suatu hari nanti akan bertemu dan berkumpul bersama. Doakan saja untuk kebaikan anak-anakmu,” nasehatnya Anisa yang selalu yang paling bijaksana diantara mereka berlima.
Setiap ulang tahun anak kembarnya, Caca ke Jakarta untuk menemui kedua anak laki-lakinya secara diam-diam dibantu oleh Rendy dan Bu Maryam langsung.
Jakarta…
Di tempat lain di belahan bumi Indonesia tepatnya di ibu kota Jakarta.
Seorang pria memandangi sebuah figura yang cukup besar terpasang di dalam kamarnya di dinding di atas ranjangnya.
“Caca, semoga kali ini pencarianku berhasil menemukan keberadaanmu. Caca kamu tahu nggak kakak sangat merindukan selama bertahun-tahun lebih aku tak pernah melupakanmu walau sedetik pun. Setiap tahunnya kakak merayakan ulang tahunmu juga,” cicitnya Emir yang memandangi foto cantiknya Caca yang ketika itu baru sebulan tinggal di rumah kakaknya.
Emir mengunci kamarnya sebelum meninggalkan rumahnya karena hendak menemui orang yang disuruhnya untuk mencari keberadaan Caca dan keluarganya.
“Bismillahirrahmanirrahim semoga hari ini aku mengetahui alamatnya Caca,” lirihnya sambil mengemudikan mobilnya menuju salah satu kafe tempat dia janjian dengan detektif yang disewanya.
Emir berjalan ke arah dalam kafe tersebut, tapi dia dikejutkan oleh dua orang yang berjalan masuk ke dalam kafe tersebut. Emir buru-buru bersembunyi dari pandangan dua orang itu.
“Astaga dragon! Ternyata ini kerjaannya ketika suaminya bepergian ke luar negeri,” cicit Emir kemudian buru-buru mengambil foto dari orang tersebut.
siapa yaa???
🤔🤔🤔🤔🤔