NovelToon NovelToon
Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: YoungLady

Selama lima tahun pernikahan, Niken dan Damar tampak seperti pasangan sempurna di mata semua orang. Di balik senyum yang mereka pamerkan, ada luka yang mereka sembunyikan—ketidakmampuan untuk memiliki anak. Niken tetap bertahan, meski setiap bisikan tajam dari keluarga mertua dan orang sekitar menusuk hatinya.

Hingga badai besar datang menghantam. Seorang wanita bernama Tania, dengan perut yang mulai membuncit, muncul di depan rumah mereka membawa kabar yang mengguncang, dia adalah selingkuhan Damar dan sedang mengandung darah dagingnya. Dunia Niken seketika runtuh. Suami yang selama ini ia percayai sepenuh hati ternyata menusuknya dari belakang.

Terseret rasa malu dan hancur, Niken tetap berdiri tegak. Demi menjaga nama baik Damar dan keluarganya, ia dengan pahit mengizinkan Damar menikahi Tania secara siri. Tapi ketegarannya hanya bertahan sebentar. Saat rasa sakit itu tak tertahankan lagi, Niken mengambil keputusan yang mengguncang. Ia memutuskan untuk bercerai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

☀️☀️☀️

Niken duduk di tepi ranjang, memandang kosong ke arah jendela yang tirainya masih tertutup rapat. Di luar kamar, terdengar samar-samar suara tamu yang datang dan pergi, suara para tetangga yang ikut menyaksikan akad nikah Damar dan Tania yang baru saja berlangsung di ruang tamu tadi sore. Hatinya masih terasa sesak, seolah ada batu besar yang menghimpit dada.

Pintu kamar diketuk pelan. Awalnya Niken diam saja, berharap mereka pergi. Tapi ketukan itu kembali terdengar, lebih keras kali ini.

“Ken, ini aku…,” suara Damar terdengar ragu dari balik pintu. “Aku sama Tania. Boleh kita masuk?”

Niken memejamkan mata, menarik napas panjang, lalu berkata dingin, “Masuk saja.”

Pintu terbuka perlahan. Damar melangkah masuk, menggandeng tangan Tania yang tampak gugup. Tania menunduk dalam-dalam, sementara Damar terlihat gelisah, matanya tak berani menatap langsung istrinya yang duduk kaku di tepi ranjang.

“Ken…,” Damar membuka percakapan dengan suara berat. “Kami…. Sudah selesai akadnya.”

Niken hanya mengangguk pelan tanpa menoleh, tatapannya tetap terpaku pada dinding kosong.

Tania memberanikan diri maju beberapa langkah, wajahnya pucat, matanya berkaca-kaca. “Bu Niken… Aku…. Aku mohon…,” suaranya lirih. “Aku tahu aku banyak salah. Aku tahu aku merebut Mas Damar dari Ibu. Tapi…. Aku tidak mau semuanya jadi lebih buruk. Aku ingin kita akur…. Aku ingin Ibu menerimaku sebagai madu.”

Niken tertawa kecil, getir. “Menerima? Setelah kau hancurkan rumah tangga kami, sekarang kau minta aku menerimamu dengan lapang dada?”

Tania menggigit bibir, air mata mulai mengalir. “Aku.... Aku tidak punya niat jahat, Bu. Aku cuma ingin anak ini lahir dengan status jelas. Aku tidak akan ganggu Ibu…”

Damar buru-buru menimpali, mencoba menengahi. Ia duduk di samping Niken, berusaha menyentuh tangannya, tapi Niken langsung menarik diri. Damar tertegun, menatap wajah istrinya dengan penuh sesal.

“Ken, dengar aku…,” Damar berkata pelan, penuh tekanan. “Aku menikahi Tania karena paksaan darimu, bukan karena aku mau. Aku…. Aku cuma mencintaimu. Tidak ada wanita lain di hatiku selain kamu. Percayalah, Ken, perasaanku tidak pernah berubah.”

Niken mendengus pelan, memandang suaminya dengan tatapan kosong. “Cinta?” katanya lirih, nyaris seperti mengejek. “Kalau itu yang kau sebut cinta, Mas Damar, kau punya definisi yang aneh. Mencintaiku tapi tidur dengan perempuan lain? Hebat sekali.”

Damar menunduk, wajahnya penuh rasa bersalah. “Aku salah…. Aku sangat menyesal. Tapi aku mohon, Ken, jangan tutup pintu untukku. Aku janji, aku akan tetap utamakan kamu. Aku akan habiskan lebih banyak waktu bersamamu. Aku akan buat semua ini lebih mudah untuk kita.”

Tania hanya menunduk, wajahnya penuh kesedihan, seolah tahu bahwa dirinya adalah duri dalam hubungan mereka. Tangannya meremas ujung kerudungnya, tubuhnya sedikit bergetar.

Niken berdiri perlahan, matanya tajam menatap keduanya. “Sudah cukup,” katanya pelan tapi penuh ketegasan. “Aku tidak mau dengar janji-janji manis lagi, Mas. Semua ucapanmu tidak ada artinya buatku sekarang.”

Damar mengangkat wajahnya, matanya memohon. “Ken… Jangan begini…”

Niken mengangkat tangan, memotong. “Kalian berdua dengar baik-baik. Aku tidak mau tinggal seatap dengan istri muda. Rumah ini cukup untuk satu istri, dan itu aku. Kau dan Tania yang harus keluar. Kalian cari tempat tinggal baru. Aku tidak mau lihat kalian ada di sini lagi mulai besok.”

Tania terkejut, matanya membesar. “Bu…. tolong…. kami—”

“Tania.” Suara Niken tegas. “Cukup. Kau sudah dapat apa yang kau mau. Kau sudah jadi istri sah, kan? Sekarang urus rumah tanggamu sendiri. Jangan ganggu aku lagi.”

Damar memejamkan mata, menghela napas berat. Ia tahu tak ada gunanya memohon lagi. “Baik, Ken. Aku…. Aku akan cari tempat tinggal lain. Tapi aku janji, aku akan tetap ada buat kamu. Aku tidak akan biarkan kamu sendirian.”

Niken menatap tajam, sinis. “Aku tidak butuh janji-janji lagi, Mas. Sebaiknya, mulai kemasi barangmu sekarang!"

Keheningan menyelimuti kamar itu. Damar menggandeng Tania yang terisak dan mengangguk pelan, lalu berjalan keluar tanpa berkata apa-apa lagi. Pintu kamar menutup perlahan, menyisakan Niken yang berdiri terpaku, dadanya sesak penuh amarah dan luka yang menganga lebar.

Kamar tamu. Tania dan Damar ribut besar. Niken tentu saja bisa mendengar semuanya dengan jelas karena kamar mereka yang menempel dan bersebelahan.

"Kenapa kita harus keluar dari rumah ini Mas? Ini kan rumah kamu," ucap Tania.

"Ini bukan rumahku, ini rumah peninggalan orangtua Niken," sahut Damar.

"Apa?" Tania mendelik kaget. "Lalu kita mau tinggal dimana?" lanjut Tania.

"Kita akan cari rumah kontrakan besok."

"Rumah kontrakan? Yang benar saja? Aku tidak mau membawa anak kita hidup susah. Pokoknya kita harus cari rumah kontrakan yang sama besarnya dan sama bagusnya dengan rumah ini!"

Mendengar perdebatan keduanya dari balik dinding, Niken tersenyum miring. Ternyata benar dugaannya, Tania bukanlah gadis yang polos. Dia ular kecil yang penuh bisa dan bermuka dua.

"Kita lihat saja Tania, sejauh mana kamu bisa bertahan Mas Damar." ujar Niken lirih.

Bersambung ....

1
Rahmawati
bagus ceritanya
Rahmawati
baru dua hari loh pacarannya, udah di lamar aja
Rahmawati
semoga ortu Bastian berubah pikiran dan menerima niken sbg calon mantu
Rahmawati
td salah ketik nama, yg ngobrol dengan Bastian masak Tania thor
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺: terimakasih atas koreksinya. author keder, sudah di revisi ya😂🙏😘
total 1 replies
Rahmawati
Bastian pasti ada rasa nih sm niken makanya mau bantu niken
Rahmawati
ini nih tipe perempuannya yg gk mau dia ajak berjuang, maunya langsung sukses
Rahmawati
jgn ke pede an km damar,, gk mgkin niken ngemis minta rujuk sm km
Daneen
Semangat Thomas
Azizah Hazli
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih🙏
Rahmawati
km masih muda Tania seharusnya km bisa bekerja keras agar gk hidup susah
Rahmawati
ternyata damar cuma numpang dirumah niken
Rahmawati
aku mampir Thor
Daneen
Kapok lu damar
Uba Muhammad Al-varo
bagus
Vien Habib
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih sudah datang berkunjung🙏
Ma Em
Makanya Damar kalau sdh punya istri yg baik itu jgn bertingkah sekarang kerasa sama kamu kan perbedaannya antara Niken dan Tania, kalau sama Niken kamu dihargai dan di hormati tapi dgn Tani Kamu cuma dijadikan babu.
Ma Em
Semangat Niken mungkin kamu akan mendapatkan lelaki yg lebih baik dari Damar, bkn Niken yg akan menyesal tapi Damar yg akan menyesal karena sdh menduakan mu Niken.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!