NovelToon NovelToon
Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Identitas Tersembunyi / Permainan Kematian
Popularitas:707
Nilai: 5
Nama Author: Rafli Ananda

Reza yang mana terlahir dengan kehidupan yang membosankan hanya tertarik dengan sebuah game simulasi tentang Dewa, di dalam game tersebut dia menjadi sosok Dewa yang mengendalikan jutaan umat dan di sana dia berhasil menaklukan sebuah dunia dan menjadi Dewa tingkat Superior. Yang tidak Reza ketahui ialah kalau game yang dia mainkan saat ini muncul di Bumi, dan orang-orang yang ada mulai menjadi player yang mana harus bertahan hidup dari setiap permainan yang muncul untuk menghibur para Dewa/i. Di situasi yang penuh akan keputusasaan tersebut Reza menemukan dirinya menjadi salah satu Dewa yang memainkan permaianan tersebut, dengan tujuan untuk bersenang-senang dan menjadikan Bumi miliknya, Reza memulai rencananya untuk menjadi Dewa terkuat di bumi dan memenangkan setiap permainan yang ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafli Ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Jalan seorang penguasa

Di sebuah alam khusus yang mana di ciptakan oleh Biro, di sana telah berkumpul beberapa Dewa/i yang mana avatar mereka ikut ambil bagian dalam game 3 tersebut, mereka semua di undang untuk duduk di tempat khusus di mana mereka bisa menyaksikan game ke 3 bersama-sama. Dan pada saat itu beberapa Dewa tingkat atas dan menengah mulai muncul, mereka mulai saling melihat satu sama lainnya karena menganggap kalau game ke 3 kali ini adalah kesempatan mereka untuk meneruskan kisah mereka.

Di sisi lain “Srranggs…” saat beberapa Dewa superior datang ke alam tersebut para Dewa/i yang berada di bawah mereka langsung ketakutan karena aura yang mereka pancarkan, namun ada seorang Dewa yang mana menampilkan aura unik yang membuat banyak Dewa/i lainnya bingung serta takut untuk mendekati dirinya. Sesosok Dewa tingkat Superior yang memakai jubah ungu yang dengan santainya duduk sambil menikmati cemilan buah-buahan yang ada di atas meja.

“Akhirnya saat ini muncul juga, aku harus bisa memanfaatkan acara ini dengan baik agar bisa mengenali musuh dan juga alat yang dapat di manfaatkan” pikir Reza.

Beberapa Dewa/i tingkat atas kebawah terlihat ingin berbicara pada Reza yang mengeluarkan aura unik, akan tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berani untuk memulai pembicaraan dengan seorang Dewa tingkat Superior. Kemudian saat game ke 3 akan di mulai, di sana di tayangkan beberapa layar proyeksi besar di hadapan mereka semua, dan para Dewa/i yang ada di sana di berikan bangku untuk mereka duduki.

Beberapa tim telah di bentuk oleh beberapa avatar para Dewa/i yang ada, dan salah satu tim itu adalah tim milik Reza yang di pimpin oleh avatar pertama miliknya Andi. Sementara itu Shadow terlihat sedang bergabung kedalam timnya, dia ikut bersama dengan Andi atas perintah dari Reza.

Ketika tim Reza mulai berjalan selama lebih dari 12 menit, mereka tidak menemukan halangan ataupun jebakan apapun di dalam labirin tersebut, akan tetapi di saat itu mereka sampai di sebuah ruangan besar dengan 4 cabang jalan. Lalu muncul 3 kelompok dari 3 cabang yang berbeda, ke 3 kelompok itu melihat Andi dan kelompoknya dan bersiap untuk bertarung.

Lalu seorang dari kelompok lawan mulai muncul, dia terlihat seperti pria asing dengan rambut panjang hijau gelap yang unik, serta mata sipit dan senyuman yang licik. Pria itu melihat kearah Andi kemudian berkata.

“Salam tuan Andi pimpinan dari kelompok pedang ungu, aku Reus ketua kelompok mata bayangan… kami ingin menawarkan sebuah perjanjian damai, bagaimana menurut anda”

“Perjanjian damai seperti apa maksudmu” balas Andi.

Saat itu Andi memberikan arahan pada Shadow, dan dengan cepat “Srrahk…” Shadow langsung menghilangkan hawa keberadaannya dan mengendap-endap di sekitar ruangan itu. Sementara itu Reus yang terlihat mencurigakan masih tetap berusaha untuk bisa membuat aliansi dengan Andi.

“Tuan Andi anda mungkin tidak percaya, akan tetapi prioritas kami bukanlah mahkota penguasa… karena hal itulah kalau semisalnya kita menemukan mahkota itu maka kami akan dengan suka rela memberikannya pada kelompok anda, sebagai gantinya tolong kami untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh Dewi kami”

Tugas dari para Dewa/i adalah kewajiban yang harus di laksanakan oleh para avatar, sebagai imbalan atas kekuatan dan juga perlindungan mereka, para avatar di wajibkan untuk mengikuti seluruh arahan dari para Dewa/i yang membimbing mereka, jika tidak maka akan ada hukuman berat yang akan menunggu mereka.

“Hmmm… aku tidak merasakan adanya kebohongan dari kata-katanya, akan tetapi aku tidak bisa dengan mudahnya percaya pada orang asing” pikir Andi.

Andi berjalan mendekati Reus dan dengan lantang dia berkata.

“Aku menolak, aku tidak tahu tugas apa yang akan kau jalani… karena bisa saja tugas itu merenggut nyawa rekan-rekanku, karena hal itulah kami akan pergi dari sini melanjutkan perjalanan kami”

“Ughkk… baiklah kalau begitu, selamat jalan tuan Andi… aku dan timku akan menunggu sebentar lagi sebelum melanjutkan perjalanan kami” balas Reus.

Pada saat itu Andi langsung pergi kearah jalan yang mana tidak ada grup lain di sana, di jalan kosong tersebut Andi bersama rekan-rekannya berjalan melewati grup-grup yang ada. Reus yang mana ajakannya di tolak oleh Andi langsung menarik “Sringgs…” pedang miliknya, akan tetapi “Cringgs…” secara tiba-tiba Shadow muncul di belakangnya sambil menodongkan pisau di lehernya.

“Kau beruntung karena belum bertindak sekarang, Dewaku menyuruhku untuk tidak banyak membunuh… kalau kau mengerti maka jadilah anak yang baik dan sarungkan kembali pedangmu” kata Shadow yang kembali menghilang.

Reus kemudian “Druskk…” terjatuh dan berkeringat dingin karena ketakutan, dia tidak bisa berbuat banyak karena di belakang Andi ada Shadow yang melindunginya dari bayang-bayang.

Sementara itu Reza yang ada di alam lain terlihat senang dengan perkembangan game ke 3, di sana dia dapat melihat seorang Dewi yang mana terlihat marah. Dewi tersebut bernama Dewi bulan dan darah, dia adalah salah satu daei Dewa/i yang ingin mengambil keuntungan dari game yang di sediakan oleh pihak Biro.

“Sosok Dewi yang mana memiliki banyak kisah kelam yang dipenuhi dengan darah dan pembantaian… mungkin misi yang dia berikan kepada avatarnya juga adalah tentang pembantaian”

“Menarik… mungkin ada bagusnya jika aku memanfaatkannya” pikir Reza.

Akan tetapi pada saat itu para Dewa/i yang lainnya terlihat terkejut dengan gambar yang di tayangkan, karena di sana terlihat seorang perempuan yang mana memasuki labirin seorang diri sedang “Crrast… Krrast… Trrask…” membantai para monster yang berjumlah ratusan.

Dengan senyuman yang manis dan juga darah para monster berceceran di sekitar tubuhnya, dia membuat banyak Dewa/i mulai tertarik pada dirinya. Namun pada saat itu Dewi Keadilan dan Hukuman langsung mengeluarkan aura miliknya, dia seakan-akan mengatakan kalau perempuan tersebut adalah miliknya dan meminta para Dewa/i lainnya untuk menjauhi avatar miliknya.

Melihat hal itu beberapa Dewa Superior langsung tertarik dan mulai mengeluarkan aura mereka juga, merasakan hal tersebut Dewi Keadilan dan Hukuman mulai sedikit tertekan dan di saat yang bersamaan “Sringgs…” Reza langsung mendekati Dewi Keadilan dan Hukuman, kursi miliknya bergerak dengan sendirinya mendekati Dewi Keadilan dan Hukuman.

Kemudian “Srrahkk…” menggunakan aura ungu miliknya yang unik, Reza melindungi Dewi Keadilan dan Hukuman dari penindasan aura para Dewa/i tingkat Superior tersebut. Melihat hal itu Dewi Keadilan dan Hukuman langsung berbisik pada Reza.

“Terimakasih atas bantuan anda, akan tetapi anda tidak perlu melakukan sejauh ini… mereka bisa saja menjadi musuh anda nantinya”

“Hmm… aku tidak terlalu perduli dengan hal itu, karena jika mereka menghalangi jalanku maka akan aku libas habis mereka” balas Reza.

Pada saat itu Reza dengan sengaja tidak berbisik, dia ingin memancing amarah para Dewa/i lainnya kepada dirinya, dengan cara itu dia dapat melihat mana mangsa yang mudah untuk di tangkap dan mana mangsa yang sulit untuk di tangkap.

“Mari kita lihat, nampaknya ada 3 tidak 4 orang yang mana menyadari provokasiku dan tetap tenang… bahkan mereka terlihat tertarik, Hahaha… ini akan menjadi sangat menarik” pikir Reza.

Akan tetapi saat itu seorang Dewa tingkat Superior berdiri dari bangkunya dan menghampiri Reza, dengan aura yang megah dia berkata.

“Kau cukup sombong juga rupanya, aku Dewa api dan peperangan ini menantangmu”

.

.

.

Bersambung….

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!