Hidden Rich Twins

Ting Tong .....

Seorang perempuan memencet bel Apartemen. Reyhan pun membukanya, betapa terkejutnya ia melihat sosok wanita cantik di depan pintu Apartemennya. Reyhan mengernyitkan alisnya, dia begitu terkejut dengan perubahan penampilan sahabatnya. Reyhan tidak berhenti untuk menatap Halwa. Halwa terlihat sangat cantik dengan penampilan barunya. Melihat Reyhan menatapnya seperti itu, dia tersenyum menggoda.

"Ck, Aku tahu, Aku sangat cantik, kau tidak perlu menatapku seperti itu," selorohnya memburu fantasi nakal Reyhan membuyar. Ia pun menerobos masuk ke Apartemen Reyhan. "Noah, Yuhuuuuu! Ini Mama, Sayang! Ayo kita pulang!" teriaknya.

"Noah tertidur di kamarku," ucapnya. "Tunggu, Kau sedang tidak sakit, kan?" tanya Reyhan dengan menempelkan punggung tangannya di dahi Halwa.

"Enak saja, Kau pikir aku sedang sakit?" manyun Halwa.

"Kenapa dengan penampilan mu?" tanya Reyhan.

"Tentu saja aku sudah melakukan perawatan dari atas kepala sampai kaki, supaya terlihat cantik. Bagaimana penampilanku?" tanya Halwa.

"Kau tidak berdandan saja sudah cantik," lirih Reyhan.

"Apakah kau sedang memuji kecantikan ku?" tanya Halwa menggoda Reyhan.

DEGH ....

Hatinya tidak bisa memungkiri, memang Halwa terlihat lebih cantik dari biasanya. Bahkan dia yakin, laki-laki manapun yang memandangnya sudah pasti akan mengagumi kecantikan Halwa.

"Siapa bilang kau cantik? Justru dengan penampilan seperti ini, kau terlihat sangat norak dan jelek," ejeknya.

"Ck, Bilang saja kau iri? Karena diusia mu yang sudah tua, kau masih belum bisa menemukan kekasih, karena kau tidak laku," ejek Halwa.

"Siapa bilang?" ucap Reyhan tidak terima dikatakan tua dan tidak laku.

"Banyak sekali gadis-gadis yang tertarik dengan ku! Namun aku menolak mereka semua," ucapnya. "Kau tahu kenapa?" tanya Reyhan.

"Kenapa?" tanya Halwa.

"Karena hanya kau, wanita yang selalu ada di dalam hatiku," jujurnya. Memang dia sudah tidak bisa menyembunyikan perasaannya lagi, jantungnya berdegup kencang jika berdekatan dengan wanita di depannya. Perasaan yang selalu dia simpan, akhirnya dia katakan jujur.

"Aaaapa?" Halwa nampak terkejut. Tentunya Halwa terkejut, ternyata dugaannya selama ini benar, bahwa Reyhan memang ada hati dengan saudara kembarnya. Namun sekarang yang berdiri didepannya adalah orang lain, bukan Salwa. Dia menepis semua pikiran bodohnya, karena tujuannya untuk datang ke Indonesia adalah mengajak saudaranya pulang ke Belanda. Dengan begitu, dia sudah menyelesaikan amanat yang diberikan oleh mamanya.

"Kau jangan gila ya! Aku ini wanita yang sudah bersuami," tegasnya.

"Kenapa kau masih mempertahankan pernikahan mu? Suamimu saja sudah tidak perduli dengan mu!" ujarnya. "Dia rela menikahi wanita lain, disaat status kalian masih suami istri! Bahkan pria brengsek itu juga sering melakukan kekerasan terhadap kamu, Sal!" ujar Reyhan.

"Itu bukan urusanmu, Rey!" kesal Halwa. "Aku akan membawa Noah pulang, aku takut ayahnya akan mencarinya," ucap Halwa bergegas ingin meninggalkan Apartemen Reyhan. Semakin lama Halwa mendengarkan ocehan Reyhan, semakin hatinya terjebak dalam cinta fatamorgana. Dia hendak masuk ke kamar Reyhan untuk mengambil Noah.

"Tunggu!" Reyhan menarik tangan Halwa dengan kencang, membuat keseimbangannya goyah, ia pun terjatuh di pelukan Reyhan. Manik mereka saling bertemu, menatap dan mencari sebuah jawaban. Reyhan mencium bibir merah itu, sangat menggoda. Tidak ada penolakan dari Halwa, karena jujur ia pun menikmati ******* bibir pria itu.

Reyhan menatap dirinya dengan intens, tatapan penuh cinta untuk Halwa. Reyhan kembali mencium bibir seksi itu, mengulumnya sampai nafas Halwa memburu.

"Sudah lama aku ingin mengutarakan perasaan ku kepada mu," ucap Reyhan, membuat Halwa merinding, karena sapuan nafasnya menusuk ke rongga kulit. "Sejak dulu, Aku selalu menyukaimu bukan sebagai sahabat, tetapi, Aku menyukaimu sebagai lawan jenis," ujarnya. "Aku sangat mencintaimu, Salwa," ucap Reyhan tepat di telinganya. Halwa membulatkan matanya karena terkejut dengan ucapan Reyhan. Dia bingung harus menjawab apa.

BUGH .....

Bogeman keras mendarat di pipi tampan Reyhan.

"Auw, sakit," pekik Reyhan.

"Jangan berfikiran macam-macam, aku sudah menikah," ucapnya. "Kau tidak berniat untuk menghancurkan rumah tangga ku kan?" tanyanya.

"Apakah sedikitpun kau tidak memiliki perasaan apapun kepadaku?" tanya Rayhan.

"Berbicara denganmu sangat susah! Sebaiknya aku pulang," ucap Halwa.

Dia membopong tubuh Noah. Noah sepertinya masih sangat mengantuk, dia tidak membuka matanya meskipun sudah dibangunkan. Terpaksa dirinya membopong tubuh Noah turun ke bawah.

"Maafkan aku, Rey, Aku harus pulang! Suamiku pasti mencari," ucapnya kepada Reyhan.

"Tolong, Maafkan aku! Aku tidak bermaksud untuk membuatmu takut, Aku hanya ingin mengutarakan perasaan ku saja! Tolong jangan diambil di hati," jelasnya.

"Maaf, Aku tidak bisa membalas perasaanmu! Kau orang yang sangat baik, Aku yakin kau akan mendapatkan wanita yang sangat baik untuk pendamping kamu!" ucapnya. "Aku harus pergi, Terimakasih untuk semuanya!" Halwa berlalu pergi dari Apartemen Reyhan.

Dengan menggendong Noah, dia menaiki taksi yang sedari tadi menunggunya di bawah. Taksi melaju dengan kecepatan sedang menuju alamat rumahnya. Sepanjang perjalanan, dia memikirkan apa yang dikatakan Reyhan. Bahkan ia mengingat, kejadian ciuman itu. Entah kenapa dia tidak menolaknya, Ia sangat menikmati ciuman yang diberikan oleh Reyhan. Tidak terasa taksi yang mereka tumpangi sudah sampai di depan gerbang rumah. Sebelum turun, Halwa membangunkan putranya terlebih dahulu.

Mereka berjalan memasuki rumah, dua orang security sampai terpaku melihat penampilan istri pertama majikannya. Karena sekarang terlihat sangat cantik dan elegan. Halwa menyapa dua security yang masih terbengong itu, sambil tersenyum sangat manis.

Dimas dan Anita sudah menunggu di ruang tamu. Melihat kepulangan istri pertamanya, dia juga terkejut. Penampilan sang istri sangat berubah, terlihat begitu cantik dan berkelas. Dimas memandang istri pertamanya tanpa berkedip.

Berbeda dengan Anita, dia begitu kesal dan marah. Saat sang suami terus menatapnya dengan tatapan kekaguman. Anita bisa melihat tatapan suaminya terus mengarah ke arah Halwa.

"Selamat sore, semuanya!" sapa Halwa. Dia mendekati Dimas dan mencium punggung tangan Dimas, dengan memperlihatkan senyum termanisnya.

"Maaf Mas, saya dan Noah baru pulang," ucap Halwa.

"Tidak apa-apa!" jawab Dimas. "Noah, sudah sore cepat mandi dan beristirahat!" suruh Dimas kepada putranya.

"Oke, Pah," jawab Noah menurut.

"Dari mana kamu mendapatkan uang untuk perawatan?" tanya Anita kesal. Halwa tersenyum sinis, pasalnya Anita sudah mulai masuk ke permainannya.

"Aku mempunyai simpanan," jawabnya santai. "Apakah kau lupa bahwa aku pernah menjadi istri satu-satunya Mas Dimas! Dia pernah memberikan ku uang bulanan lebih, bahkan bisa dibilang lebih dari cukup, jadi, aku mengumpulkan uang itu! Sekarang aku bisa gunakan untuk perawatan tubuh dan wajahku," jelas Halwa.

"Tapi, harga perawatan kecantikan itu sangat mahal, Apakah yakin itu tabungan kamu semua?" tanya Anita dengan nada mengejek.

"Kenapa? Kamu tidak percaya! Kamu bisa tanyakan sendiri kepada suami kita. Sebelum dia menikahi kamu berapa uang bulanan yang dia berikan kepadaku!" terangnya. "Setelah dia menikah lagi, uang bulanan ku menjadi berkurang setengah, bahkan dengan teganya, sekarang tidak sepeserpun aku mendapatkan hak ku sebagai seorang istri," imbuhnya. Dimas dan Anita saling memandang.

"Baiklah, aku lelah! Aku akan beristirahat, Maaf aku tinggal dulu," ucap Halwa sambil berlalu ke kamarnya.

Kata-kata Halwa membuat hatinya tersentil, pasalnya apa yang dikatakan Halwa memang benar. Dia sudah tidak memberikan nafkah lahir setelah pertengkaran hebat itu terjadi. Setelah skandal perselingkuhan istri pertamanya terbongkar. Dimas enggan untuk menyentuh ataupun memberikan nafkah yang harusnya wajib dia berikan kepada istri tertuanya.

to be continued...

Halwa Callista