Menjaga Benih CEO

Grace tak sengaja bertemu dengan Mattew di sebuah restoran.

Perlahan Mattew mendekati wanita itu, "ehm... Hai nona Gracia".

Mendengar sapaan dari Mattew, Grace menoleh padanya.

"bukankan ini tuan Mattew..."

"ya.. Benar sekali nona.. Apa kau tak pernah melihatku. Sekilas mungkin?" tanya Mattew.

Grace mencoba mengingat ingat. Namun sama sekali dia tak pernah melihat Mattew seingatnya.

Grace menggelengkan kepalanya, "sepertinya tak pernah tuan. Memangnya kenapa?"

Mattew tersenyum dengan penuh tanda tanya, "tapi mungkin anda mengenal Robert?".

Mendengar kata Robert, mata Grace membulat tak percaya.

Ia berfikir keras, mengingat selama setahun di luar negeri Robert adalah pacarnya.

Dan sudah berulang kali dia melakukan hubungan selayaknya suami istri dengan Robert. Namun yang terakhir dia lupa tak memakai pengaman alhasil jadilah benih Robert dalam rahimnya.

"maksud anda, apakah anda mengenal Robert?"

"sangat mengenalnya... Bahkan bisa dibilang apapun yang dia alami semua diceritakan padaku", jawab Mattew.

"ya... Termasuk siapa saja wanita yang pernah berkencan dengannya. Dia juga cerita jika, anda adalah pacarnya. Bukan begitu nona Gracia?" lanjut Mattew.

Grace berusaha mengatur nafasnya, ia harus bersikap tenang dihadapan Mattew.

"saya memang penah berpacaran dengannya tuan, akan tetapi sebelum kembali ke Indonesia saya sudah memutuskan hubungan itu. Robert tak pernah serius pada saya, itu sebabnya saya tak mau melanjutkannya",

"oh ya?? Saya memang tak tahu persis kehidupan kalian. Tapi pasti sudah berulang kali dong anda melakukannya, bukannya kalian tinggal satu apartemen nona Gracia",

Grace benar benar terkejut jika Mattew bisa mengetahui semua hal tentang dirinya dan Robert.

Seketika bibir Grace terkunci rapat kala Mattew berkali kali menyebutnya dengan nama Gracia.

Memang saat di luar negeri, semua orang memanggilnya dengan sebutan Gracia.

Mattew mendekatkan wajahnya pada telinga Grace, "Robert bilang anda sungguh sangat mampu memuaskannya", bisik Mattew sambil meninggalkan sebuah kartu nama miliknya ditangan Grace.

Grace hanya terdiam, dia takut jika Mattew mengatakan semuanya pada Deril.

Dia benar benar tidak mengenal Mattew itulah sebabnya dia harus sangat hati hati terhadapnya.

Saat Mattew melangkah pergi, tiba tiba barulah Grace bersuara "apa mau anda".

"itu kartu nama saya kan? Ada nomor saya juga kan? Jadi tak perlu saya jelaskan lagi", jawab Mattew lalu melangkahkan kakinya dengan cepat.

......................

"ayolah Cassandra... Ubah pola pikirmu.. Sekarang kau pikirkan Aleta. Semakin lama dia akan tumbuh. Dan lama lama dia akan menanyakan siapa ayahnya? Dan jika itu tejadi, apa yang akan kau jawab?" cecar Naina

"dan satu lagi... Jika hari itu benar benar terjadi, Deril bertemu denganmu secara langsung. Bukankah Grace akan menjadikan semua itu sebagai boomerang buatmu? Dan kau akan dianggap merebut Deril darinya.." sambung Naina.

"lalu apa bedanya nanti jika aku mengaku pada Deril jika Aleta adalah darah dagingnya? Bukankah itu sama saja menghancurkan hubungan mereka...?" ucap Cassandra membelakangi Naina.

"tentu tidak... Kau ikuti rencanaku. Kau tak perlu khawatir. Kau tak ingat siapa diriku? Aku punya banyak koneksi orang penting diluar sana. Sudahlah, ayo makan... Pasti bu Nina sudah nunggu lama", Naina meninggalkan Casandra.

Cassandra masih memikirkan kata kata Naina. Bagaimana bisa dirinya akan mengalahkan Grace yang licik.

Aleta butuh keadilan. Tapi keadilan yang mana untuk seorang anak diluar nikah? Pikirnya.

Semua sudah berkumpul di meja makan. Cassandra sengaja memisahkan pesanannya untuk Aleta karena dia masih kecil.

Jika dicampur jadi satu pastilah Aleta akan kepedasan nantinya.

"bunda ini apa?"

"bunda kupasin dulu buat kamu ya sayang... Ini seafood butter sauce. Biar anak bunda gak kepedasan ya sayang..." jawab Cassandra sambil memisahkan udang dari kulitnya.

Mereka sangat menikmati makan bersama di meja makan.

Ditengah tengah kebersamaannya, seseorang mengetuk pintu.

Tok... Tok...tok...

"biar ibu yang buka gek..."

Cekrek...

Mereka berdua berbicara dengan bahasa daerah yang masih sangat kental.

Sekitar lima menit bu Nina berbincang, beliau kembali lagi ke meja makan.

"siapa bu? Kayaknya orang sini?" tanya Naina.

"iya gek... Orang sebelah, katanya ada yang cari kos, tapi kan disini sudah penuh semua", jawab bu Nina.

"oh... Berarti bukan rejeki bu. Gak papa, semoga orang itu segera dapat tempat kos yang baru",

Mereka tak tahu saja mencari kos hanya dijadikan sebagai alasan.

Yang sesungguhnya ialah, Deril berpura pura minta tolong tetangga sekitar untuk mencarikan tempat kos disekitar situ.

Kebetulan tetangga bu Nina tau jika kos bu Nina harganya terjangkau. Itulah sebabnya, salah satu warga menunjukkan kos bu Nina pada Deril.

"maaf kak, kos sudah penuh. Ada tapi agak jauh dari sini", ucap seseorang yang lalu menunjukkan arah kos yang lain pada Deril.

"baik terima kasih bli, saya permisi dulu. Mari..."

Perlahan bayangan mobil Deril menjauh dari sana.

Hati Deril benar benar kacau. Dia melihat sendiri seorang wanita paruh baya berdiri di ambang pintu menyambut orang tadi.

"itu adalah orang yang sama, yang mengaku nenek dari Aleta.tapi bukannya, Cassandra hanya hidup dengan adiknya saja. Setelah adiknya meninggal otomatis dia tak punya siapa siapa lagi kecuali Naina", batin Deril.

Hatinya benar benar menginginkan Cassandra. Jika betul Aleta adalah anaknya, dia benar benar ingin bertemu dengan Cassandra.

Deril ingin menanyakan langsung padanya, kenapa dia menghindar dari pergi darinya selama ini.

Padahal dulu perjanjiannya, jika Cassandra hamil. Deril akan mengambil anak itu, dan menggantinya dengan kekayaan yang berlimpah dan hidup terjamin.

"apa yang kau pikirkan Cassandra? Kau menolak itu semua? Bahkan kau lebih memilih menjauh dariku. Tak ada wanita yang mampu menolak uang segitu banyak selain dirimu Cassandra. Kau memang spesial..." gumam Deril.

......................

Angel meminta Justin untuk berhenti disebuah warung sate pinggir jalan.

Justin tau sekali jika nona mudanya ini tak suka makanan pinggir jalan. Tapi entah kenapa kali ini Angel ingin mencobanya.

"bukannya nona Angel tak suka makanan pinggir jalan?"

"bukan aku yang turun untuk membeli. Tapi kau lah yang harus turun. Akau tak mau asap asap itu mengenai seluruh tubuhku", jawab Angel ketus.

Justin pun turun dan menuruti keinginan nona mudanya itu.

Setelah menunggu lama, Justin pun kembali membawakan sebungkus sate beserta nasi.

"kak Deril yang mengajariku. Ternyata, sate dipinggir jalan lebih enak daripada di restoran", ucapnya sambil memakan sate yang telah dibelikan Justin.

"satu bungkus lagi butmu Justin. Jika kakakku tahu aku tak mentraktir dirimu makan, bisa habis kena omel", gerutu Angel.

Justin kembali melanjutkan perjalanan. Sengaja Angel membuka kaca pintu mobil agar tak terlalu pengap aroma didalam mobil.

Namun saat menikmati makanannya, dia melihat Grace berbicara dengan seorang lelaki didepan sebuah restoran.

Terlihat lelaki tersebut memberikan sesuatu di telapak tangan Grace.

"Grace...!!" pekik Angel.

"kenapa dengan nona Grace?" tanya Justin.

"lihatlah disana Justin. Dia bertemu dengan seorang laki laki lain. Padahal kan dia sebentar lagi menikah dengan kakakku. Bukannya dia hamil ya? Huh.. Dasar murahan..!" umpat Angel.

"lah... Bukannya bestie ya mereka?" batin Justin.

"emm.. Maaf nona tapi bukannya..." sebelum Justin melanjutkan ucapannya, Angel sudah tau maksud Justin.

"gak usah ngarang. Itukan dulu. Lagian, sejak aku lihat foto dirinya bersama kakakku. Aku malah jijik melihatnya. Kelihatan banget dia sengaja, padahal kan kak Deril lagi tidur. Udah aib, ditutupin kek. Malah gak ada malunya", Angel mengomel sendiri.

Justin pusing mendengarkan ucapan Angel. Dia hanya kaget, kenapa Grace bertemu dengan Mattew.

...****************...

Angel mah siapa siapa dimusuhi... Dasar Angel Angel... Dulu setuju setuju aja kakaknya sama Grace. Sekarang malah bilang gitu.

Seperti biasa, tinggalkan jejak ya... LIKE, KOMEN, VOTE, dan jangan lupa selipkan hadiahnya. Biar tambah semangat. Thank you... 🥰🥰🥰

Follow juga ig author @riiyamariiya