mengisahkan seorang ketua osis yang juga menjadi ketua geng buly di sekolah nya. Yang gemar membuly temannya yang lemah.
Karena ketampanannya, iya banyak disukai oleh para siswi di sekolah nya. Tapi sayang nya, tidak ada yang berhasil menduduki hatinya.
Hingga pada suatu hari, seorang cewek gendutlah yang menjadi pemenang di hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon heila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah Laura adalah Kania?
Di rumah Erik, tersimpan begitu banyak foto Kania. Saat Erik tiba di rumah, Erik selalu berdiam diri dalam kamar sembari memandangi foto Kania. Iya mengelus wajah Kania dalam foto tersebut.
"Kania.. kenapa ya, Aku bisa suka sama cewek gendut, item seperti kamu? Padahal cewek tipe Aku itu putih, langsing, cantik dan elegan. Tapi kenapa saat liat kamu.. pandanganku berubah? Seolah-olah wanita cantik itu tidak penting bagi Aku.. Hanya saja, Aku gengsi untuk mengakui semuanya depan teman-teman Aku.. Aku malu mengakui kalau Aku suka kamu.. Aku takut dicibir oleh mereka.. Kania.. kamu sudah banyak merubah hidupku. Kamu dimana sekarang? Sudah 6 bulan kamu menghilang. Kenapa kamu pergi tanpa kabar Kania? Aku rindu.. Aku kangen dengan semua tentang kamu.. I love you.." Ucap Erik pada foto Kania sembari mencium foto tersebut.
Diam-diam Erik menyukai Kania. Setelah Kania dinyatakan menghilang, Erik hampir saja merasa frustasi. Diam-diam Erik mencari Kania. Erik begitu sangat merindukan Kania.
Setiap hari Erik selalu menyebarkan poster dan bertuliskan pencarian orang hilang. Juga disitu terpampang wajah Kania.
Selesai membagikan poster, Erik kembali pulang. Di poster tersebut tertera nomor Erik. Erik sengaja mencantumkan nomor baru miliknya. Agar iya tidak ketahuan oleh teman-temannya.
Sesampainya di rumah, Erik menghela nafas lelah. Sudah 6 bulan lamanya semenjak Kania dinyatakan hilang, Erik tidak menemukan sebuah petunjuk apapun. Erik tidak pernah berhenti berharap untuk Kania tetap di temukan.
...****************...
Di sekolah, Erik tidak henti-hentinya melihat bayang-bayang Kania. Berjalan pun Erik melihat bahwa Kania masih ada di sekolahnya.
Buk!
Lagi-lagi Erik menabrak Laura. Laura sudah tidak asing lagi dengan wajah Erik. Hanya saja kali ini iya merasa sedikit kesal.
"Maaf.. Aku ga sengaja!" Ucap Erik.
"Udah dua kali bertabrakan secara tidak sengaja. Tapi, kenapa Erik tidak marah ya? Tumben ni orang.." Gumam Laura sembari memajukan bibir bawahnya.
"Halo.." Sapa Erik sembari melambaikan tangannya di depan wajah Laura.
"Iya?"
"Kenapa melamun?" Tanya Erik.
"Enggak.. siapa yang melamun?" Elak Laura. Erik memperhatikan wajah Laura sejenak. Mata, cara memandangnya, bibirnya, bahkan suaranya sangat mirip dengan Kania. Erik hafal betul dengan diri Kania.
"Kania? Kamu Kania kan?" Erik langsung menebak Laura adalah Kania. Laura mengernyitkan kening.
"Kania? Siapa dia? Aku tidak mengenalinya.." Pengakuan Laura.
"Bohong! Kamu pasti Kania kan? Aku tau betul bagaimana Kania.." Ucap Erik. Laura tertawa dan Erik merasa heran dengan tertawanya Kania.
"Sekali Aku bukan Kania.. kamu jangan ngawur. Masih muda kok sudah ngelantur.." Ucap Laura dan berlalu pergi meninggalkan Erik. Erik terdiam sejenak dan wajahnya menoleh ke arah Laura yang sudah berlalu. Erik berfikir akan Laura.
"Kenapa begitu mirip dengan Kania ya? Siapa sebenarnya Laura?" Tanya Erik pada dirinya sendiri. Erik berusaha untuk mencari tahu siapa Laura sebenarnya. Filing Erik mengatakan kalau Laura adalah Kania.
...****************...
Erik memiliki rencana untuk menguji seorang Laura. Erik akan membully Laura. Untuk urusan bully, Erik adalah jagonya. Erik akan menyuruh Pinky untuk ngerjain Laura.
Diam-diam Erik mengirim pesan kepada Pinky lewat chat di ponselnya. Erik meminta Pinky untuk menemui dirinya segera. Pinky bergeming heran.
"Tumben Erik chat Aku duluan.. ada apa nih? Jangan-jangan Erik nyuruh-nyuruh Aku lagi.. jadi males." Ucap Kania kesal. Pinky segera membalas chat Erik. Dengan ketikan tangannya yang begitu cepat.
"Ga bisa! Aku lagi ada kerjaan sekarang!" Ucap Pinky kesal.
"Ayolah Pinky.. ini penting banget!"
"Dengerin ya tuan Erik.. Aku ga mau jadi pesuruh kamu lagi. Kamu pikir Aku ini pembantu kamu?" Sungut Pinky.
"Pinky.. Pinky yang cantik jelita... Pokonya kamu itu cewek paling cantik di sekolah ini.. percaya deh.. kalau kamu tercantik.. Kesini sebentar ya sayang.." Rayu Erik. Pinky yang begitu demen sama Erik. Menjadi tertarik dengan rayuan manis Erik.
"Erik nih.. bisa aja merayu orang.. Gimana Aku mau berhenti halu Erik.. sementara Kamu kayak gini.." Ucap Pinky.
"Please.." Erik memohon sekali lagi. Karena rayuan dan bujukan Erik, Pinky akhirnya ngalah juga. Iya memenuhi permintaan Erik.
"Ok deh.." Jawab Pinky akhirnya.
Pinky dan Erik mengakhiri chat. Iya memasukkan ponselnya ke dalam sakunya lagi. Pinky segera menghampiri Erik di tempat yang telah ditentukan oleh Erik.
.
.
"Ada apa Rik?" Tanya Pinky.
"Aku punya kerjaan buat kamu!" Ucap Erik. Pinky membuang nafas kasar.
"Hem.. sudah Aku duga, Kerjaan apa si Erik?" Tanya Pinky kesal. Erik membisikkan sesuatu di telinga Pinky. Pinky tersenyum kecut dengan perintah kamu.
"Hehe.. kalau masalah ini, sorry.. Aku ga mau ikut-ikutan.." Ucap Pinky sembari mengeraskan gigi.
"Ayolah Pinky... teman kamu kan banyak.. masak iya sih, kamu ga bisa.." Erik memaksa.
"Erik.. Aku tidak mau babak belur lagi.. gara-gara Laura.. Laura itu bukan orang sembarangan.. kemarin, Aku dan Teman-teman, sudah babak belur.. Kamu kira dia cupu kali ya.. udah ah.. mendingan.. kamu lakukan sendiri dengan teman-teman kamu.. temen kamu banyak juga kan?" Tolak Pinky.
"Pinky.. apa kamu tidak ingin balas dendam terhadap Laura.. kamu kan sudah dibuat babak belur olehnya.. harusnya bisa balas dendam dong.. kalau kamu nolak.. cantiknya kamu hilang loh.." Ujar Erik.
"Terserah, mau cantiknya Aku ilang kek.. yang penting wajah Aku ga berubah.. ok.. kerjain aja sendiri.. jangan bawa-bawa Aku!" Ujar Pinky menolak. Pinky berlalu pergi meninggalkan Erik. Erik mengacak-acak rambutnya yang tidak gatal. Terpaksa Erik melakukan sendiri. Iya ngerjain Laura bersama Teman-temannya.
...****************...
Sepulang sekolah, Erik dan teman-temannya menunggu Laura di depan gerbang sekolah. Erik sudah tidak sabar. Ingin melihat reaksi Laura saat iya ngerjain Laura.
Tak lama, Laura sudah terlihat barang hidungnya. Erik dan teman-temannya bersiap-siap untuk beraksi.
Laura di hadang oleh Erik dan teman-temannya. Hingga iya tidak menemukan jalan untuk keluar. Laura berkacak pinggang dan membuang nafas kesal.
"Bisa ga? tidak menghalangi jalan Aku?" Protes Laura.
"Oh.. jadi kamu mau lewat? Lewa saja kalau bisa.." Ucap Erik menantang.
"Erik! jangan coba-coba memancing emosi saya ya?" Ucap Laura greget dengan Erik.
"Ga bisa dong.. kalau bisa lewat saja." Tantang Erik lagi. Tanpa basa-basi, Laura menendang Erik dengan teman-temannya dengan menekuk lututnya. Mereka membungkukkan badan sembari memegang bagian perut karena menahan sakit. Laura tersenyum dengan mengangkat bibirnya yang sebelah.
"Emang enak?" Ucap Laura. Laura berlalu pergi meninggalkan mereka. Dari cara Laura melawan, itu sama persis dengan cara Kania. Erik semakin yakin bahwa Laura adalah Kania.
buat celakain Kania