Dilema Cinta Siska

Siska bersiap-siap pulang, ia pun keluar bersama ketiga temannya dari dalam hotel, menuju pinggir jalan tempat ia biasa menunggu taksi, Ketiga temannya pamit pulang duluan, kini tinggal Siska sendirian menunggu taksi.

sudah lima menit Siska menunggu, tapi belum terlihat taksi yang lewat kearahnya.

Siska pun mulai gelisah karena Waktu semakin beranjak petang.

dari halaman hotel keluar mobil mewah, dan berhenti di pinggir jalan dekat Siska menunggu taksi.

dari dalam mobil seorang pemuda tampan yang sedang mengamati Siska yang terlihat sangat gelisah.

"itu seperti wanita yang tadi pagi menabrak ku, ketika mau ketoilet", batin pemuda itu dari dalam mobil.

pemuda itu pun meneruskan laju mobilnya dan berhenti pas disamping Siska.

ia pun keluar dari dalam mobilnya dan menghampiri Siska.

"ma'af..,ibuk lagi ngapain disini?? tanya pemuda itu, setelah berada disamping Siska.

Siska pun kaget dan menoleh kearah sumber suara, ia pun terkejut setelah melihat siapa yang menegurnya.

"eh..sa..saya lagi nunggu taksi pak", jawab Siska dengan gugup.

"sepertinya ibu yang tadi buru-buru mau ketoilet ya??, tanya pemuda itu.

"oohh..iya bener pak", jawab Siska yang mulai agak tenang.

"siapa sih pemuda ini? wajahnya tampan banget, kenapa hatiku deg-degan gini?? hati Siska pun bertanya-tanya tentang pemuda yang ada di dekatnya sekarang.

"hei..!!, kok malah melamun sih?? ujar pemuda itu membuyarkan lamunan Siska.

"oh..iya..gak..kok", jawab Siska gugup.

"oh..iya, kenalin aku Farhan", ia pun mengulurkan tangannya kearah Siska.

"aku Siska", ia pun menjabat tangan Farhan,dan tidak berani menatap mata Farhan.

"kamu baru ya kerja disini?? tanya Farhan.

"iya, aku baru dua hari kerja disini", jawab Siska.

"pantesan aku belum pernah melihat kamu", ucap Farhan.

belum sempat Siska bertanya tentang Farhan, ia pun kembali bertanya.

"ngomong-ngomong, kamu lagi nungguin siapa disini?? tanya Farhan.

"aku lagi nungguin taksi pak, tapi dari tadi belum ada yang lewat", jawab Siska dengan raut wajah sedih.

"jangan panggil aku pak dong, panggil Farhan aja", ucap Farhan sambil tersenyum.

"oh..iya, pak..eh, Farhan", jawab Siska kembali gugup.

gak tau kenapa dari tadi hatinya selalu gugup jika bicara sama Farhan.

"kalau sudah petang begini memang jarang taksi yang melintas disini", jawab Farhan.

Siska nyesel kenapa kemarin gak nanya rumah Mely, rumah Mely kan dekat dari sini, jadi kalau kemalaman gak ada taksi, ia bisa menginap dirumahnya Mely.

"hei..!, dari tadi kok melamun terus sih?, tanya Farhan kembali membuyarkan lamunan Siska.

"ya sudah, kalau gitu kamu ikut mobil aku aja", tawar Farhan kepada Siska.

"tapi pak..eh, Farhan", jawab Siska.

"kamu gak usah takut, aku gak akan ngapa-ngapain kamu kok", jawab Farhan, ia tau apa yang ada dalam pikiran Siska.

"ngomong-ngomong rumah kamu dimana Siska?? tanya Farhan.

"rumah aku di ****pak", jawab Siska.

"oh.. kebetulan rumah kita searah", ucap Farhan.

"ya sudah ayo kita berangkat", ajak Farhan sambil menuju kearah mobilnya.

Siska pun mengikuti Farhan dari belakang, setelah sampai di mobil Farhan pun membuka kan pintu mobil untuk Siska, dan menutupnya kembali setelah Siska masuk.

setelah menutup pintu mobil yang diduduki Siska, Farhan pun menuju tempat kemudi, dan membuka pintu mobilnya dan menutup kembali setelah ia duduk di belakang kemudi.

kemudian ia pun menjalankan mobilnya melaju meninggalkan area hotel.

di perjalanan Siska banyak diam, karena ia sedang memikirkan bagaimana nasibnya jika Farhan tidak memberikan tumpangan untuknya.

"oh iya Sis..kamu kerja di bagian apa??, Farhan pun bertanya kepada Siska, karena dari tadi dilihatnya Siska diam dan melamun terus.

"oh..aku di bagian resepsionis Far", jawab Siska.

"gimana kamu betah kerja dihotel itu?? tanya Farhan kembali.

"mudah-mudahan betah Far", jawab Siska.

"kamu sendiri memang kerja di hotel itu Far??, tanya Siska yang kini mulai tenang dan tidak gugup lagi.

"oh..iya..aku..aku hanya menginap beberapa minggu di hotel itu saja, karena ada pekerjaan yang ada di dekat hotel itu", jawab Farhan gugup,karena ia tidak menyangka kalau Siska bertanya seperti itu.

Farhan Sengaja tidak memberi tau Siska, kalau dia adalah anak satu-satunya Aji Mahendra, pemilik hotel tempat Siska bekerja.

Farhan ingin mengetahui kepribadian Siska, terlebih dahulu, karena sejak ia ketemu waktu Siska mau ketoilet dan menabraknya, ia selalu teringat wajah cantik Siska yang natural.

di dalam mobil mereka lebih banyak diam, karena mereka berada dalam pikirannya masing-masing yang saling mengagumi.

setelah menempuh satu jam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai dirumah Siska, mobil Farhan pun berhenti pas didepan rumah Siska, hati Farhan tersentuh sekali ketika melihat kondisi rumah Siska yang sangat sederhana.

setelah mematikan mesin mobilnya,Farhan pun turun dan kembali membukakan pintu untuk Siska.

Siska pun turun dan Farhan kembali menutup pintu mobilnya.

"aku terus ya Sis", ucap Farhan.

"kamu gak mampir dulu Farhan", jawab Siska.

"makasih Sis", sudah malam kok", ucap Farhan.

"ya sudah, kalau gitu makasih ya Far", ucap Siska.

"ok Siska, bye..." ujar Farhan sambil berjalan menuju mobilnya.

kemudian Farhan pun menghidupkan mesin mobilnya dan melaju meninggalkan rumah Siska.

Siska pun masih belum beranjak, ia terus melihat mobil Farhan yang berlalu dan sampai tidak terlihat lagi.

setelah mobil Farhan tidak terlihat lagi, Siska pun berjalan menuju rumahnya.

"tok..tok..tok..

Siska pun mengetuk pintu rumahnya, tidak lama kemudian.

Ceklekkk..

pintu rumahnya pun dibuka oleh ibunya, buk Rini memang sedari tadi lagi nungguin Siska, ia sangat khawatir dan cemas karena putrinya sudah malam tapi belum pulang-pulang.

"kamu kok baru pulang nak??, tanya buk Rini, sambil menutup pintu setelah Siska masuk kedalam.

"ma'af buk, Siska nungguin taksi tapi tidak ada yang lewat sampai larut malam", jawab Siska.

"terus kamu tadi pulang sama siapa nak", tanya Bu Rini, merasa iba melihat putrinya.

"tadi kebetulan ada teman yang rumahnya searah dengan rumah kita, dan ia mengajak Siska untuk ikut bersama mobilnya buk", jawab Siska, panjang agar Ibuknya tidak mencemaskannya lagi.

"ya sudah nak", kamu mandi dulu terus makan ya, ibuk sudah siapin makan untuk kamu", ucap ibunya.

"makasih buk", Siska mandi dulu ya buk" ucap Siska sambil berjalan menuju ke kamarnya, untuk mengambil handuk dan melepaskan sepatunya.

kemudian ia pun menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai mandi ia pun kembali kekamar untuk memakai baju, lalu ia menuju kemeja makan untuk menyantap makanan yang sudah di siapkan oleh ibunya.