(Sudah tersedia versi cetak)
Perjuangan Andreas mendapat maaf dan cinta dari wanita yang telah ia nodai.
Andreas yang Tuan Muda dan terbiasa hidup mewah dengan segala fasilitas terbaik, sampai merelakan semua itu hanya demi mengejar Marisa, yang sayangnya begitu benci padanya sejak kehormatannya direnggut Andreas secara paksa.
Marisa yang hamil, terpaksa mengubur semua impian dan cita-citanya, bahkan harus rela dibenci Ibu kandungnya sendiri karena menjadi penyebab kematian Ayahnya.
Apakah menurut kalian orang yang jahat akan selamanya menjadi jahat?
Bisakah Marisa memaafkan Andreas yang telah meluluh lantahkan hidupnya?
Konflik yang menguras emosi serta air mata bisa kalian baca di sini.
Halo... Ini novel pertama saya di Noveltoon, ayo ikut larut dalam perjalan cinta Andreas dan Marisa.
Semoga menghibur ❤
-🍀-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hijaudaun_birulangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU
Rendy duduk di meja kerja Andreas dengan setumpuk berkas di hadapannya. Ia terlihat sibuk membuka berlembar-lembar berkas tersebut sambil sesekali melihat ke arah Laptop di hadapannya, kemudian mencoret beberapa lembar berkas yang tidak di perlukan atau yang tidak sesuai. Ia harus segera menyelesaian laporan itu untuk bahan rapat nanti siang.
Ia menguap sambil merenggangkan tubuhnya. Ia meminta Andreas untuk tidak berangkat ke kantor dan istirahat di Apartemenya, otomatis semua pekerjaan Andreas ia yang harus menghandle semua.
Ia meletakkan bolpoin nya dan mengambil cangkir kopi yang berada di sampingnya, kemudian menyeruput nya perlahan, rasa hangat menjalar ke tenggorokannya. Sejak pagi ia belum sempat sarapan,dan semalam pun ia tidak tidur. Ia meletakkan cangkir kopi itu pada tempatnya, pandangannya menerawang memandangi berkas-berkas yang berserakan di meja.
"Siapa mereka...??" gumannya. "Mereka berniat membunuh bukan cuma mencelakai, tidak mungkin mereka suruhan dari Tuan Bryan..." Rendy bersedekap sambil menghembuskan nafas panjang dan menyandarkan punggungnya pada kursi.
Tiba-tiba terdengar pintu di ketuk seseorang,Rendy segera membenarkan posisi duduknya.
"Masuk!"
Seorang wanita masuk membuka pintu, "Silahkan Tuan Adnan..." kata wanita itu ramah.
Adnan masuk dengan tongkat di tangan kanannya untuk membantunya berjalan, Rendy segera bangkit dari duduknya dan merapikan Jas nya. Dua orang bodyguard berkacamata hitam terlihat berjaga di depan pintu ketika wanita itu mengangguk pada Rendy kemudian menutup pintu .
"Silahkan duduk.." Rendy mempersikahkan Adnan untuk duduk di tempatnya,sedangkan ia sendiri duduk di kursi depan.
"Di mana Andre?"tanyanya begitu duduk.Di lihatnya berkas-berkas berserakan di atas meja dengan laprop yang masih menyala.
"Aah,Tuan Muda sedang tidak enak badan. Saat ini beliau sedang beristirahat di Apartemennya." jawab Rendy sambil tersenyum kaku.
Adnan melihat sekilas ke arah Rendy."Apa dia semalam mabuk-mabukan di Club..?"
"Tidak,Tuan..!"Rendy menjawab cepat."Tuan Muda sudah 1bulan ini sama sekali tidak pernah ke Klab,bahkan beliau membuang semua koleksi Vodkanya."
"Kalau kau ingin melindunginya, berbohonglah yang lebih masuk akal,Ren."
"Saya tidak berbohong,sungguh."Di tatapnya Adnan untuk meyakinkannya.
"Kalau itu benar,pasti dia punya alasan kuat yang memaksanya meninggalkan itu semua."kata Adnan akhirnya."Apa lagi membuang semua koleksi Vodkanya.."Adnan mengeleng-gelengkan kepalnya sambil tersenyum tak percaya.
Rendy diam menunduk,ia tidak mau menyanggahnya lagi. Ia takut kelepasan bicara.
"Kau yang mengerjakan ini semua?"tanya Adnan memgambil bebrapa lembar kertas,membacanya sebentar kemudian menaruhnya lagi.
"Tidak,saya hanya membantu sedikit,selebihnya semua yang mengerjakan Tuan Muda."
Adnan menghela nafas panjang,di tatapnya laki-laki di depannya.Pertama kali ia bertemu dengannya,Rendy masih berusia 5tahun.Anak laki-laki berbadan kurus dan dekil yang tinggal di Panti Asuhan tempatnya dan istrinya sering datang untuk berdonasi.
Istrinya langsung menjadikannya anak angkat begitu melihatnya dengan berani masuk ke sungai yang berada di belakang panti asuhan untuk menolong Andreas yang terjebur di dalamny,padahal saat itu ia sendiri tidak bisa berenang.Bisa di tebak akhirnya keduanya hampir tenggelam terbawa arus.Untung saja saat itu ada orang dewasa yang menolong.
Sejak itu juga mereka berdua tumbuh bersama dan tak terpisahkan.Andreas yang sering berbuat ulah,Rendy yang selalu membela.Bila perlu dia yang akan mengaku kalau itu adalah perbuatannya,dan dialah yang di hukum.
Seperti sekarang, Adnan yakin Rendy akan menutupi kesalahan anaknya.Sekali lagi ia menghela nafas panjang sambil menatatap Rendy.
"Apa ada yang Tuan risaukan...??"akhirnya Rendy bertanya, karena Adnan hanya diam sambil menatapnya.
"Tidak.Apa kau sudah makan siang,Ren..?"tanyanya
Rendy terkejut mendengarnya."Belum.."Rendy mengeleng.
"Ayo,makan siang lah denganku."Adnan bangkit dari duduknya.
"Tapi Tuan...saya..."Rendy tergagap.
"Apa kau menolaknya?"Adnan melirik Rendy tajam.
"...Saya tidak berani,Tuan..."Rendy tertunduk.
"Kalau begitu, ayo..!" Adnan sudah berjalan ke arah pintu.Rendy dengan tergesa segera menyusulnya, ia memegangi lengan Adnan agar ia lebih mudah untuk berjalan.
Sebenarnya Rendy senang dengan ajakan makan siang tersebut,ia hanya tidak enak hati,karena baginya Adnan adalah Majikan dan sosok pengganti orang tua yang sangat ia hormati.
Sementar itu di sebuah Private Room di sebuah Restoran Mewah yang menjadi satu dengan Hotel Bintang Lima.Eva tampak sedang duduk bersama seorang Laki-laki.
"Biasanya kau selalu menolakku jika aku mengundangmu makan siang bersama."Lelaki berkacamata itu tersenyum.
"Aku hanya kasian denganmu yang selalu aku tolak." kata Eva ketus.Di potong-potongnya daging steak di piring dengan kesal.
Laki-laki itu terkekeh melihat tingkah Eva."Apa tunanganmu itu menyuruhmu menunggu lagi...?"tanyanya .
Eva segera menghentikan kegiatan memotongnya.Di pandanginya Laki-laki berkaca mata di depannya."Johan,aku sengaja mengajakmu bertemu bukan untuk membicarakannya!" Nada bicara Eva meninggi.
"Wow,woow...baiklaaah..."Lelaki berkacamata bernama Johan itu mengangkat kedua tangannya dan pura-pura takut.
Eva mendengus kesal. "Seandainya Andre itu kau,pasti aku tidak akan sekesal ini.."
Johan terkekeh."Kau bilang tidak ingin membicarakannya..??"
Eva langsung mendelik ke arahnya,membuat Johan tertawa terbahak-bahak.
"Dia memikirkan wanita lain saat sedang bersamaku." kata Eva marah
"Wanita lain itu...Aktris?Model?atau ******* kelas atas?"lagi-agi Johan terkekeh."Tunanganmu itu terlalu banyak wanita."
"Bukan!"kata Eva cepat.Matanya mulai berkaca-kaca."Aku yakin yang ini berbeda,Andre bersikap tidak seperti biasa."
"Oh yaa..."Wajah Johan menjadi serius.
"Awas saja kalau benar,akan aku adukan ke Papa." Eva seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu tapi tidak di turuti.
"Kalau itu benar,menikah saja denganku."Johan tersenyum lebar dengan wajah konyol.
"Tidak mau!"Eva mencibir.Ia melanjutkan makannya tanpa menghiraukan Johan yang tengah serius memikirkan kata-kata Eva.
"Sejak kapan Si Brengsek itu memikirkan orang lain..?apa lagi seorang wanita..??"Johan terkekeh.
"Kau gila tertawa sendiri??"tanya Eva heran.
"Kau yang membuat aku gila Ev.."Johan meraih jemari lentik Eva yang di hias nail art warna coral dengan hiasan batu permata kemudian menciumnya.
Eva segera menarik tangannya."Aku tidak mau selain Andre."ucapnya lantang.
"Maka aku juga tidak mau selain Evangeline."Johan tersenyum lebar.
Eva langsung membuang muka,membuat Johan kembali terkekeh.
Jika di lihat sepintas di Restoran Mewah itu hanya ada mereka berdua,tapi jika di cermati lagi.Di beberapa titik ada anak buah dari Johan yang berjaga.
Hari menjelang sore ketika Marisa baru saja selesai dengan kelasnya.Ia berjalan sambil tersenyum-senyum sendiri menginggat kalau tadi ia mendapat kabar skripsinya di setujui.
Karena tragedi itu ia sudah hampir putus asa dengan hidupnya.Di tambah setiap hari ia harus bertemu dengan keluarganya yang tidak tahu apa-apa,itu sangat menyiksanya.Tapi yaah...mungkin benar kata pepatah, kalau waktu yang akan menyembuhkan semua.Berita tentang di terimanya skripsinya benar-benar menbuat ia sangat gembira dan ia akan mencoba untuk menata kembali masa depan dan cita-citanya yang sempat hancur berserakan.
Baru saja ia berpikir seperti itu ketika dari kejauhan ia melihat sosok Andreas yang membuat langkahnya terhenti.
Johan Aditya Prawira
kesini lagi juga karena bingung nyari bacaan yg bagus bgt kyk begini hampir2 belum nemu di jagat pernovelan halu 😆
Author satu ini emg keren.
Dari cerita ini saja udah mikirin bakal bkin cerita bahwa Rendy itu bukan orang Indonesia, makanya golongan darahnya langka g kyk orang indo pada umumnya. Cerita itu akan terjawab di seducing miss introvert. Emang dasar author cerdas yang selalu berhasil bkin saya kagum sekaligus mewekkkkkkkkk /Sob/