Akibat tidak mau berhubungan badan membuat Scarlet dijual oleh kekasihnya sendiri pada seorang pria pecinta kebersihan.
Pertemuan tanpa sengajanya dengan Samuel membuatnya harus terjebak dengan Samuel selama dua tahun akibat perjanjian yang tidak dia inginkan sama sekali. Samuel menginginkannya karena hanya Scarlet satu-satunya wanita yang bisa bersentuhan dengannya oleh sebab itu dia menerima tawaran dari Darien, kekasih Scarlet yang ternyata telah menipu Scarlet.
Scarlet berusaha memberontak namun gagal sampai akhirnya dia memutuskan memanfaatkan kekuasaan yang Samuel miliki untuk membalas dendam pada Darien yang telah menjualnya dan pada orang-orang yang sudah menghina dan menginjak harga dirinya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akan Tanggung Jawab
Setelah kepergian Catrine, Samuel memulihkan keadaan akibat dipeluk oleh Catrine secara tiba-tiba. Butuh waktu sepuluh menit baginya sampai reaksi obat yang dia konsumsi benar-benar meredakan reaksi phobia yang dia derita. Setelah merasa sudah lebih baik, dia beranjak untuk mengambil minuman.
Catrine benar-benar kurang ajar. Padahal dia sudah tahu akan phobia yang dia derita apalagi mereka sudah berteman lama tapi Catrine begitu berani menyentuhnya. Minuman dihabiskan dalam sekali teguk, rasanya dia tidak berminat melakukan pekerjaannya lagi tapi harus dia selesaikan. Samuel kembali mendekati meja namun teriakan Scarlet mengejutkan dirinya dan menghentikan langkahnya.
Scarlet terbangun dengan perasaan hancur. Seluruh tubuhnya terasa sakit luar biasa akibat perbuatan Samuel. Scarlet menangis dengan keras dan berteriak untuk melampiaskan perasaan yang meluap di dalam hati. Dia benci, benci dengan semua yang telah dia alami. Setelah dijual oleh Darien, kini kesuciannya direnggut dengan paksa hanya karena dia ingin terbebas dari tangan Samuel. Kenapa semua begitu jahat padanya? Kenapa dunia terasa tidak adil baginya?
Seluruh tubuh terasa remuk. Bagian kedua kaki terasa sakit. Bercak darah di atas ranjang menandakan jika apa yang selama ini dia jaga sudah tidak ada lagi. Bagian dada dan lehernya terdapat bercak-bercak bekas percintaan yang baru saja dilakukan. Kenapa semua bertindak jahat padanya? Darien begitu tega dan Samuel begitu kejam. Apakah dia tidak berhak atas kehidupannya sendiri? Setelah terlepas dari kandang singa, dia justru terjebak di kandang singa yang lainnya yang lebih berbahaya.
"Aku benci dengan kalian semua!" teriak Scarlet sambil melemparkan bantal ke arah pintu. Dia benci, benar-benar benci dan kebenciannya semakin membesar saat Samuel masuk ke dalam kamar.
Scarlet menatap pria itu dengan tatapan penuh kebencian. Dia benci, rasanya ingin mengambil batu lalu melemparkannya ke wajah Samuel.
"Apa kau puas sekarang?" teriak Scarlet dengan lantang.
"Aku tidak bermaksud menyakiti dirimu, Scarlet!" Samuel melangkah mendekati Scarlet yang sedang memeluk dirinya di atas ranjang. Jas yang digunakan oleh Samuel sudah terjatuh, Scarlet masih tidak menggunakan apa pun.
"Tidak bermaksud? Tidak perlu mengatakan lelucon yang tidak perlu tapi nyatanya kau memaksa aku. Kau dan Darien sama-sama ba*ingan dan aku benci dengan kalian berdua!" sikap Scarlet semakin sinis dan tak bersahabat karena rasa benci yang semakin dalam.
"Kau yang memaksa aku, Scarlet. Bukankah sudah aku katakan padamu? Bersikap baiklah maka aku akan bersikap baik padamu tapi kau selalu ingin lari dariku lagi dan lagi. Kau bahkan mendapatkan uang dengan mudahnya agar kau bisa lepas dariku. Kenapa? Apa selama ini aku tidak bersikap baik padamu? Apa aku pernah memaksamu secara berlebihan dan menyiksa dirimu? Aku hanya ingin kau berada di dekatku saja agar phobiaku bisa sembuh. Aku tidak akan memaksa jika kau tidak mau tapi kau bertingkah seperti tawanan yang aku siksa setiap hari dan selalu ingin pergi dariku!"
"Tapi bukan seperti ini caranya!" teriak Scarlet.
"Kau yang memaksa aku. Jika kau tidak memberikan uang itu maka aku tidak akan melakukan hal ini padamu! Lagi pula aku memang boleh melakukannya sesuai dengan isi kontrak yang sudah kau sepakati!"
"Aku tidak menyepakatinya, aku tidak!" Scarlet menyembunyikan wajahnya di balik lengan dan menangis terisak. Dia tidak menyepakati apa pun yang ada di surat kontrak itu bahkan dia tidak tahu sama sekali dengan isinya. Apa dia sudah gila menjerumuskan dirinya sendiri karena uang yang bahkan tidak dia nikmati sama sekali?
Napas berat di hembuskan, Samuel duduk di sisi Scarlet. Jas yang sudah terjatuh dipakaikan ke bahu Scarlet agar dia tidak kedinginan. Scarlet menepisnya lalu berpaling, dia tidak sudi disentuh oleh pria itu lagi. Setidaknya dia masih memiliki harga diri dan dia harus mempertahankan harga diri yang masih dia miliki.
"Aku berjanji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi padamu tapi kau harus patuh padaku. Aku membutuhkan dirimu untuk menyembuhkan phobiaku jadi bersikaplah seperti kekasihku dan jangan coba-coba untuk lari lagi. Jika kau patuh dan bersikap baik, maka aku pun akan bersikap baik padamu bahkan aku akan memberikan apa pun yang kau inginkan. Tinggal kau sebutkan saja, maka aku akan mengabulkan apa pun itu1"
"Aku tidak butuh bantuanmu!" ucap Scarlet. Dia tidak butuh bantuan siapa pun apalagi untuk membalas Darien karena dia tidak mau berhutang budi pada siapa pun sehingga dia harus membalasnya.
"Jadi? Apa kau masih mau lari dariku?"
"Tinggalkan aku, aku ingin sendiri!" pinta Scarlet.
"Aku akan meminta seseorang membawakan baju bersih untukmu. Kau bisa bersihkan diri di kamar mandi yang ada di sana dan setelah itu pergi makan siang denganku!" ucap Samuel seraya beranjak.
Scarlet tidak menjawab, Samuel berpaling dan melihatnya sejenak. Dia harap setelah ini Scarlet tidak lagi melawan dirinya dan berusaha lari karena dia tidak akan melepaskan wanita itu sampai kapan pun. Sekarang biarkan saja hubungan mereka seperti ini tapi lambat laun, mungkin Scarlet akan terbiasa dengan dirinya. Samuel sudah hampir mencapai pintu namun perkataan yang diucapkan Scarlet dengan lirih menghentikan langkahnya.
"Bagaimana jika aku hamil gara-gara ini?" Scarlet menanyakan hal itu tanpa mau memandangi Samuel.
"Kau tidak perlu khawatir, aku akan bertanggung jawab. Jika kau mau pun, aku akan bertanggung jawab saat ini juga!"
"Keluar sekarang, aku tidak memerlukan belas kasihan darimu. Bagiku kau dan Darien sama saja dan aku tidak akan mempercayai lelaki mana pun lagi untuk seumur hidupku. Setelah ini aku ingin membeli obat, aku tidak sudi hamil anakmu!" perasaan kecewa yang dia rasakan dan apa yang dia alami dari dua pria yang berbeda benar-benar membuatnya tidak mau mempercayai laki-laki lagi bahkan dia tidak mau mencintai siapa pun lagi untuk seumur hidupnya, Seharusnya dia sadar, dia hanyalah Cinderella di dunia berbeda jadi jangan harap ada pangeran berkuda putih yang akan datang dan mencintainya dengan tulus.
Samuel tidak menjawab, dia keluar dari ruangan itu. Pintu ruangan tertutup, suara tangisan Scarlet pun terdengar. Dia merasa sudah kotor, harga diri pun sudah hampir terinjak. Samuel mengumpat dan bersandar di pintu, jika ibu dan ayahnya tahu dia telah memperlakukan seorang wanita dengan begitu buruk, maka matilah dia.
Mau bagaimana lagi, dia juga tidak mau seperti ini. Dia tidak mau Scarlet pergi darinya karena hanya dia satu-satunya yang bisa dia sentuh. Jika Scarlet pergi, dia yakin tidak akan ada yang bisa seperti Scarlet lagi. Samuel melangkah menuju meja, dia meminta seseorang untuk mengantarkan pakaian untuk Scarlet. Kepalanya jadi sakit, dia pun jadi tidak bisa mengerjakan pekerjaannya.
Scarlet menumpahkan seluruh kesedihannya, dia tahu air mata yang dia tumpahkan tidak berguna karena orang miskin seperti dirinya tidak bisa mengalahkan orang kaya yang memiliki segalanya. Sekeras apa pun dia memberontak, semua akan sia-sia. Dari pada hidup dalam kendali orang lain bukankah lebih baik dia mati saja? Pikiran buruk dan pendek pun terbesit tapi dia harus bisa bertahan karena dia belum menendang bokong Darien karena baji*ngan itulah yang telah membuatnya berada di posisi tidak menyenangkan itu.
ga sgampang itu lah
Jalan ceritanya mudah di mengerti
minta Samuel untuk membuat Dariej mnyesal krn telah menjualmu