Karena dikhianati oleh sang kekasih membuat Inez hancur sehancur-hancurnya dan dia memilih menenangkan diri di taman kota, tak sengaja juga dia menyelamatkan seorang bocah kecil tampan saat di ganggu oleh anak-anak jalanan namun tiba-tiba bocah itu memanggilnya dengan sebutan mama.
"Mamaaaa!" ucap bocah kecil itu.
Disisi lain seorang bocah kecil tersesat di taman kota dan di bantu oleh seorang wanita cantik pun membuat dia memanggilnya mama, itu karena dia sangat merindukan sosok seorang ibu yang tidak pernah dia rasakan sejak lahir dan saat melihat wanita itu bocah itu langsung menginginkan wanita itu menjadi mamanya.
Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24_Jawaban
Namun Inez mencoba tenang dan memikirkan ajakan Bara dengan kepala terbuka.
Beberapa saat setelah memikirkan ajakan tersebut akhirnya Inez pun sudah menemukan jawabnya.
Dia berharap agar nantikan jawaban yang ia ambil tidak merugikan siapapun dan semoga di harapkan oleh banyak orang.
"Bagaimana Nez saya ingin mendengar jawaban dari kamu." ucap Bara sekali lagi dengan memegang tangan Inez.
Inez yang mendapat perlakuan tersebut pun di buat kaget namun mencoba tenang dan tidak grogi.
"Baik tuan, saya menerimanya." Inez menjawab dengan suara yang merdu namun sedikit pelan.
"Apa Nez, saya tidak dengar jawaban kamu?" sahut Bara padahal sangat terdengar jelas jawaban dari Keysha tadi.
"SAYA MENERIMA AJAKAN MENIKAH DARI TUAN!" tekan Inez agar Bara bisa mendengarnya.
Bara yang mendengar hal itu pun seketika merasa senang dengan jawaban Inez dan dengan tanpa sengaja Bara pun maju dan memeluk Inez dengan erat seperti menyalurkan kebahagiannya.
Inez yang di peluk pun terkejut pasalnya ini adalah pertama kalinya Bara memeluk Inez sangat erat sekali.
"Tu... tuan," sahut Inez gugup sekali.
Bara yang di panggil pun melihat ke arah wajah Inez namun tidak sekalipun melepaskan pelukannya.
"Tuan saya gak bisa nafas!" sahut Inez.
Menyadari hal itu Bara pun segera melepaskan pelukannya dan merasa bersalah.
"Maafkan saya." sahut Bara kelepasan.
"I.... iya tuan."
"Kalau begitu sekarang kita masuk," ajak Bara dan Inez pun menganggukkan kepalanya.
Mereka berdua pun masuk dan menuju ke ruang tamu, saat baru saja sampai di ruang tamu dari arah tangga ada suara parau dari bocah kecil siapa lagi kalau bukan sang anak Daniel.
"Mama!" panggil Daniel dengan sedikit menangis.
Inez yang mendengar suara tangisan pun melihat ke arah tangga di mana Daniel sedang menangis.
"Sayang kenapa?" tanya Inez dan Bara bersamaan.
"Mama kemana aja sih kan Niel cariin dari tadi," sahut Daniel.
"Maaf ya sayang tadi mama ke taman sebentar." ucap Inez.
"Iya."
"Sini anak papa," sahut Bara menggendong sang anak menuju ke arah ruang tamu.
Mereka bertiga pun berada di ruang tamu menonton televisi padahal sudah jam 9 malam namun Daniel ingin dengan Inez.
"Sayang, kita ke kamar yuk!" ajak Inez dan mendapat anggukan dari Daniel.
Sekarang Daniel sudah tertidur lagi setelah di tidurkan oleh Inez, setelah menidurkan Daniel, Inez pun kembali ke bawah di mana Bara sedang fokus dengan laptopnya.
"Sudah tidur?" tanya Bara yang mengalihkan fokusnya dari laptop ke Inez.
"Iya, sudah."
"Tuan barang-barang saya di mana ya dan juga saya tidur di mana ini?" tanya Inez pasalnya sejak datang tadi dia tidak melihat barang-barangnya dan juga dia sudah sangat capek sekali hari ini.
"Barang-barang kamu sudah saya taruh di gudang," jawab Bara dengan entengnya dan masih fokus dengan laptopnya.
"APA GUDANG!" teriak Inez kaget.
"Ada apa emangnya?"
"Tuan pakaian saya semuanya ada di sana!" sahut Inez kesal.
"Pakaian kamu sudah saya siapkan gak usah pakek yang dulu lagi karena sudah sangat jelek," balas Bara.
"Dan juga, mulai hari ini kamu akan tidur dengan saya," sambung Bara dengan entengnya.
"APA!" untuk kedua kalinya Inez berteriak.
"Kamu kenapa sih teriak-teriak mulu?" tanya Bara seperti tidak tahu penyebabnya.
"Tuan Bara gak salah kan ngomongnya, masa saya tidur dengan tuan."
"Kita kan akan menikah."
"Tapi kan kita belum menikah tuan cuma masih akan." sewot Inez tak mau kalah, entah keberanian dari mana.
"Cepat atau lambat kita juga akan tidur bersama kan, maka dari itu lebih baik kita memulainya saja dan itung-itung untuk menumbuhkan rasa kita, kamu tenang saja saya tidak akan berbuat macam-macam sama kamu sebelum waktunya" sahut Bara dengan enaknya.
Inez pun hanya diam saya, dia bingung harus menjawab apa karena jawaban apapun dia pasti akan kalah.
"Ya udah tuan, saya sekarang ingin mandi."
"Ya silahkan!"
"Tuan Bara yang terhormat saya tidak tahu kamar mandi di mana," sahut Inez kesal karena yang dia tahu hanya kamar Daniel.
"Kamu pakai kamar mandi di kamar saya saja," ucap Bara dan bangkit dari duduknya kemudian menuju ke kamarnya di ikuti oleh Inez.
"Kamu mandi saja," ucap Bara saat mereka sudah sampai di kamar utama yang juga kamar Bara dan Inez nantinya.
Inez yang baru masuk pun di buat terkejut dengan dekorasi yang serba abu-abu menambah kesan simpel namun tetap mewah dengan barang-barang yang tertata rapi dan juga mahal pastinya.
Di kamar tersebut ternyata juga ada balkon yang langsung terhubung dengan kolam renang pribadi untuk kamar utama.
"Ini untuk walk in closet nya, di sana juga sudah ada barang-barang yang kamu butuhkan." sahut Bara.
Inez pun segera masuk untuk mengambil pakaian tidurnya saat masuk ia melihat barang-barang yang sangat berkelas mulai dari pakaian, jam tangan, sepatu sangat mahal.
Setelah mengambil pakaiannya Inez pun segera masuk ke kamar mandi, saat masuk Inez tak kalah tercengang dengan desain yang sangat bagus untuk ukuran kamar mandi.
Di sana juga sudah di siapkan semua keperluan yang di butuhkan Inez mulai dari sabun, skincare dan lainnya, hal ini tentu membuat Inez tak habis fikir dan menebak-nebak sebenarnya seberapa kaya keluarga Wijaya hingga dia bisa mendapatkan hal seperti ini yang bahkan di dalam benaknya tidak pernah terlintas sedikitpun akan menjadi bagian dari keluarga ini.
Sedangkan Bara setelah Inez masuk ke kamar mandi dia pun segera keluar menuju balkon pribadi di mana dari sana dia bisa melihat pemandangan kota dengan jelas.
Karena merasa bosan Bara pun berniat untuk berenang sebentar, meski malam hari namun Bara sudah terbiasa karena memang hanya malam hari saja dia bisa memiliki waktu lebih dan juga sekaligus menenangkan pikirannya dan santai di dalam kolam renang.
Setelah mandi Inez mencari keberadaan Bara namun tidak ada, saat ia melihat ke arah balkon dia menemukan Bara sedang berenang dengan bebasnya membuat Inez refleks memutar badannya karena Bara bertelanjang dada.
"Sudah mandi?" tanya Bara.
"Su.... sudah," jawab Inez beserta anggukannya dan gugup pastinya.
"Duduk!" perintah Bara yang baru saja keluar dari dalam kolam renang dengan bertelanjang dada.
Melihat tidak mendapat respon, Bara pun mendekat ke arah Inez dan membalikkan tubuh Inez.
Inez masih saja memejamkan matanya tidak ingin melihat Bara karena menurutnya itu sesuatu yang tidak boleh dia lihat.
"Buka mata!" perintah Bara membuat Inez dengan terpaksa membuka matanya.
Mereka pun duduk di kursi yang ada, Bara sebenarnya ingin memberitahukan tentang rencana pernikahannya.
"Inez saya ingin memberitahukan kamu bahwa kita akan menikah tiga hari lagi," sahut Bara membuat Inez terkejut bukan main.
"Apa! Tiga hari lagi?" sahutnya dengan pekikan sedikit.
"Iya."
"Apa kah itu tidak terlalu buru-buru tuan?" tanya Inez.
"Tidak, dan soal orang tua kamu saya sudah minta izin." Bara menjawab dengan entengnya.
"Apa!" ucapan Bara tadi membuat inez semakin syok.
Tak lama kemudian handphone Inez berdering menampakkan nama mamanya.
[Halo, ma.]
[Nez kamu beneran mau nikah?]
Setelah mamanya mengatakan hal itu Inez pun langsung melihat ke arah Bara dengan tatapan terkejut dan juga bingung namun dia pun akhirnya menjawab juga pertanyaan dari sang mama.
[I...iya, ma.]
[Kok gak tanya mama sama papa dulu sih,]
[Iya ma, maaf.] Inez merasa bersalah karena mamanya malah meneleponnya menanyakan tentang pernikahannya.
[Ya sudah, tapi kamu gak boleh gitu lagi ya.]
[Mama, terima pinangan tuan Bara?]
[Iya.]
[Kok bisa?] tanya Inez karena sang mama dengan gampangnya menerima Bara.
[Udah kamu gak usah banyak tanya, dua hari lagi mama sama papa dan adek kamu ke sana.] sahut mamanya kemudian menutup teleponnya.
Inez pun menatap tajam ke arah Bara, sedangkan Bara yang mendapat tatapan tajam pun hanya diam saja.
"Bagaimana bisa tuan meyakinkan keluarga saya?" tanya Inez dengan penasarannya.
"Itu rahasia." ucap Bara kemudian berdiri dari duduknya.
.
.
Bersambung.....
liburan ditempat mewah ..enak banget ..
asikkk deh ..