Supreme King System
Beijing, 26 September 2050
Di Kota Beijing, malam ini hujan deras dan badai angin melanda di seluruh Dunia. Hampir di seluruh dataran tinggi mengalami tanah longsor, dan pohon-pohon tinggi mengalami kerusakan parah.
Ladang padi, peternakan dan lain sebagainya mengalami kerusakan parah di mana-mana. Tahun ini badai begitu besar dimana memiliki kecepatan tinggi yang dapat meluluhlantakkan apapun di Bumi.
Sementara itu, saat badai besar terjadi. Ditempat Warteg Pecel Lele berada, seorang Pria tengah duduk di sana. Tepatnya, dia berada di Warteg Pecel Lele tengah melahap makanan di bawah tekanan angin kencang.
Tenda-tenda disana terombang-ambing dibawa angin, namun tidak ada satupun dari mereka berdua terlihat panik.
"Apa kau tidak kembali anak muda? Badai semakin besar dan ini tidak baik untukmu. Sekalipun kau disini begitu lama, tenda-tenda ini tidak akan bertahan lama." Ucap Penjual Pecel Lele itu memperingati pria yang berada di hadapannya agar kembali ke rumahnya.
Dia sempat melihat wajahnya yang suram, duduk di sana memesan Pecel Lele porsi Jumbo.
"Tidak apa-apa, hidupku sudah hancur. Sekalipun Badai Petir datang, aku akan menahannya." Dengan suara putus asa, Pria itu membalas perkataan yang diberikan Penjual.
Mendengar hal tersebut, Penjual Pecel Lele simpati dengannya. Dia membuka larak dan mengambil beberapa botol anggur di dalam laraknya.
Duduk di samping Pria putus asa itu, dia menuangkan segelas anggur merah ke dalam gelas miliknya.
"Minumlah ... Jika kau stress, Anggur adalah solusinya." Ucap Penjual Pecel Lele kepada Qin Chen sambil memberikan Anggur Merah kepada Qin Chen.
Penjual Pecel Lele itu menyeduhnya dan menghisap Rokok Surya. Asapnya keluar bergelombang dan menghilang di telah angin kencang.
"Ceritakan pada Pak Tua ini, apa masalahmu? Mungkin, Pak Tua ini dapat membantumu. Apa ini permasalahan tentang Percintaan?" Ucapnya sambil merokok disamping Pria tersebut.
Pak Tua Penjual Pecel Lele itu kisaran usia adalah 65 ke atas, meskipun begitu dia memiliki kebugaran baik. Bahkan di usianya yang terbilang tua masih dapat berjualan di malam hari.
Sedangkan Pria itu adalah Qin Chen, pekerja kantoran berusia 39 tahun. Lulus dari universitas terbaik di Dunia, dia mendapatkan pekerjaan tetap di kantornya dengan gaji cukup besar.
Sekarang, Qin Chen tengah merenung sambil mengunyah Pecel Lele dibawah badai hujan semakin deras. Sambil meneguk segelas Anggur Merah, Qin Chen terbawa suasana disana.
"Fuahhhh ... "
Mereka berdua menggila disana setelah minum beberapa Botol Anggur Merah. Qin Chen tersedu-sedu ingin berbicara karena cegukan, dia makan Pecel Lele sambil minum Anggur. "Hick ... Ini tentang hick .... Percintaan hick ... "
Pa Tua itu juga sedikit mabuk karena meneguk beberapa botol bersama Qin Chen. Dia mendengar masalah yang Qin Chen alami sekarang. "Begitu ... Apa kau di tolak? Atau masalah lain, anak muda."
"Pak Tua ... Apa kau mengejekku? Aku belum mempunyai satupun Pacar di usiaku yang sekarang telah mencapai 39 tahu, hick ... " Qin Chen membalasnya.
Pak Tua Penjual Pecel Lele itu mengerutkan keningnya, dia melihat Qin Chen dengan jelas menggunakan stelan orang kaya dan memiliki pekerjaan tetap.
"Apa kau mencoba menipu Pak Tua ini? Jelas-jelas melihat stelanmu, kau bekerja di kantor. Apa tidak ada yang mau denganmu? Tidak mungkin orang sepertimu tidak memiliki pasangan." Balasnya yang tidak percaya dengan perkataan Qin Chen.
"Ya ... Aku bekerja di kantor, dan aku cukup kaya untuk membeli gedung bintang lima. Tapi, aku kalah penampilan ... Faktanya, uang bukan segalanya. Ini pembohongan, aku selama ini di tipu ... Mereka memilih yang tampan dibandingkan kaya."
Pak Tua itu mengusap-usap punggung Qin Chen agar dia tetap semangat dan tegar menghadapi coba ini. Saat itu juga, Qin Chen merasa tenang, apa yang dia pikirkan sebelumnya menghilang seketika.
"Tenanglah anak muda, semuanya butuh proses ... Jika ada seseorang yang memberikanmu kesempatan kedua, apa yang kamu inginkan?" Tanya Pak Tua itu kepada Qin Chen.
"Wanita." Balas Qin Chen secara spontan kepadanya. "Setidaknya satu wanita yang menerima segala kekurangan dan kelebihan yang aku punya, setia dan kuat dalam hal apapun. Setidaknya itu yang aku pikirkan, tapi semuanya hanya mimpi. Sudahlah ... Pak Tua, terimakasih banyak karena menghiburku sebelumnya."
Pak Tua itu tersenyum mendengar permintaan Qin Chen, dia lalu membalasnya. "Sama-sama ... Sekarang, kamu pulanglah sebelum badai semakin kencang di Kota. Tidak baik bagimu berlama-lama di luar rumah. Dengan kondisimu yang sekarang, kamu mungkin akan mendapatkan masalah."
"Benar, sekali lagi terimakasih banyak."
Qin Chen mengeluarkan uang dari sakunya untuk membayar biaya makannya. Pak Tua itu menerimanya, dan Qin Chen berdiri dari tempat duduknya.
"Anak Muda, semoga keinginanmu terwujudkan. Dewa selalu bersamamu, dan Takdir akan menyertaimu." Ucap Pak Tua itu kepada Qin Chen.
Qin Chen tersenyum senang, dia melangkahkan kakinya pergi dari sana meninggalkan Pak Tua sebelumnya.
Pak Tua itu melihat kepergian Qin Chen yang semakin menjauh. Sementara itu, saat Qin Chen melihat ketempat sebelumnya. Warteg Pak Tua Penjual Pecel Lele telah tidak ada lagi disana.
Beberapa kali mengedipkan matanya, Qin Chen tetap tidak dapat melihat tempat sebelumnya. "Apa aku kebanyakan minum? Sudahlah, mending pulang"
Di jalan, Qin Chen berjalan sempoyongan. Qin Chen terombang-ambing oleh badai angin dan hujan. Jalanan di Kota mendadak sepi, tidak ada satupun orang yang keluar dan lampu di jalan bolak-balik hidup mati.
Setelah beberapa menit berlalu di jalan, Qin Chen berdiri di tepi jalan karena tidak kuat untuk berjalan lagi. Kondisi tubuhnya mencapai Puncak karena mabuk, pandangan matanya telah bayang-bayang.
Sedikit redup melihat jalan, Qin Chen sempoyongan melangkahkan kakinya dengan kesadaran hampir menghilang.
Di sisi lain, mobil pribadi melaju dengan kecepatan tinggi tengah mengarah ketempat Qin Chen. Mobil tersebut seakan-akan sengaja untuk membunuhnya di waktu seperti ini.
Brukk ...
Saat Qin Chen tertabrak mobil, mobil itu berhenti di sana. Sementara itu, Qin Chen terlempar kebelakang dengan terguling, lalu terkapar dengan darah di sekujur tubuhnya mengalir.
Detak jantungnya berdetak kencang dan menghilang. Hujan yang deras mengguyur Bumi beserta tubuh dan darah milik Qin Chen saat ini.
Sementara itu, mobil sebelumnya melempar sebuah kertas ketempatnya dan pergi meninggalkan Qin Chen disana.
Mata Qin Chen menutup dan perlahan dia pergi dari Dunia ini. Senyuman tanpa penyesalan terlihat jelas. Namun sebenarnya, dia masih memiliki banyak penyesalan di Dunia ini.
Jika ada kesempatan kedua, aku ingin membuat keberadaanku di akui Dunia sebagai Raja!
Raja Tertinggi, itu lebih baik dibandingkan kehidupan ini.
Pukul, 12:00 Tengah Malam
Beijing, 26 September 2055
Qin Chen telah pergi dari Dunia ini dan pergi ke kehidupan selanjutnya.
...
*Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Aswantio Wasito
emang di Beijing ada warteg Ama rokok surya
2024-10-19
0
Rifal Fal
baru jg mulai, bisa bisanya badai hujan melanda di seluruh dunia😭😂
2024-10-10
0
Ardi Provision
emang ada warteg pecel lele dibaijing thoor???
2024-10-09
1