Dua tahun yang lalu, Suami dan Ibu mertua mengusir setelah menceraikannya.
Dena sedang hamil pada saat itu, Suami yang sedari awal pernikahan sangat membencinya dan mengganggap anak dalam kandungan Dena bukan hasil perbuatannya tanpa perasaan mengusirnya dari rumah.
Kini Dena kembali sebagai orang berbeda yang masuk dalam keluarga mantan Suaminya.
Ia akan balas dendam!
Membalaskan perasaan sakit hati yang Rafa dan keluarga berikan padanya bertubi-tubi lebih sakit dari yang ia rasakan selama pernikahan yang sungguh menyakitkan itu!
Apa rencana Dena akan berhasil? Atau dia malah terjebak sebagai 'wanita' yang dicintai Rafa setelah penampilannya berubah?
Kalau suka, berikan like, komentar, dan vote, gift ya…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OO SWEETIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Saatnya Mengungkap Amarah Dena
"Aku memang tidak suka melihatnya!"
Dena menatap Rafa dengan amarah luar biasa. "Selama ini aku hanya bersandiwara pada kalian semua!" lanjutnya.
Rafa hanya diam dan Maya menangis.
"Dan setelah melihat keadaan kalian yang miris... Sekarang aku puas melihat kalian menderita. Lihat pilihan kalian itu? Bagus kan? Perempuan yang hanya mempedulikan dirinya bahkan menolak membantumu dalam urusan keuangan. Dia terus bersandiwara sangat sedih di hadapan para penontonnya, padahal uang seminggunya bisa melebihi gaji bulanan pokokmu sebagai sekertaris."
Dena menarik sudut bibirnya dan tertawa meledek. "Tapi bagus kok. Dengan begitu, aku bisa lepas darimu dan ibumu si tukang fitnah itu Sekarang kalau dipikir-pikir, hanya kekayaan dan harta yang kalian inginkan makanya kalian sanggup menerimaku, si gadis miskin sampai Ayah mertua meninggal! Kini aku hidup bahagia bersama Rayyan, lelaki super! baik yang mau menerima keadaanku. Tidak sepertimu, menolakku hanya karena berita bohong yang direkayasa ibu kesayanganmu itu!"
"Dari mana kau tau itu bohong? Bukannya Ray salah satu laki-laki yang sering mengunjungimu? Dia kan, ayah anakmu?" tanya Rafa kesal karena bukan hanya istrinya tapi ibunya ikut disinggung Dena.
Plak!
Dena sangat marah sampai tidak bisa mengontrol tangannya.
Rafa memegang pipi kiri yang panas. "Kau..."
"Apa? Untuk kedua kalinya kau bahkan menolak benihmu yang sudah jadi manusia! Lihat saja, aku tidak akan membiarkan hidupmu baik sampai kau mencium kaki anakmu sendiri!"
"Bukannya anak itu sudah mati?"
"Ternyata kamu benar-benar menginginkannya mati! Kurang hajaaaarrr!" Emosi Dena semakin memuncak, dia menendang benda pusaka yang pernah memasuki dirinya itu hingga sang empunya merintih.
"Mulai sekarang kamu dipecat! Jangan sekalipun menginjakkan kaki di perusahaanku dan ... ya! Jangan lupakan rumahku, rumah yang kalian tempati dengan nyaman padahal itu juga salah satu aset milikku! Atas namaku!"
Rafa terkejut. Dia melihat Ibunya yang terus menangis. Rafa melihat ke arah Dena, ternyata wanita itu sudah pergi dengan amarah.
"Ibu, apa rumah kita miliknya?" tanya Rafa. Lelaki itu meski sudah dewasa, dia tetap anak mami, pria yang bergantung pada ibunya tidak peduli apapun yang terjadi. Bahkan banyaknya rahasia dilewatkannya hanya karena ibunya.
Rafa memang pernah menjadi pemimpin perusahaan, tapi lelaki yang terlampau bo doh itu hanya menjadi wakil untuk mengisi jabatan sementara Dena mengetahui segalanya.
Sekarang hanya karena kalimat yang diinginkan menjaga perasaan Ibunya membuatnya kehilangan dua hal penting, pekerjaan dan rumah.
"Bu... jawab!" ucap Rafa kesal.
Maya, entah kenapa wanita tua itu terus menangis sampai kesegukan.
Rafa mengerutkan kening, Ibunya menangis membuatnya pusing, akhirnya dia keluar dan memanggil suster untuk membantu sang Ibu.
Rafa pergi ke taman rumah sakit dan duduk di sana. Dia memikirkan segalanya dengan pusing. Sampai sebuah deringan ponsel yang berasal dari Lidia, istrinya membuat Rafa segera mengangkatnya.
"Ya, hallo? Kenapa Lid?" tanya Rafa.
"Mas! Rumah kita, kenapa aku dan Yunda diusir dari sini? Bahkan barang-barang kita enggak boleh dibawa!" keluh Lidia, kesal.
Rafa terkejut dan berdiri. "Kamu yang benar aja," dia tidak percaya. Pekerjaan Lidia siaran di youtube, mungkin dipinta para penontonnya untuk mengerjai Rafa. Mana waktunya terbilang sama pula lagi, berkaitan.
"Aku ga bohong, mas! Aku buat video call, ya?!" ucap Lidia berusaha meyakinkan.