NovelToon NovelToon
Alandra & Anjani

Alandra & Anjani

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Gadis Embun

Anjani terpaksa menikah dengan pria asing yang bernama Andra. Momen pernikahan mereka yang tidak di hadiri oleh mempelai pria, dan pertemuan pertama mereka setelah setahun menikah, serta sikap dingin suami nya, semakin menambah duka dan kecewa di hati Anjani.
Kehadiran Rara, mantan kekasih nya, membuat hati nya ragu untuk meneruskan hubungan nya dengan Andra.
Karena kesalahpahaman, mereka terpaksa terpisah dalam waktu yang cukup lama.
Akan kah mereka bersatu kembali?
Apakah cinta mereka masih utuh atau sudah berkurang?
Simak Kisah nya yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Embun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

"Mas Andra, tadi itu maksud nya apa?" Tanya Anjani dengan jemari yang masih digenggam sang suami.

"Nggak ada, pengen ngasih tau aja ke mereka kalau bos nya yang tampan ini sudah ada yang punya," ucap Andra dengan percaya diri.

"Helleh... PEDE nya.." ucap Anjani sembari tersenyum.

Andra menarik tubuh istrinya untuk mendekat. Kedua mata mereka saling menatap satu sama lain.

Tangan yang sedari tadi menggenggam tangan istrinya, kini sudah beralih melingkar di pinggang sang istri.

Sementara Anjani, kedua tangan nya berada di dada Andra, menahan tubuh nya agar tak terlalu dekat.

"Mulai sekarang, kamu nggak perlu ragu lagi soal perasaan ku. Ini salah satu bukti kalau perasaan ku ke kamu serius." Andra mulai mode serius. Dan Anjani pun mendengar kan ucapan Andra dengan seksama.

"Kalau perlu, seluruh dunia harus tau tentang hubungan kita."

"Ah, kamu lebay, Mas!" Tangan nya memukul dada Andra, dengan bibir tersenyum kecil. Walau sebenarnya, hati nya tengah berbunga-bunga karena kelakuan random Andra.

"Sayang, udah nggak marah lagi, kan..?" Tanya Andra sembari menowel pipi Anjani dengan jari telunjuk nya.

Anjani menggelengkan kepala dengan tersenyum malu.

Andra lalu menarik tengkuk istri nya, mendekatkan ke wajah nya, dan menyatukan bibir nya ke bibir tipis Anjani. Meraup nya dengan lembut.

Pagutan demi pagutan semakin menghangatkan suasana di dalam ruangan, dengan durasi yang cukup lama, membuat Anjani terpejam menikmati. Tangan nya reflek melingkar ke leher Andra, dan membalas nya dengan kecupan yang tidak kalah mesra.

*tok tok tok*

*Permisi\, Pak..*

Terdengar suara dari luar pintu. Mereka pun menghentikan aktifitas panas nya. Anjani memilih duduk di sofa, sementara Andra merapikan setelan jas nya dan membukakan pintu.

*Ceklek*

"Permisi, Pak. Maaf mengganggu" ucap Rena dengan pandangan mata sinis melirik ke arah Anjani duduk.

"Ada apa, Rena?"

"Ini, Pak. Ada beberapa berkas yang harus segera di tanda tangani." Rena menyerahkan tumpukan map-map berisikan laporan keuangan selama satu Minggu.

Andra dengan wibawa nya, menggerakkan jari jemari nya di atas kertas.

Tampak Rena mencuri-curi pandang ke arah bos nya yang tengah menunduk memegang ballpoint, bibirnya mengulas senyuman penuh arti.

"Sudah." Andra menyerahkan kembali map-map tersebut ke tangan Rena.

"Terima Kasih, Pak Alan. Kalau begitu saya permisi dulu." Rena membuungkukkan kepala nya sebentar, kemudian berbalik arah menuju ke pintu. Dan menyapa Anjani sebentar.

"Saya permisi dulu, Anja- eh Bu Anjani." Rena keceplosan memanggil Bu Bos nya dengan sebutan nama.

Anjani hanya membalas nya dengan anggukan kepala dan senyuman singkat.

Rena menatap Anjani dengan pandangan sinis dan senyum palsu. Dia pun lalu segera melangkah keluar ruangan dan menutup pintu nya kembali.

Anjani sadar jika Rena tengah membenci nya, sejak peristiwa Anjani direkrut jadi asisten pribadi Andra. Pandangan Rena terlihat sangat tidak menyenangkan.

"Mas, aku pulang aja ya?" Pinta Anjani pada suami nya yang kini sibuk menghadap layar laptop.

"Kenapa pulang?" "Sini..!" Andra melambaikan tangan dan menyuruh Sang Istri untuk mendekat ke arah nya.

Anjani menuruti kemauan Andra. Dia berjalan ke tempat Andra berada. Saat dia sudah berdiri di samping kursi kebesaran Andra, Andra lalu menarik pinggang nya dan mendudukkan Anjani di atas pangkuan nya.

Anjani tak berontak sedikit pun, hanya terkjut sedikit.

"Kenapa minta pulang? Bosen?" Tanya Andra yang langsung dijawab Anjani dengan anggukan kepala dan bibir yang sedikit manyun manja.

"Cuma hari ini aja, temenin aku kerja. Sampai waktunya pulang. Ya.. ya.. ya..?" Bujuk Andra dengan nada manja. Sembari tangan nya yang masih melingkar di perut Sang Istri.

"Hhmmm.. iya deh. Tapi.... kalau aku diem aja di sofa, bikin ngantuk!"

"Hahaha, dasar kamu nya aja yang tukang ngorok!" Andra memutar-mutar duduk nya memainkan kursi putar 'kebesaran' nya.

"Mas kan tau sendiri, aku tuh orang nya terbiasa gerak kesana kemari, kalo disuruh dieeemm gitu, bawaan nya pengen mereeem aja!"

“Aku kasih kerjaan, Mau?” ucap Andra dengan mata yang tak lepas dari memandang Sang Istri.

“Kerja apa?” tanya Anjani penasaran.

“Kamu mau, nggak?”

“Mau apa tidak nya, ya tergantung. Kalau aku merasa mampu, ya aku kerjain. Kalo nggak, ya Mas Andra aja yang

ngerjakan. Hehe..” Anjani terkekeh sendiri.

“Bisa… kamu pasti bisa”

“Emang apa’an sih, Mas?”

“Hmmmm… Melayani suami.” Jawab Andra.

“Gimana? Bisa kan?” Andra menantikan jawaban dari Anjani, sembari mengeratkan pelukan nya.

“Gimana ya…? Aku takut, Mas. Aku belum siap.”

“Dosa loh kalo kamu terus-terusan nolak.” Andra menakut-nakuti istri nya, agar dia bersedia menerima tawaran nya.

“Kamu mau kalau suami mu ini ‘jajan’ di luar?” imbuh Andra yang semakin memprovokasi.

“Emang Mas Andra berani?” ucapan Anjani malah bernada menantang.

“Ayolah, Sayang. Udah hampir dua tahun nih. Masa’ punya suami di anggurin mulu.” “Apa jangan-jangan kamu punya cowok simpanan?” Ucap Andra menelisik.

“Idiiihh, amit-amit.. Sama suami sendiri aja belum, malah sama orang lain” sergah Anjani dengan bahu bergidik.

“Nah, itu udah tau. Kamu nggak kasian sama suami mu yang tampan ini?” Andra merengek manja, tangan nya semakin mempererat pelukan nya, sembari menyandarkan kepala tepat di dada Anjani. Karena posisi Anjani yang tengah berada di atas pangkuan Andra.

“Kalau kamu nolak, aku gelitikin nih,” tangan Andra yang usil itupun tanpa ampun menggelitik pinggang Anjani, membuat Anjani menggelinjang tidak karuan.

“Ampun, Mas… Udah! Geli tauuu..!” Anjani masih menggelinjang, karena Andra belum juga menghentikan tangan usil nya.

“Sayang, kalau kamu banyak gerak, entar ‘yang di bawah’ kebangun.” Andra mulai menghentikan tingkah usil nya. Wajah nya sedikit mendongak menatap Anjani yang berada di atas pangkuan nya.

“Hah?” Ekspresi Anjani pura-pura kaget.

“Pokok nya kalo kebangun, kamu tanggung jawab!”

“Gitu doang kebangun? Baperan deh!”

“Aku nggak peduli, poko nya harus tanggung jawab!”

“Kok jadi aku yang tanggung jawab? Tangan Mas Andra tuh yang usil, harus nya Mas yang tanggung jawab,” sela Anjani tanpa jeda.

“Pasti lah, aku pasti bakalan tanggung jawab. Kamu tenang aja, Sayang.”

“Lagian, punya suami tampan bukan nya senang, malah di anggurin.” imbuh Andra pura-pura kesal.

“Diih, PeDe!” Anjani mendorong tubuh Andra menjauh, dibalik tingkah nya, Anjani menyembunyikan senyuman yang sedari tadi ia tahan.

*klunting*

Ponsel Andra berdenting. Ada pesan chat masuk. Andra meraih ponsel nya yang tergeletak di meja. Dan membaca

notifikasi yang masuk.

“Rara.” batin Andra.

[Jadi ketemu?] tanya Rara di awal pesan chat nya.

[ketemu dimana?] balas Andra.

[di Kafe Rosalia]

Anjani yang tengah duduk di pangkuan, sedikit curi-curi pandang ke arah ponsel suami nya. Penasaran dengan

orang yang mengirim pesan ke Sang Suami.

[Oke. Aku kesana sekarang] balas Andra di akhir pesan nya.

Pandangan nya beralih dari ponsel ke arah Sang Istri yang tengah berpura-pura melihat balkon kantor.

“Sayang, pulang yuk!” ajak Andra, namun Anjani tak mendengar ucapan Andra. Sibuk melamun seperti nya.

“Anjani sayang..” kedua kalinya Andra memanggil Sang Istri yang masih menatap balkon dengan pandangan kosong.

Saat Andra mencubit pinggang nya pelan, barulah Anjani sadar dari lamunan.

“Auw. Sakit, Mas..” ucap Anjani dengan tangan memegang perut yang terkena cubitan.

“Kamu kalau masih mau mesra-mesraan, entar aja kita lanjut di rumah,” sindir Andra dengan senyuman yang menggoda.

Anjani memalingkan wajah Andra ke arah lain, takut salah tingkah gegara tatapan Andra yang menggoda iman nya.

Andra mengurai pelukan nya, agar Anjani segera beranjak dari pangkuan nya.

“Pulang yuk!” Ajak Andra, di ikuti Anjani yang langsung berdiri menjauh dari Sang Suami.

Andra meraih ponsel nya yang tergeletak di meja, lalu satu tangan nya menarik tangan Sang Istri. Menggandeng

nya keluar ruangan. Tangan satu nya lagi membawa tas selempang kecil milik Sang Istri.

***

Sesampainya di Kafe, tempat pertemuan nya dengan Sang Mantan. Anjani di buat bingung dan heran.

“Kok kesini, Mas? Tadi bilang nya mau pulang,” tanya Anjani dengan tangan yang masih di genggam Andra, sejak dari kantor sampai tiba di Kafe.

“Aku ada janji ketemu sama seseorang,” jawab Andra sembari mengedarkan pandangan mencari sosok wanita yang kini menjadi Mantan nya.

“Ayo, kamu temani aku,” ucap Andra setelah mata nya menemukan posisi Rara yang sudah lebih dulu sampai di Kafe.

“Ketemu siapa, Mas?”

“Nanti juga kamu tahu.” mereka lalu berjalan menuju ke tempat yang dituju, dengan tangan yang masih bergandengan.

Andra dan Anjani langsung duduk di kursi yang kosong. Tepat berada di depan Rara.

Rara yang awalnya sibuk menatap ponsel nya, seketika kaget dengan kehadiran mereka berdua.

“Ndra..” Ucap Rara, kalimat nya terhenti kala melihat sosok wanita yang tengah di gandeng tangan nya oleh Andra.

1
Supriatun Khoirunnisa
Buruk
Supriatun Khoirunnisa
Kecewa
Anonymous
Karya yang luar biasa
Anonymous
pernikahan paksa memang menyakitkan
niasyauqi
/Drool//Drool//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!