Cinta Sang Ceo

***

Sementara Alexander bergegas pulang, Catya justru malah keluyuran mencari pasar torseba yang masih buka dan terdekat dari apartemen nya tersebut. Catya mulai melangkah menuju pintu Lift. Ia nampak sangat gugup sebab, ia terlihat masih linglung dengan lingkungan mewah sekitarannya itu. Apa lagi pakaian sederhana yang di kenakan nya amat sangat mencolok.

Tink! Pintu Lift pun terbuka, Catya segera masuk tergesa-gesa tak ada siapapun disana. Catya pun berdiri di sudut pintu lift tersebut, baru saja Lift turun satu lantai. Seseorang Kembali masuk kedalam lift yang sama, sadar dengan postur tubuh ideal sosok sang mantan. Catya pun terbelalak diam membungkam mulutnya, siapa lagi jika bukan Kaishar yang masuk dalam lift yang sama. Sementara Kaishar tampak dingin meski tadi mereka telah berpapasan.

"Uhuk..." Salah tingkah rupanya Catya membungkam mulutnya terlalu keras hingga ia kesulitan untuk bernafas. Kaishar lekas menoleh ke arah Catya dengan satu delikan tajam "Apa yang kau lakukan? Dasar bodoh" Ucap Kaishar mencemooh.

"Maaf jika aku mengganggu mu..." Ucap Catya. Kaishar sama sekali tak perduli, ia hanya cuek dan tetap menatap lurus ke depan di mana tombol lift di tekannya.

"Meski kamu acuh begini, Aku akan tetap mengucapkan selamat atas pertunanganmu, semoga kalian jadi pasangan paling bahagia sedunia selamanya..." Tiba-tiba saja Catya berkata demikian. Meski saat berkata demikian, hati Catya amat sangat sedih dan perih.

"Oh. Ya...? Begitu rupanya? Baiklah aku terima Restu darimu, tapi entah kenapa aku enggan memanggilmu kakak ipar" Balas Kaishar menyunggingkan bibirnya sinis.

Catya mulai menundukan kepalanya lemas "Tak apa, lagi pula... sekarang aku mulai sadar, aku yang saat ini hanyalah sebulir debu yang tak berarti di matamu. Dan ku harap, suatu hari... saat semua mulai kembali ke semula... kau tak akan pernah menyesali keputusan mu saat ini" Jelas Catya menundukkan wajahnya seraya menahan cucuran air matanya yang sedari tadi mulai menyumbat di tenggorokan nya.

"Apa maksud mu?" Tanya Kaishar mulai memutar kakinya dan mendekati Catya, dari sorot matanya saja Kaishar tampak sangat Marah. Catya yang mendapatkan respon yang berbeda pun panik dan mulai mundur ke sudut lift tersebut.

"A-apa yang akan kau lakukan?" Tanya Catya panik ketika Kaisar melangkah pelan dan diam-diam memojokkan langkah Catya.

Sedangkan senyum sinis milik Kaisar kembali terlukis jelas di wajah sang kaisar "Heh... wanita ****** sepertimu mana paham dengan sebuah Restu... Aku hanya Ingin menikahi adikmu! Jadi jangan terus menerus bicara hal bodoh seperti yang kau katakan tadi!" Bentak Kaishar marah hingga menggebrak dinding Lift dengan kerasnya.

BUAK!!! Catya sungguh kaget hingga ia memejamkan matanya tampak ketakutan, bahkan tubuhnya sangat gemetaran.

Astaga... apa yang harus aku lakukan saat pria yang paling ku cintai ini bertingkah sedemikian arogannya. Bathin Catya menggumam.

"Dengar! Jangan pernah bicara hal aneh lagi denganku! Jika sampai aku mendengar nya lagi! Jangan salahkan aku jika aku berbuat nekad dengan memenjarakanmu dengan tuduhan mengutil dan mengganggu sarana umum!" Bentak Kaisar begitu garang.

"Paham!!" Bentak Kaishar kembali menggebrak lift tersebut dengan ke dua tangannya. Kini tubuh Catya ada di tengah-tengah lengan panjang Kaishar yang telah memojokkannya.

"Ma-maafkan aku..." Ucap Catya dengan suara parau nya. Kaishar masih marah, ia menatap Catya tajam setajam silet. Tapi Nampak nya Catya tak mampu menatap wajah Kaishar yang saat itu ada di hadapannya.

... Kaishar menatap penuh emosi, Catya pun mulai menitikan air matanya. Memang sedari tadi saja wanita itu memang sangat rapuh dan tak bisa menyembunyikan rasa sedih di hatinya.

Entah kenapa, setelah di liat dengan seksama rupanya Kaishar berpikir bahwa Catya begitu cantik dan menggoda. Hingga mulai timbul perasaan aneh, Kaishar merasa kasihan pada Catya. Kaishar mulai menunduk kan wajahnya.

WHUUSS...

Bau parfum yang melekat di tubuh Catya sungguh familier. Tapi kendati demikian ia sungguh lupa pada apa yang ia rasakan saat ini, hanya saja Kaishar merasa tenang dan mulai memejakan matanya saat mengendus aroma yang begitu wangi itu.

'Ada apa denganku. Ada sesuatu yang aneh... Rasanya aku pernah mencium wangi ini. Tapi di mana?' Bathin Kaishar. Tanpa sadar Kaishar mendekatkan wajahnya ke leher jenjang Catya sebab aroma wangi itu, mengantarnya menuju ke arah tersebut. Kaishar pun lekas membuka matanya pelan dan mulai menatap leher mulus Catya. Tapi saat ia menelisik area itu, matanya seketika membulat dengan pupil mata yang cukup lebar dan besar.

Deg! Kaisar sungguh kaget. Rupanya Kaishar tak sengaja mengalihkan pandangannya ke arah dimana Catya selalu mendapat kan Kiss merk dari Aleksander.

"Heh! ******!'' Bentak Kaishar lekas mendorong tubuh Catya ke dinding besi Lift tersebut.

Buk! " Aduh!" Pekik Catya sedikit terjatuh. Kaishar lekas memutar langkahnya dan menghadap kembali ke arah pintu Lift.

"Kejam! Apa salahku!" Bentak Catya merintih kesakitan.

"Untuk apa aku menjelaskan nya!" balas Kaishar.

Catya yang tampak pasrah itu segera bangun dan kembali terdiam di sudut lift. Saat mereka sedang saling terdiam membisu satu sama lain. Tiba-tiba saja Lift itu berhenti beroperasi.

GRAK! BLAM! suara terkerit dari besi penyangga Lift tersebut. Seketika seluruh lampu di lift tersebutpun mati total.

Plam!

"Aahhh! Ada apa ini!?" Tanya Catya.

"Sial! Liftya berhenti di lantai tiga!" Bentak Kaishar mulai merogoh ponselnya untuk meminta bantuan. Namun nampaknya bukan hanya lift nya yang mati. ponsel Kaishar pun tak bisa di pakai karna Low bat.

"Sial! Aku tak mungkin terjebak di lift dengan si ****** ini!" Amuk Kaishar menendang-nendang pintu Lift agar terbuka.

Bersambung...