NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:223.3k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

“Mau apa Ayah menemui Jihan?” tanya Keenan, menghampiri tempat ayahnya dan Jihan berdiri.

Pak Basuki kembali menegaskan bahwa ia melarang keras hubungan Keenan dengan Jihan, dengan alasan Keenan sudah punya keluarga.

“Keluarga yang tidak pernah Keenan inginkan? Keluarga yang Ayah paksakan? Dulu, mungkin Keenan tak bisa menolak karena Keenan tak bisa apa-apa tanpa pekerjaan dari Ayah, itu pun Keenan lakukan demi bisa menafkahi Jihan. Tapi sekarang, Keenan berhak memilih hidup Keenan sendiri, tak peduli dengan ancaman Ayah. Keenan juga sudah menjelaskan pada papa Nayla tentang perceraian ini,” terang Keenan membuat ayahnya murka.

Ayah Keenan dengan tegas menyatakan bahwa ia tak suka ditantang. Ia juga mengingatkan Keenan agar anaknya itu tak menyesal karena telah memilih keputusan yang salah. Baginya, Keenan tetap tak akan bisa bertahan hidup tanpa bekerja di perusahaan miliknya, tak peduli kontribusi apa yang sudah Keenan lakukan untuk perusahaannya.

“Sekali lagi Ayah tunggu kamu untuk membatalkan perceraianmu! Kalau tidak, Ayah tak segan-segan akan menggantikan posisimu di kantor dan mencabutmu dari ahli waris utama!” ancam Pak Basuki kemudian berlalu pergi.

Jihan lalu memohon Keenan untuk tak melakukan hal bodoh ini. Lagi pula, ia sudah tak ingin kembali bersama ayah kandung Ale itu. Bagi Jihan, semua sudah masa lalu yang tak ingin dibukanya lagi.

“Aku butuh kamu dan Ale, begitu pun dengan kamu yang membutuhkanku, Jihan. Terlebih Ale juga membutuhkanku sebagai ayahnya, dia butuh kita.” Keenan tetap kokoh pada pendiriannya.

Kembali mengajaknya berdebat, Jihan tak ingin lagi terlibat drama keluarga Keenan. Baginya, jika restu tetap menghalangi, lebih baik disudahi. “Pikirkan matang-matang, ini tentang masa depanmu! Jangan pikirkan aku dan Ale, kami bisa hidup sendiri.”

Merasa tak butuh pemikiran yang lama untuk kembali bersatu dengan Jihan dan Ale, Keenan hanya ingin hidupnya bahagia bersama mereka, tak peduli pada apa yang akan ia hadapi nanti. “Doaku selama ini hanya ingin bertemu kembali denganmu, Jihan. Tolong, jangan bersikap begini padaku, aku juga membutuhkan dukungan darimu. Apa sudah tak ada lagi perasaanmu untukku? Kalau memang semuanya sudah memudar, izinkan aku kembali membuatmu jatuh cinta, demi Ale. Aku tidak pernah ingin berpisah denganmu.”

Keenan juga menjelaskan tujuannya ke Bandung hari ini dan beberapa hari ke depan. Selain karena ia tahu dari Andre bahwa ayahnya akan menemui Jihan, juga untuk mulai bergerak membangun bisnisnya di sana. Ia sudah memikirkannya matang-matang, karena Keenan sedang memperjuangkan keluarga yang sedari dulu ia inginkan.

Hanya terdiam, Jihan tak menanggapinya lagi. Ia tak tahu harus bersikap bagaimana. Di satu sisi, ia merasa Keenan benar-benar sedang membuktikan keseriusannya. Tapi di sisi lain, ia tak ingin merampas dan memindahkan kebahagiaan orang lain untuk dirinya, yaitu Ruby dan Nayla. Ia juga masih terbayang-bayang akan sakit hatinya di masa lalu.

"Sudah lah, Keenan. Lupakan kami. Kamu tak perlu memperjuangkan hal yang sia-sia!" Jihan lalu masuk ke dalam rumahnya begitu saja.

***

Keesokan harinya, Keenan mulai bertemu dengan pemilik pabrik yang akan bekerja sama dengannya, memproduksi obat yang akan dijualnya, karena ia tak mungkin bisa langsung membangun pabriknya sendiri. Memiliki bekal pengetahuan dalam dunia farmasi dan beberapa partner di bidang tersebut, juga pengetahuan lain yang ia dapat sedari kecil dari bisnis ayahnya, Keenan mantap untuk mulai membangun bisnisnya sendiri. Sengaja selalu ia sisihkan 60 persen dari gajinya, untuk mencapai cita-citanya itu, tak lagi bergantung pada perusahaan ayahnya.

Tak lagi didampingi oleh Andre, Keenan siap untuk mengurus keperluannya sendiri.

Sementara itu, Jihan yang semalaman memikirkan Keenan, tak tega untuk terus bersikap dingin padanya. Ada rasa iba melihat Keenan yang seolah berjuang sendiri. Ia kemudian bermaksud menghubungi Keenan, untuk menanyakan keberadaannya.

“Oh, aku senang sekali mendapat telepon darimu, Sayang,” jawab Keenan dari kejauhan.

"Keenan, cukup. Namaku Jihan. Kamu sedang ada di mana?" tanya Jihan kaku.

Keenan pun mengatakan di mana posisinya berada, yang saat ini sedang di sebuah pabrik pembuatan obat. Jihan yang hari ini sedang izin tak masuk kerja, menawarkan ingin mengajak Keenan makan siang di rumahnya. Tentu, dengan semangat Keenan langsung menuju ke rumah kontrakan mantan istrinya itu.

Berselang 20 menit kemudian, tiba lah Keenan di rumah Jihan.

Setengah menggoda, Keenan merasa terbang ke awan ketika Jihan bisa sedikit lebih baik padanya. “Kenapa tumben baik sekali.”

Tak menjawabnya, Jihan hanya diam, hingga Keenan tiba-tiba menanyakan soal hubungan Gio padanya. "Apa dia menyukaimu, atau kamu pernah menyukainya?"

Merasa tak nyaman dengan pertanyaan Keenan, Jihan enggan menjawabnya.

"Jihan, aku memang tidak tahu bagaimana hubungan kalian selama ini, mengingat dia banyak membantumu. Tapi aku harap kamu tak pernah menaruh hati padanya. Entah bagaimana dengan hidupku kalau aku melihatmu bersama yang lain," lanjut Keenan.

Tetap tak ingin menanggapinya, Jihan mengalihkan topik pembahasan. “Kamu yakin ingin mengundurkan diri dari perusahaan ayahmu? Kesulitan yang akan kamu hadapi akan sangat berat. Pikirkan baik-baik tentang keputusanmu, jangan gegabah dan keras kepala."

Keenan mengangguk dengan mantap, seolah tak peduli dengan segala kesulitan yang menunggu di depannya. Ia juga meminta kesediaan Jihan untuk tetap berada di sampingnya, mendukung setiap langkah yang diambilnya, meski itu semua tak akan selalu mudah. Ia ingin membuktikan pada Jihan, bahwa ia serius memperjuangkan kehidupan keluarga kecil mereka.

“Aku tak akan membiarkanmu kekurangan, meski aku juga tak akan berkecukupan seperti dulu. Tapi aku yakin, kalau kamu memberiku semangat, aku bisa bangkit seperti sekarang. Jihan, aku mohon, beri kesempatan untukku,” mohon Keenan memegang tangan Jihan.

“Keenan, ini bukan hanya tentang kita, karena keadaannya sudah berbeda. Kamu punya anak dari Nayla. Aku tak bisa kalau harus melihat Ruby menjadi anak broken home. Jangan sampai kamu membuat Ale memiliki seorang ayah, tapi menjadikan Ruby kehilangan ayahnya,” lanjut Jihan yang masih ragu dengan keputusan Keenan.

Meyakinkannya, Keenan mengaku tak akan lari begitu saja dari tanggung jawabnya pada Ruby. Dengan siapa pun Ruby akan ikut nanti, ia akan tetap menafkahinya. Ia juga membebaskan Ruby untuk memilih antara dirinya atau Nayla.

“Meski aku tahu, keadaan ini tak akan mengenakkan bagi anak sekecil itu, tapi menjadi Ale selama ini juga tak enak. Jihan, seandainya Ruby memilih bersamaku, apa kamu mau ikut merawatnya? Tapi kalau kamu tak mau pun tak apa-apa, aku akan mengusahakan agar Nayla yang membawanya,” lanjut Keenan berandai-andai.

Menghela nafas panjangnya, Jihan tak setega itu membiarkan Ruby semakin terpuruk hidup dengan mamanya seorang. Saat anak kecil itu hidup dengan kedua orang tua yang lengkap saja, hidupnya tak bahagia dan mengaku kekurangan kasih sayang. Apalagi jika hanya bersama Nayla. Jihan juga mengutarakan bahwa ia tak masalah kalau harus merawat Ruby nantinya.

"Keenan, lebih baik tidak membahas hal sejauh ini. Aku hanya ingin kamu memikirkan matang-matang. Jangan mengorbankan kehidupanmu yang sudah sempurna hanya demi ambisi konyolmu," ujar Jihan yang tak ingin larut dalam membahas kehidupannya bersama Keenan kelak.

Hanya tersenyum, Keenan meyakinkan Jihan bahwa ambisinya bukan lah hal konyol, melainkan tujuan hidup yang harus dicapainya. “Kamu adalah cita-cita terbesarku,” ucapnya kemudian mencium tangan Jihan.

Ale yang baru saja berganti baju dari kamarnya, berjalan menghampiri mereka. Jihan dengan cepat melepaskan tangan Keenan. Hingga bocah kecil itu hanya bisa melongo melihat dua orang dewasa di hadapannya itu saling salah tingkah.

"Mama dan Om Keenan sedang apa?"

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!