Masalah ekonomi membuat sepasang suami istri terpaksa harus tinggal di salah satu rumah orang tua mereka setelah menikah. Dan mereka memutuskan untuk tinggal di rumah orang tua sang istri, Namira.
Namira memiliki adik perempuan yang masih remaja dan tengah mabuk asmara. Suatu hari, Dava suami Namira merasa tertarik dengan pesona adik iparnya.
Bagaimana kisah mereka?
Jangan lupa follow ig @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Ada Kecurigaan
Setelah Namira mendapatkan pekerjaan dan sudah mulai bekerja di rumah seseorang, Sera jadi tidak bisa kerja paruh waktu lagi. Karena sepulang sekolah dia harus menjaga ibunya. Bahkan untuk sekedar bermain pun ia tidak bisa keluar rumah.
Dava menghampiri adik iparnya yang tengah duduk di sofa ruang tamu. Gadis itu masih tampak kesal dengan keputusan sang kakak yang membuatnya harus terkurung di rumah tidak bisa kemana-mana.
"Jangan ngambek gitu dong, sayang. Justru bagus kakak kamu kerja, kita bisa berduaan di rumah dengan leluasa," ujar Dava berusaha membujuk Sera.
"Aku kesel aja, kak. Kenapa kak Dava juga kasih izin kak Namira buat kerja, setiap hari aku jadi harus jagain ibu."
Dava mencoba berpikir, bagaimana baiknya.
"Nanti aku coba bujuk kakak kamu, supaya hari minggu gak usah kerja. Biar kamu bisa punya waktu main sama temen-temen kamu. Atau nanti kita bisa jalan keluar berdua, karena kakak kamu tahunya kan aku kerja sampingan. Gimana?"
Perlahan senyum di sudut bibir Sera terbit.
"Iya, kak. Aku setuju. Kak Dava pokoknya harus berhasil bujukin kak Namira."
"Oke, sayang. Udah ya ngambeknya."
"Iya, ayang. Makasih ya."
"Iya, sayangku."
Sera masuk ke dalam pelukan Dava begitu pria itu merentangkan tangan. Sera sudah terlalu nyaman dalam pelukan sang kakak ipar, hingga ia menghiraukan beberapa laki-laki seusianya yang ingin menjadi pacarnya.
Bagi Sera, untuk saat ini kakak iparnya sudah cukup memberi warna dalam hidupnya. Meski ia tahu, jika hubungan ini bukan untuk jangka lama. Ada saatnya ia mencintai laki-laki seusianya di luaran sana.
Sera mendongakan kepalanya dan di sambut dengan ciuman singkat di bibir oleh kakak iparnya. Sebelum kemudian memeluk pria itu lebih erat lagi.
***
Namira kurang setuju dengan saran dari suaminya jika ia tidak perlu bekerja di hari minggu. Sebab ia tidak bisa mengatur aturan kerja dari yang punya rumah.
"Aku tahu ini pasti sulit, tapi kamu harus coba usahakan, ya. Kasihan Sera, dia pasti bosan di rumah terus. Dia juga pasti butuh waktu untuk main bersama temannya."
Dava terus membujuk Namira. Akan tetapi hal itu justru mengundang kecurigaan.
"Memangnya Sera cerita sama kamu, mas?"
Dava tampak sedikit gugup, akan tetapi dia pandai mengatur ekspresi sehingga ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"E-enggak, tapi semenjak kamu kerja, aku sering lihat adik kamu gak seperti biasanya. Biasanya Sera kelihatan ceria, tapi akhir-akhir ini dia murung. Mungkin dia ingin bicara hal ini sama kamu, cuma dia takut kamu marah."
Namira berusaha memikirkan saran dari suaminya. Berharap majikannya bisa kasih libur satu hari dalam seminggu.
"Aku bakal coba bilang sama majikan aku, mas. Bisa atau tidaknya itu keputusan aku, mas. Kalaupun tidak bisa, aku harap Sera ngerti kalau apa yang aku lakukan ini demi kebaikan kita semua. Demi kebaikan dia juga."
"Iya, Sera pasti ngerti."
Dava berusaha mengulas senyum tipis agar tidak menimbulkan kecurigaan pada Namira akan ada sesuatu di antara dirinya dengan Sera. Berharap Namira tidak pernah soal hubungan ini. Karena jujur, semua perhatiannya kini sudah tersita oleh Sera.
"Aku merasa ada yang aneh dari mas Dava. Semakin hari, mas Dava semakin menunjukan adanya perubahan dalam dirinya. Aku harap ini hanya perasaan aku saja," ucap Namira dalam hati.
_Bersambung_