Cinta Alea

Aku merasa senang sekali. Ketika Dia melihatku tanpa berkedip sama sekali. Itu artinya bahwa jalanku untuk menuju rencana besarku sudah berjalan mulus tanpa hambatan. Aku hanya harus pasang wajah dingin san cuek kepadanya untuk membuat dia merasa tidak diinginkan sehingga akhirnya dia akan melemparkan dirinya kepadaku dan tergila-gila kepada ku.

Tidak sia-sia aku menjadi casanova di sekolahan lamaku karena menaklukkan seorang perempuan adalah keahlianku.

" Silakan duduk di bangku yang kosong itu!" aku langsung menuruti apa yang dikatakan oleh Kepala Sekolah. Duduk di bangku kosong yang tepat berada di samping Martha.

Binggo! Semesta tampaknya mendukung rencanaku. Aku yakin kalau rencana aku untuk membuat sugar baby ayahku menyukai diriku rasanya akan berhasil.

" Apakah boleh aku duduk di bangku kosong ini?" tanyaku dengan nada datar.

" Ya, silahkan. Bukankah tadi kepala sekolah mempersilahkan kamu untuk duduk di bangku kosong itu?" tanyanya dengan senyum manisnya.

Tanpa mengatakan apa-apa, aku pun kemudian duduk di sebelahnya. Aku mulai fokus untuk belajar. Karena sejujurnya aku juga merasa was-was karena sudah sangat lama aku tidak masuk ke sekolah. Sejak kembali ke Jerman, aku dikurung oleh ayahku dan dia tidak mengizinkanku pergi ke mana-mana. Dia sangat takut kalau aku kabur lagi dari rumahnya.

Bagaimana aku bisa kabur dari rumah coba? Sementara visa dan paspor ku semuanya dipegang oleh ayahku. Jadi aku harus mencari cara agar membuat dia mengirimkan ku keluar dari rumah ini. Aku berharap dengan aksi yang aku lakukan ini, akan otomatis membuat Ayahku mengirimku kembali ke Indonesia. Jauh dari hidupnya.

Aku benar-benar sudah tidak sabar untuk datangnya hari itu.

" Namaku Marta. Siapa namamu?" tanyanya sambil mengulurkan telapak tangannya untuk bersalaman denganku tetapi aku cuek saja dengannya aku tidak mau terus kesan menjadi laki-laki yang mengidolakannya.

Martha terlihat menarik tangannya Dia kelihatan tidak senang karena aku sejak tadi terus cuek terhadapnya.

" Abraham Craig!" ucapku pada akhirnya.

" Oh, kau masih bagian dari keluarga kepala sekolah kita ya? Pantas saja kau sangat tampan sekali! " tanya Marta tampak begitu antusias.

" Hmmmm!" jawabku tanpa melihat ke arahnya.

Aku melihat Martha seketika tersenyum sambil melirik ke arahku mendengarkan aku menyebut namaku.

Setelah pelajaran pertama selesai dan digantikan oleh pelajaran kedua. Aku terus memperlihatkan kecuekan dan juga ketidaktertarikanku terhadapnya. Walaupun beberapa kali terlihat Marta mengajak berbincang-bincang padaku.

" Apa kau sudah makan? Bagaimana kalau kita makan siang di kantin bersama?" tanya Martha tampak ingin dekat denganku.

" Aku takut kalau dekat denganmu nanti seseorang akan marah padaku!" ucapku yang seketika mengambil ponselku dan bersiap untuk mengambil rekaman suaranya yang kelak akan aku gunakan untuk keperluanku.

" Kau tidak usah khawatir. Aku tidak memiliki hubungan dengan siapapun kok. Aku adalah wanita yang bebas dan aku bisa berhubungan dengan siapapun yang aku mau!" ucap Martha tersenyum kearah ku dengan begitu manis.

Tampaknya usahaku untuk membuat dia datang kepadaku akan berjalan dengan lancar jaya. Terlihat dari dia yang terus saja berusaha untuk mendekatiku. Sejak pertama kali aku datang ke sekolah ini.

" Tadi pagi aku melihatmu bermesraan dengan seorang laki-laki. Kalau bukan orang penting untukmu. Kenapa kalian sampai begitu mesra di hadapan umum?" tanyaku penasaran sekali dengan jawaban dia.

" Oh dia? Dia adalah bagian dari pekerjaanku. Aku hanya melaksanakan tugasku secara profesional untuk membuat dia senang dan bahagia. Sehingga dia akan selalu membayarku sesuai dengan jasa yang aku berikan padanya!" ucap Martha yang benar-benar sangat mengejutkanku.

" Pekerjaan apa yang kau lakukan sehingga harus bermesraan dengan laki-laki yang jauh lebih tua denganmu? Mungkin dia lebih layak untuk menjadi ayahmu?" tanyaku mulaienggiring dia ke tempat yang aku inginkan yaitu membuat dia mengakui tentang posisi ayahku di dalam hidupnya.

" Pekerjaan lah. Masa kau tidak mengerti sih? Sudahlah lupakan saja ya? Oh ya. Bagaimana dengan keluargamu? Apa kau bisa menceritakannya padaku?" tanya Martha.

" Keluargaku biasa-biasa saja. Tidak pantas untuk aku ceritakan padamu! Lupakan saja. Oh ya, Apa itu artinya kalau kau adalah wanita bebas? Single maksud ku." ucap ku sambil tersenyum kepadanya.

" Ya, aku single. Apakah kau mau menjadi kekasihku?" aku terkejut sekali mendengarkan Martha menawarkan hal yang seperti itu terhadapku di hari pertama kami baru bertemu benar-benar amazing dia benar-benar tidak menghabiskan waktu secara percuma.

" Boleh juga!" jawabku enteng saja.

" Benarkah Berarti sekarang kita adalah sepasang kekasih?" tanya Martha degan wajah sumringah dan penuh dengan kebahagiaan.

Aku hanya menganggukkan kepala saja tanpa mengatakan apapun juga.

" Baiklah mulai sekarang kita adalah kekasih jadi kau harus menceritakan masalahmu padaku. Aku pasti akan membantumu!" ucap Martha dengan begitu pongahnya.

" Benarkah kau akan membantuku dengan cara apa kau akan membantu aku?" tanya ku benar-benar Penasaran sekali dengan wanita yang ada di hadapanku sekarang.

" Percaya tidak? Kalau aku bisa membantumu untuk menyelesaikan apapun masalahmu. Begini-begini Aku memiliki koneksi yang luas loh?" ucap Martha seperti membanggakan dirinya sendiri.

" Ayolah jangan begitu Aku tidak akan pernah memanfaatkan seorang wanita untuk menyelesaikan masalahku. Aku adalah seorang pria sejati dan aku tidak akan pernah membuat seorang wanita harus susah gara-gara aku!" ucap ku mulai menancapkan gigi taringku dan membuat dia tambah terpesona denganku.

Kalau aku tidak bisa membuatnya bertekuk lutut. Jangan pernah memanggilku dengan nama Meyer Clarkson!

" Setelah kita pulang sekolah jalan-jalan yuk!" ucap Martha sambil menggandeng tanganku dengan begitu mesra Aku sengaja membuat temanku mengambil potret kebersamaan kami ya semua jebakan dan umpan yang sudah aku persiapkan tampaknya begitu mudah dimakan olehnya.

Rasanya aku tidak sabar lagi untuk melihat wajah ayahku yang pasti akan kepanasan melihat Pelacurnya sekarang malah begitu lengket denganku. Hahahaha! Hanya membayangkannya saja benar-benar sudah membuatku bahagia sekali.

Sesuai dengan keinginan Martha, setelah pulang sekolah. Aku langsung mengajaknya pergi ke mall dan berbelanja sesuka dia dengan menggunakan motor Besarku sehingga membuat dia merasa begitu bangga karena berjalan bersamaku yang di hari pertamaku saja sudah menjadi populer di antara para wanita.

Aku bisa tahu kalau sejak tadi selalu ada mata yang terus mengawasi langkah kami dan terus mengambil potret-potret kebersamaanku dengan Martha. Aku yakin kalau orang itu adalah suruhan dari ayahku yang pasti tidak akan membiarkan begitu saja peliharaannya bersama dengan orang lain.

Untung saja aku membawa topi dan juga jaketku yang selalu aku sembunyikan di dalam jok motorku. Sehingga Ayahku tidak akan mungkin bisa menangkap wajahku di dalam potret yang pasti akan dilaporkan kepadanya oleh orang kepercayaannya yang selalu membuntuti kekasihnya.