Seorang wanita yang berjuang hidup sendiri. di tengah padat penduduk real estate. Dengan perut yang mulai mbuncit.
Semua itu berawal dari kecerobohannya. Dia harus di usir oleh kedua orang tuanya karena hamil.
Di usia yang masih muda Adinda Dermawan harus hidup serba susah. Mencari ayah dari anak yang ada dalam perutnya.
mau tau kisah selanjutnya..?
yukk.. ikuti kisahnya.
⚠️⚠️ Cerita ini mengandung keHALUan akud
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pertama melakukan pekerjaan besar
\= Maaf ya Akak. jika hiburan membacanya kembali terganggu oleh typo 🙏\=
"Saya pikirkan dulu pak. sebenarnya saya sangat ingin mengambilnya pak. ini adalah kesempatan terbaik buat saya. tapi saya harus musyawarah dulu sama Bu panti." jawab Dinda.
"Di sana kau bisa mencari kerja sampingan Ayunda. Kebetulan ada temen bapak disana bekerja juga di bidang medis. Kau bisa menanyakan lewat emailnya. siapa tau kau bisa di Terima bergabung juga. " ucap pak dosen memberi sangat pada Dinda.
'wahhh kesempatan yang bagus ini. aku juga bisa bawa Arsha kesana. ' batinnya.
"Bagaimana Ayunda.? " tanya pak dosen
"Saya mau pak. tapi saya harus musyawarah kan dulu pada keluarga besar saya pak. " jawabnya.
"Ya sudah.. nanti kalo semua sudah mendukung. cepat kabarin bapak. biar bapak bisa segera memasukkannya. " jawabnya.
"Terimakasih pak atas kebaikan bapak. Saya tidak akan mengecewakan bapak. saya berjanji. " ucapnya.
Pak Dosen pun mengangguk
"Kalo begitu saya permisi pak. saya harus bekerja" pamit Ayunda pada pak Eric
"Iyaa.. silahkan. " jawabnya
Dinda segera berjalan setengah berlari. Dinda segera mengambil sepedanya yang selalu menemani ke mana pun Dinda pergi.
"Hai Jessy.. ayuk kita berangkat. " ucap Dinda pada sepeda blue nya
Dari kampus menuju rumah sakit agak begitu jauh. sekitar 30 menit. Dinda tak pernah merasa lelah dengan mengayuh sepeda. Saat bersepeda selalu membayangkan wajah bahagia sang putri yang kini sudah berusia 7 tahun.
Dan juga selalu teringingat wajah kedua orang tuanya. wajah yang sangat di rindukan. walau masih ada rasa kecewa namun Dinda tetap merindukan mereka.
Kecewa yang amat amat dalam itu, Dinda buat motivasi untuk dirinya. bahwa Dirinya tidak boleh menyerah dan lemah. bisa sukses dan bisa membuat orang tuanya bangga.
Sampai di tempat kerja, Dinda segera masuk ke ruang Dokter yang Dinda tengah mengabdi padanya. bukan semata mata gaji yang ingin Dinda cari. tapi pelajaran dan pengalaman dari dokter yang lebih senior.
"Selamat pagi Dokter. " sapa Dinda saat memasuki ruanganya. Dokter Zaenal adalah dokter dengan gelar prof. Lulusan terbaik di tahun Angkatan nya. dokter Zaenal adalah dokter dari keluarga kaya.
"Pagi Ayunda." jawabnya
"Hari ini Dokter ada jadwal oprasi ringan. dan semua yang dokter butuhkan sudah ada di berkas ini." ucap Dinda dan segera menyerah kan berkas yang sudah ada di tangannya.
"Terimakasihh.. Tapi Maaf Saya harus terbang nanti jam 2 ke pulau L. apa kau bisa menggantikan? " tanya dokter Zaenal
Sebenarnya agak takut. biasanya Dinda hanya mendampingi sang dokter. dan hanya membantu menjahit pasien yang selesei oprasi ringan.
Tapi jika tidak mau. Dokter Zaen pasti akan kecewa. batin Dinda
Dengan sangat yakin Dinda pun menjawab "Baik dokter. saya akan menggantikan dokter untuk hari ini."
Dokter Zaen tersenyum. 'Inilah yang aku suka dari Yunda. kau tak pernah menyerah dan selalu mau belajar. tidak takut akan apa yang akan terjadi. tidak salah aku menerimamu sebagai asisten' batin Dokter Zaen
Dinda segera pamit untuk menyiapkan segala sesuatu. Walau ada rasa takut tapi Dinda sudah tekad akan membuktikan jika dirinya tidak mudah menyerah.
Jam 10.30 Dinda dengan timnya sudah mulai mempesiapkan.
"Apa kau sudah siap dokter Ayu? " tanya salah satu timnya.
Dinda mengangguk mantap dan yakin.
Merekapun segera masuk ke ruang oprasi. Dan Dokter Zaen pun menyaksikan dari yang tidak Timnya ketahui. Dokter Zaen pun sudah komplit dengan pakaian prakteknya. Hanya untk berjaga jaga jika ada sesuatu yang tidak pernah terjadi akan terjadi. bagaimanapun juga ini juga tanggung jawab dokter Zaen.
45 menit sudah berlalu.
Ahirnya proses oprasi pun berjalan dengan lancar. Rasa syukur yang tida tara mereka gaungkan.
"Ahirnyaa.. semua lancar dan tidak terjadi sesuatu. " ucap seorang anggota timnya
"Aku tadi sempat takut." sahut Ghina teman seperjuangan Dinda
"Selamat Ayunda.. Saya yakin kalian pasti bisa." ucap Dokter Zaen memberi selamat pada Timnya
"Lohh.. pak Dokter belum berangkat? " tanya Ayunda
"Kebetulan keberangkatan bapak di tunda dan bapak mengawasi kalian semua. sukses buat kalian semua." ucap Dokter dan mengepalkan tangan kanannya memberi ucapan sukses dan tetap semangat.
Jam 4 sore.
Dinda tengah berkemas. jam kerja untuk hari ini sudah selesei. Dinda segera keluar dan ingin segera pulang.
"Dokter Ayunda. " panggil perawat.
"Iya Sus.. ada apa? " tanya Dinda
"Tolong Dokter ada pasien darurat. dan pak Fahri belum hadir." ucap seorang suster dengan sangat terburu buru.
"Di mana Sus? " tanya Ayunda
"Ada di UGD dokter. " jawabnya
Dinda memakai kembali pakaian dinasnya. dan segera melangkah menuju UGD.
setelah berasa di UGD Dinda segera memeriksa pasien yang baru masuk.
"Ayunda." panggil Rehan
"Kau.. kau kenapa Re? " Tanya Dinda
"kau berulah lagi? " tanya Dinda
"Bukan aku Ay. tapi itu mereka " jawabnya sembari menuju ke teman teman nya
"Sepetinya ini bukan yang pertama ataupun yang kedua.' ucap Dinda memberi tau.
Namun bukannya mendengar Rehan malah memandang wajah Dinda
" Kau semakin cantik saja Ay. bahkan kau lebih cantik dari yang dulu." cuman Rehan
Dinda langsung memukul kaki yang bengkak milik Rehan.
Tuk..
"Aouhhh.. sakit Ay." teriak Rehan.
"Dokter yang jadwal sore sudah datang. dan aku harus segera pulang." ucap Dinda dan segera meninggalkan Rehan yang masih bengong menatap kepergian Dinda.
"Ay.. aku ingin kamu saja yang merawatku." teriak Rehan. Dinda segera keluar dari UGD.
Dinda hanya tak ingin terlalu memberi harapan pada Rehan. sudah beberapa kali Rehan mengungkapkan perasaannya. namunDinda selalu bilang belum siap
...***...
"Tantee maafin Sandra. Sandra tidak ada niat mau morotin Al Tan." rengek Sandra pada Mama Alex
Mama Alex sangat kecewa pada keluarga Sandra.
...Bersambung...
kok arsha ga ada crt nya lg sekolah