follow ig. @ Shanyu114
Novel ini di perkenankan untuk 21 ++
Ada Beberapa adegan yang di lakukan orang dewasa.
Elia dokter cantik, harus menerima nasib tragis karena diperkosa oleh Reyhan, pengusaha muda yang memiliki dendam pada kakaknya Elia.
Bagai jatuh tertimpa tangga, Elia yang sudah di perkosa pun melihat dengan mata kepalanya sendiri jika tunangan yang sudah berjalan tiga tahun berselingkuh di belakangnya.
Karena rasa sakit hati yang mendalam membuat jiwa Elia memberontak dan mengubah nasibnya agar tidak selalu teraniaya. Dia membalas dendam pada tunangannya dan Reyhan yang sudah memperkosanya. Berhasilkah Misi Elia? Atau harus gagal karena sebuah rasa cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 2 Di khianati.
Elia berjalan menuju lift, tanpa diantar Reyhan. Bahkan Reyhan langsung menutup pintunya saat Elia sudah berada di luar apartemen nya.
Elia tak bisa menahan airmata yang terus mengalir karena merutuki nasib tragisnya. Harus kehilangan kehormatan karena dendam seseorang pada kakaknya.
" Tring. "
Begitu pintu lift terbuka Elia masuk karena sekarang dia berada di lantai empat puluh delapan, dari lima puluh lantai.
Elia berdiri bersandar di tembok pojok lift, karena kebetulan lift itu kosong. Hingga di lantai empat puluh tujuh lift itu terbuka lagi.
Masuklah sepasang kekasih yang sangat lengket, karena wanita tersebut bergelanyut manja di lengan pria tersebut.
" Sayang, apa kamu akan tetap menikahi tunanganmu itu. Bukankah aku lebih segalanya darinya. " kata wanita itu
" Walaupun aku menikah dengan nya, aku tak akan mungkin meninggalkan mu honey. Karena hanya kamu yang bisa membuatku senang. " jawab pria itu
" Lalu kenapa kamu tidak menikah denganku saja. Aku akan lebih memuaskanmu. " bisik wanita itu di telinga Sean yang bisa di dengar Elia, karena posisi mereka berdiri di depan Elia.
" Sayang.. hubungan kita hanya sebatas saling menguntungkan. Lagi pula jika aku meninggalkan tunanganku, dia punya kakak yang seperti algojo. Kakak nya akan menguliti ku hidup hidup jika itu sampai terjadi. Kamu tenang saja, aku pasti akan meluangkan waktu untuk kita. Karena tunanganku terlalu sibuk bekerja. Dia hanya memperdulikan kakak dan karirnya saja. Tidak seperti dirimu yang pandai membuatku bahagia. " kata pria itu.
" Tenang saja, aku berjanji membelikanmu tas yang kau incar itu. Sabtu depan tas itu sampai. " kata Pria itu lagi
" Benarkah? aku sangat bahagia sayang. " jawab wanita itu menciumi pipi pria itu.
Dada Elia terasa sesak, ruangan itu terasa seperti di panggangan, sangat panas sampai membuat aliran darah Elia seakan mendidih.
Elia memegangi cincin di jari manisnya dan memutar mutar, dia tertunduk dan semakin banjir airmata.
Elia teringat, tanpa sengaja pernah memergoki tunangannya melihat sebuah tas branded dari ponselnya. dan melakukan cek out. Dia pikir tunangannya akan memberikan kejutan untuknya waktu itu. Ternyata ia salah sangka, orang yang sangat ia banggakan telah berubah menjadi baik, hanya jadi ilusi saja.
Elia melepas cincin itu, dan melepaskan begitu saja. Cincin itu jatuh menggelinding kedepan menatap pintu lift, karena pintu lift itu tertutup berbalik dan berputar putar di depan sepatu Sean lalu berhenti.
Semula Sean hanya berniat mengambilkan cincin itu dan memberikan pada pemiliknya. Namun ia memandang cincin itu dengan gemetar, karena cincin itu sama persis dengan yang ia pakai saat ini, hanya berbeda ukiran nama yang tertulis di cincin tersebut.
Sean membaca ukiran nama cincin yang ia pegang saat ini. " SEAN " gumam pria itu semakin merasakan sesak. Dia menoleh kebelakang tepat pintu lift terbuka .
Elia langsung menerobos di tengah wanita dan pria itu, tanpa memperdulikan cincin yang jatuh lagi karena di tabrak kasar oleh nya tadi.
Wanita yang bersama pria itu pun memaki Elia.
" Dasar wanita ******. Apa kamu tak bisa melihat, hingga menabrak orang di depanmu. " teriak wanita itu yang masih bisa di dengar oleh Elia, karena ia sempat berhenti sengaja mendengarkan, tapi tak membalikan badan terus menatap kedepan. Sampai alhirnya Elia beranjak pergi dan tak mau menjawab dulu. Hatinya masih belum bisa menerima penghinaan semua ini. Jika melawan pun percuma, karena pasti dia tidak bisa membendung airmata.
Sean yang sudah berhasil mengambil kembali cincin itu kembali, segera berlari mengejar Elia sampai berada di lobby dia bisa meraih lengan Elia.
" Elia.... Dengarkan dulu penjelasanku. Ini semua tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku tidak melakukan apapun. " kata Sean panik dengan menggoyangkan tubuh Elia karena menunduk.
" Biarkan aku pergi. " ucap Elia dengan menangis.
" Tidak. Dengarkan dulu penjelasanku. Aku tidak khilaf, karena dia terus menggoda ku Elia. Lagi pula kamu selalu menolak ku, melakukan itu. " jawab Sean
" Jadi kamu menyalahkan aku? " kata Elia dengan menatap kedua mata Sean.
Pandangan mata Sean tertuju pada leher elia yang penuh tanda merah kebiruan di sana. Dan Sean agak menyingkap jaket atas Elia, sampai dadanya agak terlihat, disana banyak sekali tanda merah lagi.
" Lihatlah, kamu sama saja munafik Elia. Kamu berpura pura sok suci padahal kamu pun melakukan yang aku lakukan. Aku tak menyangka jika kamu juga seorang wanita murahan. Tapi tenanglah, aku akan memaafkanmu kali ini. Anggap saja kita impas dengan kejadian saat ini. " jawab Sean seolah meremehkan Elia.
Elia semakin sesak mendengar penghinaan orang yang ia cintai sekarang ini merendahkan dirinya.
Elia mendorong tubuh Sean sekuat tenaga hingga terhuyung kebelakang, dan cincin yang di pegang Sean kembali jatuh kejalanan, karena kondisi Sean yang tak siap di dorong, membuat ia lupa sedang menggenggam sebuah cincin. Elia berlari sekuat tenaga menghindari Tunangannya, saat wanita yang bersama dengan Sean tadi ikut mendekati mereka.
Elia menyetop taxi, dia tak pernah menyangka jika hari ini adalah hari kehancurannya. Dia kehilangan kehormatan dan juga di hianati oleh tunangan nya sendiri dalam waktu yang bersamaan.
Di dalam taxi ia terus menghapus airmata yang tak kunjung habis tapi justru semakin deras mengalir di pipinya. Sampai ia tersentak saat sopir taxi itu berbicara keras membuyarkan lamunan nya, menanyakan arah tujuan nya saat ini.
" Bapak jalan saja dulu, terserah. Saya akan membayar di muka. " kata Elia memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu.
Akhirnya sopir taxi itu berjalan semaunya, mengikuti arah, tanpa bertanya lagi. Sampai Elia menatap sebuah taman yang sepi di memberhentikan taxi itu.
Elia keluar dari taxi, menatap sebuah danau di taman itu, begitu asri dan sejuk karena hari mulai sore dan matahari berlahan terbenam.
Berlahan Elia berjalan pelan, mendekati sebuah kursi yang menghadap danau. Pikiran bimbang, haruskah ia menceritakan semua penderitaan nya pada kakaknya, tapi ia percaya jika ia memberitahukan pada Aldo, pasti kakaknya tak segan membunuh kedua laki laki itu.
Sampai ia di kejutkan dengan istri atasan kakaknya yang kebetulan juga berada di situ, namun kelihatan jika wanita itu akan pergi, karena melihat Elia jadi mengurungkan niatnya, kembali duduk di samping Elia.
Seperti mengerti beban hidup Elia, wanita itu bercerita tanpa di tanya. Pengalaman buruknya saat ia di hina oleh suaminya dulu, bahkan dulu suaminya pernah merendahkan dan merebut malam pertamanya dengan paksa karena suaminya tak percaya jika dia masih benar benar gadis. Dia di fitnah oleh madunya, karena mereka dulu menikah karena di bohongi oleh istri pertamanya dulu.
Elia yang tadinya tak menghiraukan wanita itu, menjadi tertarik. Elia tak menyangka jika perjalan hidup wanita itu, setragis dirinya. Namun wanita itu kuat dan tak memperlihatkannya. Bahkan yang Elia tahu suaminya sangat mencintainya sekarang ini.
meskipun setuju kembali bersatu tp tetap berharap wanita selalu menang hhhhhh