NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Antara Ayah Dan Anak Angkat

Cinta Terlarang Antara Ayah Dan Anak Angkat

Status: tamat
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Terlarang / Beda Usia / Tamat
Popularitas:725.1k
Nilai: 5
Nama Author: kaylakay

Salahkah apabila seorang ayah—walaupun tidak sedarah—mencintai anak yang diasuhnya, dan cinta itu adalah cinta penuh hasrat untuk seorang pria pada kekasihnya.

"Akhiri hubungan kita! setelah itu Daddy bebas bersama Tante Nanda dan Hana juga akan bersama dengan pria lai ..."

Plakkkkkkkkk...! suara tamparan terdengar. Wajah Hana terhempas kesamping dengan rambut yang menutupi pipinya, karena tamparan yang diberikan Adam begitu kuat.

Hana merasa sangat sakit terlebih pipinya yang
sudah ditampar oleh Adam. Serasa panas di pipi itu,
apalagi dihatinya.

"Jangan pernah katakan hal itu lagi, sampai kapanpun kamu tetap milik Daddy, siapa pun tidak berhak memiliki kamu Hana." teriak Adam dengan amarah yang memuncak menatap tajam wanitanya. Ia menarik Hana dalam pelukannya.

"Daddy egois, hiks hiks." Hana menangis sembari memukul dada bidang Adam.

Apakah mereka akan tetap bersatu disaat mereka tak direstui? Bagaimana Adam mempertahankan hubungan mereka?

Nantikan kisah mereka!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kaylakay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mendiami Hana

Adam sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah orangtuanya. Ia menggunakan kemeja lengan pendek berwarna putih dan dipadukan celana pendek.

Saat pergi di ruangan kerjanya tadi, Adam tidak kembali lagi di kamar Hana dan memilih berganti di kamarnya sendiri. Adam lalu keluar dari kamarnya, menuju lantai satu.

Tepat saat Adam menuruni tangga, Hana tampaknya juga berjalan naik keatas, sontak membuat keduanya berpapasan di tangga tersebut.

Pandangan mereka sama sama terpaku satu sama lain. Hana menatap daddy-nya dengan wajah yang terlihat bertanya tanya, sementara Adam menampakkan wajah datarnya.

Rupanya pria itu masih marah padanya, lebih tepatnya ingin mendiami wanita itu.

"Daddy mau ke mana?" Hana memberanikan diri untuk bertanya.

"Daddy mau keluar." ucapnya datar lalu melanjutkan kembali langkah kakinya, menuruni tangga.

"Kemana?" tanyanya lagi." Adam hanya menatap sekilas wajah Hana lalu kemudian kembali melangkah.

Tidak ada jawaban dari Adam. Pria itu terus membawa langkah kakinya. Hana yang tidak mendapat jawaban dari daddy-nya memilih mengikut Adam dari belakang.

"Dad .... Daddy mau kemana hari Minggu kayak gini?" Hana tidak juga menyerah dan terus mengikuti daddy-nya.

Adam menghentikan langkahnya tiba tiba, membuat tubuh Hana menubruk punggung pria tegap tersebut. "Aow ..." desis Hana sambil menyeka jidatnya karena tubrukan yang dihasilkan cukup kuat.

Adam dengan cepat berbalik kebelakang melihat Hana. "Kenapa ngga hati hati sih." ucap Adam dengan nada marah, lali tangannya mengelus jidat wanitanya.

"Apa masih sakit?" tanya Adam dengan nada yang sudah terdengar lembut.

Hana tersenyum menatap Adam. "Iyah ngga apa apa, kok Daddy." Ia tersenyum senang karena ternyata daddy-nya tidak marah padanya.

Tapi senyuman itu hanya bertahan beberapa detik saja, karena yang terjadi selanjutnya, Adam menampakkan kembali wajah datarnya itu.

Adam tersadar karena niat awalnya, ingin mendiami Hana. Ia lalu berbalik dan dan melanjutkan kembali langkah kakinya.

"Dad! Daddy ...." tidak ada sahutan dari pria matang itu. Adam terus melangkah meninggalkan Hana, mengabaikan teriakan Hana yang memanggilnya. Hana masih berdiri ditempatnya, dengan tatapan sendu melihat kepergian Adam.

Sebenarnya, sedari tadi Adam merasa tidak tega mendiami Hana seperti ini tapi karena rasa gengsi yang teramat besar membuat ia menepis rasa tak tega tersebut.

Ia terus melangkah hingga memasuki mobilnya. Pria itu menghidupkan mobilnya dan pergi meninggalkan rumahnya.

"Hah .... ternyata Daddy masih marah sama aku." gumamnya lirih lalu berjalan pergi menuju kamarnya.

Saat sudah berada di kamarnya. Hana terus memikirkan kemana daddy-nya pergi?, bertemu dengan siapa? pertanyaan pertanyaan itu terus melintas di-kepalanya.

Hana duduk menyendiri di balkon kamarnya sambil kedua matanya terpaku lurus ke-depan.

"Apa aku salah menanyakan hal itu? Hah .... seharusnya tadi aku ngga nanya kayak gitu ke Daddy." Hana dengan rasa bersalahnya.

Ia memang tidak sepantasnya memberikan pilihan seperti itu pada Adam karena bagaimanapun kedua orangtuanya lebih berarti dibandingkan dia, yang hanya orang asing lalu dijadikan anak oleh daddy-nya.

"Maafin aku Dad." ucap Hana dengan wajah wajah penuh penyesalan.

Tak berselang lama bunyi telepon dari benda persegi miliknya, berbunyi. Hana lalu mengalihkan perhatiannya kearah benda itu.

Tampak nomor yang tidak dikenal menghubunginya. Hana melihat dengan wajah heran, nomor siapa yang sedang menghubunginya ini. Dengan ragu ia kemudian menjawab panggilan dari nomor itu.

"Halo ...." Hana menunggu sahutan dari sebrang sana.

"Hai! kamu dimana bidadari tanpa sayap." terdengar suara gombalan dibalik telponnya.

Suara itu tak asing ditelinga Hana, lalu beberapa detik kemudian Hana lalu menyadari siapa dibalik telfonnya.

"Leo? .... Leo kan?" tebak Hana.

"Hahahaha, ternyata kamu cepat banget ya kenalin wajah aku." terdengar suara Adam yang tertawa senang.

"Ish .... gimana ngga kenal coba, kalau pertama telfon aja kamu udah gombal. Dan aku hafal banget itu salah satu kebiasaan kamu." sahut Hana.

"Hahaha, Iyah tapi itu hanya ke kamu aja kok. Nggak ke yang lain." ucap Leo tersenyum.

"Tunggu! kamu dapat nomor aku dari mana?" Hana dengan heran, dari mana pria itu mendapatkan nomor handphonenya.

"Itu sangatlah mudah, kalau kita memanfaatkan keadaan." ucap Leo dengan penuh tebakan.

"Mulai lagi kan nhi anak, gue serius ah .... kamu dapat dari mana nomor gue." tanya Hana dengan nada sedikit merengek.

"Hahhaha, oke oke! sebenarnya aku dapat nomor kamu dari Tika. Aku mintanya kemarin sama dia." ucapnya tersenyum, Leo mendudukkan bokongnya di-atas sofa ruang tamu.

"Oh jadi dari Tika. Ya udah ngga apa apa, udah terlanjur juga kan."

"Maksudnya?" Adam bingung mendengar jawaban Hana barusan.

"Nggak soalnya kan kamu udah tau nomor aku kan? Nah setelah ini, nanti aku ganti lagi nomor aku yang baru." sahut Hana bercanda.

"Loh ... loh .... kok gitu sih, jangan dong! kamu tega banget sama aku." sahutnya dengan cepat.

Ia begitu terkejut mendengar Hana yang akan menganti lagi nomornya dengan nomor yang baru. Baru aja senang, eh malah jadi nggak semangat lagi karena mendengar hal itu.

"Hahahah, nggak. Gue cuman bercanda doang kok, santai aja gue ngga ada niatan buat ganti nomor lagi." sahut Hana terkekeh.

Berbicara dengan Leo membuatnya sedikit melupakan masalah yang terjadi pada dirinya. Setidaknya itu lebih baik daripada ia terus memikirkan kejadian tadi.

"Kok diam? Kenapa?" suara Leo terdengar diseberang sana.

Hening beberapa saat, hingga kemudian Hana tersadar dari lamunannya. "Ah, kamu nanya apa tadi?"

"Kamu lagi mikirin apa sih? Suara kamu kayak ngga semangat gitu, kenapa?" ucap Leo sedikit curiga jika Hana tidak baik baik saja sekarang.

"Nggak kok, aku cuman lagi capek aja." katanya berbohong.

"Benar kamu ngga kenapa napa?" Leo memastikan kembali.

"Iyah, santai aja! aku cuman kecapean biasa." ucap Hana.

"Ya udah ...."

Percakapan mereka berlanjut dengan pembicaraan mengenai kampus mereka, sesekali Leo melontarkan gombalan dan juga candaan kepada Hana. Hana tertawa menyahuti hal itu.

Hingga beberapa menit kemudian sambungan itu terputus. Keduanya mengakhiri panggilan teleponnya, karena Leo juga akan berangkat ke cafenya.

Malam pun telah tiba, diluar sana bintang dan juga bukan menghiasi langit gelap itu. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan Adam belum juga kembali ke rumahnya.

Beberapa kali Hana keluar masuk di balkon kamarnya untuk melihat apakah Adam sudah pulang ataukah belum. Dan sudah kesekian kalinya Hana melakukan itu. Terus menunggu kedatangan daddy-nya. Ia terus menatap kebawah memastikan pria itu sudah datang dan ternyata hingga memasuki jam sebelas malam, pria itu tak kunjung tiba.

"Apa mungkin Daddy ngga pulang ya?" Hana bertanya tanya terus menatap kebawah.

Karena balkon kamar Hana tepat menghadap ke depan, dimana kita bisa melihat jika ada yang datang melalui gerbang depan itu.

"Hah, Daddy pasti masih marah sama aku." Hana menghela nafasnya.

"Memang sebaiknya gue harus tidur, karena Daddy ngga bakalan datang malam ini." ucapnya kemudian melangkah masuk kedalam kamar.

Sebelum menaiki ranjangnya, ia terlebih dahulu mengunci pintu kamarnya dari dalam karena ia berpikir daddy-nya tidak akan tidur dengannya. Setelah melihat pria itu mendiaminya seperti tadi, rasanya tidak mungkin jika Adam akan tidur bersamanya.

Ia lalu melangkah kearah ranjang setelah mengunci pintu kamarnya.

Hana menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dengan sebatas leher, ia lalu berusaha memejamkan kedua matanya.

Malam ini Hana Kembali tidur sendiri lagi, dengan memeluk guling nya tanpa ditemani Adam. Kamarnya terasa sunyi tanpa pria tersebut.

1
Ibelmizzel
adam2 kau berpelukan dgn perempuan yg nyata2 suka sama mu dan menghabiskan 1 hari dgn perempuan itu tak kau ingat dgn istrimu yg gelisah nugu dirumah,giliran istrimu periksa kehamilan perkara dokter laki2 kau udah main jotos aja dasar laki arogan dan egois.
Ibelmizzel
umur udah tua Bangka tapi tak dewasa dia peluk2 dgn perempuan lain seharian bersama giliran istri ny sekedar gobrol dgn pria lain macam mau ditelan hidup2 dasar egois ingat umurmu dam.
Ibelmizzel
udah mulai ada ulat buluny
Ibelmizzel
sakitmu dak sesakit Hana yg udh dirusak sama Adam dan dijanjikan cinta,dasar Adam katany cinta mati sama Hana tapi kok sikapnya sama nada kayak cinta juga dasar laki2 laknat,pergi aja Hana Jagan pedulikn Adam greget aku😡😡😡
Ibelmizzel
berensek juga Adam ni 😡😡😡
Ibelmizzel
Adam udah gila semakin gila
Ibelmizzel
Adam egois madahal umur udh tua tapi tak bisa memahami hana
Akun Rizky: usia itu gk menjamin kedewasaan seseorang terhadap sikapya terhadap pasangannya
total 1 replies
Safa Almira
,sabar ken
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😁
Safa Almira
syuka
Qaisaa Nazarudin
Nanda lah Cassandra lah..🤦🤦Mending Adam nikahin Hana cepatan,Hubungan juga udah kayak Pasutri,Umur juga udah tua, Nunggu apa lagi sih..
Qaisaa Nazarudin
Nama Adam,umur 39 tahun muslim banget,kenapa gak di halalin aja,udah hareudang tp gak bisa bercocok tanam,ngapain bikin sakit kepala aja..
Qaisaa Nazarudin
Melda? Siapa Melda?
Qaisaa Nazarudin
Mampir thor,masih nyimak,semoga seru..
SUSANTI SUTISNA
visualny kereeen🥰
SUSANTI SUTISNA
luar biasa...suka cerita ny
SUSANTI SUTISNA
semangat Thor aq suka cerita ny 🥰
rohma Rohma
Luar biasa
Grace Dachi
suka
Kayla: Mksih😊
total 1 replies
Sri Watigustami
buat hana pergi jauh thor,biar adam tau rasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!