Menikahi Tuan Muda Yang Kejam 2

Masih di suasana liburan.

Hari ini keempat anak muda itu masih menikmati indahnya pantai.

Namun hari ini Zein melihat ada yang berbeda dari kemarin.

Sean dan Viana tampak sedang bergandengan tangan dan saling melempar senyuman

"Sepertinya kalian sudah baikan" Kata Zein bermaksud menggoda mereka.

Baikan apanya bodoh, dasar usil.

"Sean, Viana berpose lah. Tante Alya menyuruhku untuk memotret kebersamaan kalian" Ucap Sean

"Mama? Apa kami harus melakukannya?" Tanya Sean

"Tante cuma mau tau kalian menikmati liburannya atau tidak" Kata Zein

"Baik lah" Kata Sean pasrah. Dia dan Viana duduk.

Bukannya malah berpose datar seperti biasanya, malah kini Sean berpose seperti anak ABG sambil memejamkan matanya.

"Sean kenapa berpose begitu?" Tanya Zein

"Biar Mama puas" Kata Sean

"Baik lah kau yang minta ya" Kata Zein yang langsung memotret mereka walau Viana belom bersiap. Alhasil, foto Viana seperti foto Candid. Namun jika Zein memintanya berpose lagi hanya akan membuat Sean kesal.

"Sudah" Kata Zein

"Ya sudah pergi lah" Usir Sean

"Baik lah aku mengerti. Aku tidak akan mengganggu kalian" Jawab Zein yang kini sudah melangkah menjauh sambil memainkam hpnya. Dia mengirim foto itu pada Alya.

Alya hanya tersenyum melihat foto Sean yang terbilang cukup unik dan langka bagi seorang Sean Armadja.

Setelah puas bermain di pantai, mereka berempat pergi berbelanja oleh oleh.

Dan tak lupa mereka mengunjungi menara Eiffel yang merupakan icon ibu kota Negara Prancis.

Sean terlihat begitu antusias dan berkali kali meminta Zein untuk memotretnya. Viana tidak mau ikut berpose dengan alasan sedang malas. Padahal dia tidak mau merusak foto Sean.

"Sudah" Kata Zein

"Ayo kembali ke hotel" Ajak Sean

Mereka mengangguk dan segera melangkah mengikuti Sean.

Viana memandangi Hpnya. Dia sempat memotret Sean diam diam.

Dia memang sangat tampan. Gumam Viana

Pada malam harinya..

Mereka sudah mengepak barang barang mereka karena mereka akan kembali malam ini juga.

Viana sudah bersiap dengan kopernya. Dia mengembangkan senyuman saat melihat Lyana datang bersama Zein.

"Nona kopernya besar sekali" Kata Lyana

"Iya Sean yang membelinya untuk tempat oleh oleh. Tidak berat kok" Kata Viana sambil mengangkat koper itu untuk sekedar membuktikan omongannya karena pada dasarnya koper itu memang ringan karena isinya barang barang berukuran besar namun ringan.

Tak lama kemudian Sean datang dan membawa dua koper. Yang satu miliknya dan yang satu lagi milik Viana.

Sebenarnya dia malas membawanya tapi dia tidak mau jika Zein sampai mengoceh dan bilang bahwa Sean adalah suami terpayah di dunia karena tidak membantu istrinya hanya untuk sekedar membawa koper.

Mereka segera berangkat ke bandara.

Setelah pesawat take off..

Sean tidak mau duduk dengan Zein karena Zein hanya akan mengganggunya dengan ocehan yang membuat telinganya risih.

Dia memilih duduk dengan Viana. Walaupun terpaksa, setidaknya Viana tidak akan mengoceh saat Sean tidak mencari gara gara duluan.

Lama perjalanan membuat Sean merasa bosan dan akhirnya membuka pembicaraan.

"Negara mana saja yang pernah kau kunjungi?" Tanya Sean

"Hanya Prancis itu pun karena perjalanan bisnis ini" Kata Viana antusias

"Sepertinya kau ingin travelling keliling dunia" Kata Sean mengartikan reaksi Viana

"Itu adalah impianku. Mengunjungi setiap Negara dan menemui para artis terkenal disana" Kata Viana

"Oh ya? Siapa artis yang kau sukai?" Tanya Sean

"Aku sangat mengidolakan artis Thailand yang bernama Richie Oranate. Dia sangat cantik dan hobi olah raga sepertiku" Kata Viana

"Aku kira kau menyukai artis Korea seperti kebanyakan wanita Indonesia" Kata Sean

"Aku juga menyukai satu orang. Dan aku juga suka menonton drama jika dia yang memerankannya" Kata Viana

"Siapa?" Tanya Sean

"Aset Korea" Kata Viana

"Maksudmu Lee Min Ho?" Kenapa kau menyukainya?" Tanya Sean

"Entah lah mungkin karena dia sangat tampan dan setiap dramanya sangat bagus untuk ku tonton" Kata Viana

"Dasar wanita. Tidak jauh jauh dari Drakor" Kata Sean

"Yang penting bisa memanjakan mata" Kata Viana tersenyum

Sean menatap lekat wajah Viana yang terlihat senang saat membicarakan hal yang dia sukai.

"Sejak kapan kau rajin berolahraga?" Tanya Sean

"Sejak aku masih duduk di sekolah dasar, aku sangat menyukai olah raga. Apalagi bela diri, aku tidak pernah melewatkannya sekalipun" Kata Viana yang lagi lagi antusias saat membicarakan hal yang dia sukai

"Pantas tenagamu seperti monster" Kata Sean

"Tapi aku sudah beberapa kali memelintir tanganmu" Balas Viana

"Itu karena aku mengalah padamu dan dalam kondisi mabuk" Kata Sean berusaha mengelak

"Iya aku tau" Viana memilih untuk mengalah. Rasanya akan sangat panjang jika harus berdebat dengan Sean.

Hening sudah, lama kelamaan Viana merasa mengantuk dan akhirnya tertidur. Saat sudah benar benar terlelap, kepalanya jatuh ke bahu Sean.

Sean yang menyadari hal itu berusaha menegakkan kepalanya lagi namun tetap saja kepala Viana jatuh ke pundaknya.

Akhirnya Sean membiarkan Viana tertidur di pundaknya.

Sean mencium aroma yang sangat wangi dari rambut Viana.

Ternyata benar, sampo yang di pakainya benar benar sampo terbaik.

Lama kelamaan Sean akhirnya tertidur juga.

Dia memiringkan bangkunya dan juga bangku Viana agar bisa tidur dengan nyaman.

Sean segera terlelap. Dia bermimpi. Didalam mimpinya dia sedang bermesraan dengan Viana di pantai.

Wajah Viana terlihat sangat senang begitu pun juga dengannya.

Sean mengerjapkan mata saat Viana membangunkannya.

"Emm ada apa? Apakah sudah sampai?" Tanya Sean sambil mengucek matanya

"Tidak belum. Kita baru tidur 1 jam tapi tawamu membangunkanku" Kata Viana

"Aku tertawa?" Tanya Sean tidak percaya

"Bahkan sangat keras sehingga membangunkan orang di belakang kita" Kata Viana

"Apa?" Sean merasa agak malu

"Sebenarnya kamu mimpi apa? Bertemu dengan Mr. Bean?" Tanya Viana

"Tidak, aku hanya bertemu dengan orang bodoh yang melakukan tingkah konyol" Kata Sean

"Sebodoh itukah sampai kamu tertawa dalam tidurmu?" Tanya Viana

"Diamlah, dia memang sangat bodoh" Kata Sean

Bahkan di dunia nyata pun dia memang bodoh. Dan si bodoh itu adalah kau. Gumam Sean

Akhirnya mereka tidur lagi dan kali ini Sean mungkin akan kecewa karena dia tidak bisa menyambung mimpinya.

Tepat pukul 11.00 wib mereka sudah sampai di Indonesia.

Mereka di jemput oleh Ruly supir Rangga.

Walaupun umur Ruly sudah tidak muda lagi, namun kemampuannya masih bisa di bilang oke.

Bila hanya sekedar menjadi supir Rangga yang kini tidak suka jika Ruly melajukan mobil seperti dulu.

Jika dulu hal itu dapat memicu adrenalin namun sekarang hal itu akan memicu jantung para lelaki tua itu.

Namun begitu, bakatnya tetap di warisi oleh anak semata wayangnya yaitu Lyana yang bercita cita menjadi pembalap sejak kecil namun Ibu dan Ayahnya melarangnya karena dia adalah anak semata wayang mereka dan dia adalah seorang wanita.

Jangan lupa vote sayang akoh 😘