Saat Dunia dalam Kekacauan Besar, Origin Tree memilih Jiwa yang Terpilih untuk merebut kembali Tahta Raja Tertinggi dari kekuatan Jahat.
Qin Chen, Pria berusia 39 tahun di Bumi, mati dalam tragedi tabrak lari. Jiwa miliknya Terpilih sebagai Jiwa Terpilih dari Origin Tree.
Saat aku hidup kembali, aku menggenggam Langit dan Bumi di bawah telapak tanganku. Punggungku menyangga kejahatan Dunia, mataku menghancurkan segalanya.
Melangkahkan kakiku, aku akan merebut kekuasaan atas Tahta Raja Tertinggi!
(Update: 2/Day Jam tak nentu.)
(Peringatan: Gaya penulisan asal, alur cerita acak/gak nentu.)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nara Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 : Perpustakaan Keluarga Qin
Perpustakaan Keluarga Qin
Di depan Paviliun Perpustakaan, Qin Chen melihat sekitarnya cukup sepi karena tidak banyak dari mereka yang dapat masuk kedalam untuk belajar Seni.
Setiap orang hanya akan diberikan pinjaman 3
buku setiap bulan, dimana setelah itu mereka harus mengembalikannya lagi ke Paviliun Perpustakaan.
Qin Chen melangkah masuk kedalam, dimaha penjaga Paviliun melihatnya. Dia membiarkan Qin Chen masuk, karena Qin Chen belum mengambil buku Seni Bela Diri dalam beberapa bulan ini.
Saat berada di dalam, Qin Chen hany melihat kisaran 13 orang yang tengah membaca buku ditempat-tempat yang berbeda-beda. Qin Chen mencari buku yang dapat dia gunakan sekarang ini.
Di dalam sana, Qin Chen masuk lebih dalam lagi dimana buku-buku disana banyak ketutupan debu. Setibanya di lemari paling ujung, Qin Chen melihat judul buku yang terpampang di sampul buku.
'Dengan bakat Origin Tree dalam diriku, kekuatan Origin Tree memungkinkan aku untuk mempelajari semuanya tanpa memerlukan usaha berat.' Batin Qin Chen.
Qin Chen memilih beberapa Buku di lemari tersebut, disana Qin Chen mengambil 3 buku yang berbeda-beda kemampuannya. Setelah mengambilnya, Qin Chen duduk di kursi kosong yang cukup tua.
Di pangkuannya, ada tiga buku yang Antara lain adalah. "Langkah Awan Panas, Pedang Bayangan Guntur, dan juga Mata Iblis Ungu."
Qin Chen mengelus dagunya. "Dari ketiga Seni ini, yang paling penting adalah Langkah Awan Panas dan juga Mata Iblis Ungu. Meskipun hanya di kelas Kuning, namun dapat ditingkatkan ke kelas Dewa."
Dia tidak percaya bahwa buku seperti ini ada di Paviliun Perpustakaan. Sekalipun ditemukan oleh orang lain, mereka tidak akan dapat mempelajari Seni ini dalam waktu singkat, setidaknya membutuhkan waktu kisaran 10 tahun.
Mendapatkan hal seperti ini, Qin Chen tersenyum tipis. "Lebih baik melatihnya, ini menguntungkanku ... Ditambahkan, 2 hari ini aku akan berada di dalam sini melatih semuanya."
Qin Chen menutup matanya dan mempelajari Seni tersebut di dalam benaknya. Dengan bantuan Origin Tree, memungkinkan Qin Chen dapat mempercepat proses pembelajaran dan pemahaman tersebut.
***
Di luar, Patriak Qin dan juga Istrinya menuju Paviliun Perpustakaan. Ini karena istrinya ingin memastikan bahwa Qin Chen baik-baik saja setelah pulang dari Hutan.
Mereka berdua masuk kedalam dimana di sambut oleh Penjaga disana. Saat berada di dalam, mereka menuju tempat Qin Chen berada sekarang ini dimana berada di ujung Paviliun.
Setibanya disana, mereka melihat Qin Chen tengah duduk menghapal tiga buku di hadapannya. Ini membuat ibunya merasa legah melihat keadaannya baik-baik saja.
"Syukurlah ... Chen'er baik-baik saja, tapi ibu khawatir dengan keadaanmu." Ucapnya yang merasa lebih baik setelah melihat keadaan Qin Chen saat ini.
Patriak Qin melihat buku-buku tersebut menjadi terkejut, karena buku tersebut dibilang sulit untuk di pelajari bagi orang yang tidak memiliki keinginan dan ambisi yang kuat.
Matanya sedikit bergerak melihat sekelilingnya, debu-debu bertebaran dimana-mana dan membuat semuanya menjadi kotor. Dia melihat ke arah penjaga tersebut.
"Setelah ini, bersihkan debu-debu ini agar Paviliun ini menjadi lebih baik. Jika mendapatkan kendala lain, laporkan kepadaku secepatnya." Ucap Patriak Qin kepada Penjaga Paviliun.
"Baik Patriak ... Tetapi, bagaimana dengan Tuan Muda disini?"
"Biarkan dia disini untuk mempelajari Seni tersebut, aku ingin melihatnya apa dia berhasil mempelajari Seni yang tergolong sangat sulit di pelajari ini. Jika dia dapat mempelajarinya, Keluarga Qin kita mendapatkan berkah ilahi karena mempunyai jenius." Balas Patriak Qin kepada Penjaga.
Patriak Qin melihat ke arah Qin Chen dimana dia mulai memasuki tahap pelajaran. Istrinya masih memperhatikan Qin Chen, dimana dia masih ingin disana.
Setelah beberapa menit berlalu, kekhawatiran ibunya sudah menghilang dan dapat meninggalkan tempat tersebut dengan tenang tanpa rasa khawatir lagi.
"Sayang, mari kita kembali dan membiarkan Chen'er disini. Aku telah melihatnya baik-baik saja, aku menjadi lebih baik sekarang." Ucap istrinya dengan suara yang senang.
"Baiklah, mari kita Pulang ... Chen'er pasti membutuhkan waktu cukup lama untuk belajar. Ini baik baginya."
Mereka berdua berjalan keluar dari sana meninggalkan Paviliun Perpustakaan. Sementara itu, Qin Chen yang mempelajari Seni tersebut terus berganti mempelajari Seni agar sempurna.
***
Malam Hari
Sebuah kilatan cahaya menjulang tinggi ke langit-langit ruangan, mendominasi warna keemasan dengan garis biru membentuk tornado di sekitar Pilar cahaya tersebut.
Qin Chen membuka matanya setelah mempelajari kemampuan yang dia pilih sebelumnya. Untungnya tidak ada siapapun di dalam sana kecuali Penjaga Paviliun Perpustakaan itu sendiri.
"Selamat Tuan Muda, karena anda berhasil mempelajari tiga Seni yang tergolong sangat sulit untuk dipelajari. Pemahaman anda sungguh luar biasa, saya tidak dapat mengatakan apapun lagi untuk hal ini." Ucap penjaga tersebut dengan suara yang penuh hormat kepada Qin Chen.
"Anda tidak perlu mengatakan hal tersebut, ini adalah berkah yang aku peroleh. Tanpanya, aku mungkin tidak akan mencapai tahap yang sekarang ini." Balas Qin Chen.
Qin Chen berdiri dari sana merentangkan kedua tangannya menggerakkan tubuhnya karena merasa kesemutan. "Apa ini sudah malam? Dan apa ibuku datang kemari?" Tanya Qin Chen.
"Benar, ini telah malam dan Nyonya sebelumnya datang kemari memastikan apa anda baik-baik saja. Karena telah merasa baikan, dia kembali ke kediaman." Balasnya.
Mendengar hal tersebut, Qin Chen merasa legah mendengarnya. "Baguslah ... Tetua, apa anda dapat memilihkan Seni lain selain ini, aku ingin mencoba mempelajarinya."
Tetua itu sontak terkejut mendengarnya, ini adalah sebuah emas yang datang secara tiba-tiba di depan mata. Mungkin, Qin Chen adalah keajaiban yang dapat menggunakan Seni itu.
'Apa Tuan Muda adalah orang yang diramalkan dapat memahami Seni itu?' Batinnya yang bertanya-tanya.
Sedikit ragu, namun kejeniusan Qin Chen menyadarkan dirinya. Tetua tersebut lalu berbicara kembali. "Ada satu Seni yang disegel di Paviliun ini, jika Tuan Muda dapat memahaminya, maka Tuan Muda adalah orang yang diramalkan dapat mengenggam Langit dan Bumi di bawah telapak tangan anda."
Qin Chen tersenyum puas. "Dimana itu? Aku akan mencoba mempelajarinya ... Mungkin, ramalan yang anda katakan adalah kebenarannya."
Tetua tersebut membawa Qin Chen berjalan ke sudut ruangan, dimana dia menarik satu buku hingga membuat jalan Bawah tanah terbuka di sampingnya.
Qin Chen terkejut, namun dia tetap mengikutinya masuk kedalam tanah. Karena Seni tersebut berada di dalam Ruang Bawah tanah Paviliun, dimana tersegel selama ribuan tahun lamanya.
Saat berada di salah satu ruangan, Qin Chen dapat merasakan suasana di dalam ruangan berbeda di luar sana. Suhu di dalam lebih dingin dibandingkan di luar, bahkan suara di sekitarnya seperti membawanya untuk masuk lebih dalam.
'Ruangan ini seperti tempat penyegelan.'
...
*Bersambung ...
jarang bgt baca novel system...kika ini bagus..wy not...
cus like coment subrek vote follow autor & bunga desa...
oke lanjoouuttss....