Demi ingin mencapai tujuan masing-masing, Ashley dan Hayden sepakat untuk melakukan pernikahan bisnis. Ashley harus mempertahankan miliknya yang ingin direbut Pamannya, sedangkan Hayden ingin hidup bebas dari kekangan keluarganya. Keduanya berjuang bersama. Ashley dan Hayden saling membantu, saling mendukung dan saling menghibur. Sampai tanpa mereka sadari, rasa ketertarikan muncul. Dan tumbuhlah benih cinta diantara keduanya.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dea Anggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Peringatan
Keesokan paginya, Ashley bangun dan mendapati sisi tempat tidur kosong. Ia segera mengenakan pakaian dan turun ke lantai satu mencari keberadaan suaminya. Ashley melihat Hayden sedang sibuk memasak di dapur.
"Kau sudah sibuk memasak rupanya," kata Ashley berjalan mendekati Hayden di dapur.
"Hai, sayang. Sudah bangun? aku sudah minta pelayan menyiapkan pakaian ganti untuk kita, David akan datang membawanya," kata Hayden menjelaskan.
"Hm, iya. Apa boleh aku membantumu?" tanya Ashley menatap Hayden lekat.
"Boleh saja. Kau bisa menghangatkan susu, atau mengoles selai ke roti. Pilih salah satu," jawab Hayden.
"Hm, sepertinya aku tak diizinkan mendekati dapur. Jadi, aku mengoles selai pada roti saja. Berikan yang kau pegang padaku, biar aku yang melakukannya. Kau saja yang menghangatkan susu," kata Ashley.
Hayden mencium pipi Ashley, "Ini baru istriku. Bukanya tidak boleh, tapi aku takut kamu lelah. Bukankah banyak pekerjaan yang harus kau kerjakan hari ini? duduk dan mengoles selai saja," kata Hayden tersenyum.
"Curang. Kau tidak boleh tersenyum seperti itu. Dasar," gerutu Ashley.
Hayden mendekatkam wajahnya ke wajah Ashley, "Lantas aku harus bagaimana? kalau tidak boleh tersenyum," tanya Hayden.
"Maksudku, kau ... " kata-kata Ashley terhenti karena tiba-tiba Hayden menciumnya.
Hayden menatap Ashley lekat, "Tenang saja. Aku tak akan tersenyum tampan pada orang lain selain istriku. Apa kau bisa tenang sekarang?" kata Hayden.
Ashley menarik kaus Hayden dan mencium Hayden. Ciuman pun terlepas, lalu Hayden segera mempertemukan bibirnya kembali dengan bibir sang istri. Ia mencium istrinya dengan gemas, sampai istrinya meronta-ronta karena kehabisan napas. Pada akhirnya Hayden pun melepaskan ciumannya dan terkekeh.
Ashley mengerutkan dahinya, "Menyebalkan," kata Ashley.
Hayden pun pergi menghangatkan susu. Sedangkan Ashley melanjutkan mengoles selai. Tidak lama Hayden kembali membawa dua gelas susu hangat. Ashley menyuapi roti yang sudah di oles selai pada Hayden. Hayden memakannya dengan lahap. Ashley juga makan lahap roti selai buatannya, karena ia sangat lapar. Keduanya sarapan sambil berbincang santai. Beberapa saat setelahnya, David datang membawa pakaian ganti. David juga disugguhi susu dan roti selai oleh Ashley. Karena Ashley tahu, David pasti belum sarapan. David tak bisa menolak, ia memakan roti dan meminum susu sembari menunggu Ashley bersiap-siap.
Setelah sarapan, mandi dan bersiap. Ashley pergi ke kantor bersama David. Hayden bersiap-siap membeli bahan dan membuka restoran setelahnya. Hayden berencana membuka lowongan pekerjaan.
***
Malam harinya. Hayden mengajak Ashley berjalan-jalan. Ashley ingin makan es krim untuk menghilangkan rasa lelahnya seharian bekerja. Tidak disangka-sangka, mereka malah bertemu Jayden di saat yang tidak tepat.
Ashley yang sedang menunggu Hayden memesan es krim, melihat ada kegaduhan. Ia langsung menegur seseorang yang sedang mengamuk tidak jelas pada seorang anak kecil. Rupanya anak tersebut sudah menumpahkan es krim ke sepatu seseorag yang marah tersebut. Si anak sudah minta maaf, tapi seseorang itu tak memaafkan dan justru melontarakan kata-kata kasar.
"Kau ini. Dasar anak bodoh! apa orang tuamu tidak mengajarimu etika? menyusahkan saja," sentak seseorang itu marah. Sampai-sampai semua mata menatap ke arah seseorag dan seorang anak itu.
"Maaf, tidak bisakah Anda menjaga kata-kata Anda? Anak itu sudah minta maaf dan berkata kalau dia tidak sengaja. Apakah masih perlu diributkan?" kata Ashley membela.
Seseorang itu berbalik dan terkejut saat melihat Ashley. Ashley pun kaget, ternyata seseorang yang marah-marah itu adalah saudara tiri dari suaminya, Jayden.
"Kau ..." gumam Jayden.
"Ya, aku. Kenapa? kalau tahu itu kau, aku akan memukulmu," kata Ashley kesal.
Jayden menatap Ashley, "Tunggu. Ada yang aneh. Apa wanita ini tak memakai kursi roda? dia bisa berjalan?" batin Jayden berpikir.
"Hei, apa yang kau lamunkan. Minta maaf karena suda bicara kasar. Dasar tidak tahu malu," kata Ashley marah.
"Siapa yang kau suruh minta maaf? aku? wah-wah, kau mau jadi pahlawan kesiangan rupanya. Anak inilah yang salah. Memangnya dia bisa ganti kalau sepatu mahalku ini kotor?" kata Jayden dengan sombong.
Ashley tidak menggubris ucapan Jayden dan meminta anak kecil itu segera pergi. Melihat anak kecil yang membuat masalah dengannya pergi, Jayden pun marah dan menyalahkan Asley karena ikut campur. Keduanya pun terlibat pertengkaran sampai akhirnya Hayden datang dan melerai Jayden juga Ashley.
Hayden mengajak Ashley pergi, karena ia juga sudah mendapat es krim yang diinginkan Ashley. Jayden hanya bisa mengepalkan tangan dan menatap marah kepergian Ashley dan Hayden. Jayden merasa sakit hati, karen kata-kata Ashley yang menusuk.
***
Di tempat lain, Ashley menceritakan apa yang terjadi sembari memakan es krimnya. Hayden mendengarkan dengan seksama. Ia tidak kaget karen Jayden memanglah orang yang sangat menyebalkan dan keras kepala. Jayden tidak akan segan berkata kotor dan kasar kalau merasa terusik dan kesal.
Tiba-tiba ponsel Hayden berdering. Ia mendapatkan panggilan dari seseorang yang ingin melamar pekerjaan. Hayden meminta orang tersebut datang pukul sembilan pagi, esok hari dengan membawa semua syarat yang terlampir di pengumuman yang ia tempel di luar restorannya. Ashley yang ingin ke kamar mandi pun hanya bisa berbisik untuk berpamitan. Ia tidak ingin mengganggu suaminya yang sedang menerima panggilan.
Hayden menjauhkan ponselnya dari bibirnya, "Ayo, aku antar. Aku bisa bicara sambil berjalan," kata Hayden.
Ashley menggelangka kepala, "Tidak perlu. Aku bisa sendiri. Lagipula kamar mandinya tak jauh dari sini. Aku akan segera kembali," kata Ashley.
"Baiklah. Hati-hati dan langsung kembali," pinta Hayden.
"Ya, sayang. Aku tidak akan lama," kata Ashley. Ia pun pergi meninggalkan Hayden.
Hayden melanjutkan bicara di telepon. Ia menjawab semua pertanyaan yang ditanyaka seseorang di ujung panggilan. Setelah itu, Hayden langsung bicara apa yang diperlukan dan menutup panggilan saat sudah selesai. Ia merasakan perasaan tidak enak, dan pergi menyusul Ashley ke kamar mandi.
***
Ashley baru selesai mencuci tangan dan keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba tangannya ditarik, dan mulutnya di bekap seseorang tak di kenal. Ashley di bawa ke belakang kamar mandi oleh seseorang itu. Ashley meronta, ia berusaha kabur. Sampai ia akhirnya menggigit tangan seseorang yang membekapnya. Karena kesakitan, seseorang itu pun menampar Ashley dan mengatai Ashley.
"Dasar wanita rendahan! beraninya menggigitku," kata seseorang itu, yang tak lain adalah Jayden.
Ashley marah, saat tau Jayden lah yang orang yang membekapnya.
"Berani sekali kau membekapku dan mengataiku. Apa kau mengikutiku? dasar penguntit," kata Ashley.
Plakkk ... Ashley kembali ditampar, kali ini Jayden menampar dengan sangat keras sampai sudut bibir Ashley berdarah. Jayden mencengkram rahang Ashley dan memperingatkan Ashley, jika ia tidak takut pada siapapun termasuk Ashley ataupun Hayden. Ia mengancam Ashley, jika ia bisa melakukan apa saja yang ia inginkan, pada siapa saja orang yang yang ia targetkan. Bahkan Jayden memberikan tawaran untuk Ashley, Ashley diminta melayaninya, agar Jayden tak lagi marah dan kesal atas sikap dan perkataan Ashley yang menyebalkan.
Cuma bab terakhir ini terkesan buru-buru.
Semangat berkarya ya Author........