Ratu Ketiban Duren

Akhtar dan Ratu keluar dari pesawat dengan jalan beriringan. Banyak mata melihat mereka dengan iri. Bagaimana tidak iri. Yang pria ganteng bak aktor Hollywood dan cewek cantik bak artis korea.

Ratu yang tak melihat ada anak yang membuang sampah sembarangan saat keluar dari pesawat tadi, menginjak sampah hingga terpeleset,jatuh hingga p*nt*tnya mencium lantai. Apa lagi ia menggunakan high heels. .

Ratu meringis, menahan air mata agar tak jatuh membasahi pipinya. Jika saja ada Daddy Azril, pasti Ratu udah menangis dan minta di gendong.

Gadis itu menutup matanya menahan perih karena kakinya yang mungkin sedikit terkilir. Tapi ia merasa heran karana tubuhnya yang terasa melayang. Ratu membuka matanya dan mendapati dirinya udah dalam gendongan Akhtar.

Ratu menengok ke kiri dan kanan, banyak penumpang yang tersenyum melihatnya. Wajahnya memerah menahan malu. Ratu lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu.

Akhtar mencarikan es dan mengompres kaki Ratu setelah berada di ruang tunggu. Pramugari tadi telah memberikan salep untuk menghilangkan rasa nyeri.

Pria itu mengambil kursi roda dan kembali menggendong Ratu, mendudukkan di kursi roda.

"Kenapa harus pakai kursi roda, Om. Kayak orang cacat aja."

"Emang kamu bisa jalan? Kaki kamu itu aja pasti terkilir."

"Tapi aku malu, Om," cicit Ratu.

"Kenapa harus malu, mereka juga tak mengenal kamu." Wajah Ratu tampak masam saat Akhtar mengatakan itu.

Mobil jemputan Akhtar telah datang. Ia meminta salah satu sepupunya menjemput. Pria itu bernama Robby. Ia tampak kaget melihat Akhtar mendorong kursi roda keluar dari ruangan itu.

Merasa diperhatikan oleh Robby, Ratu menundukan kepalanya. Akhtar menggendong Ratu masuk ke mobil. Setelah itu Akhtar memasukan barang ke bagasi mobil.

Robby mendekati Akhtar dan berkata,"Gadis itu yang ingin kamu kenalkan dengan keluarga. Dia emang cantik, tapi cacat."

"Siapa bilang ia cacat?" tanya Akhtar.

"Tadi aku lihat sendiri, kamu menggendong. Ia emang cantik, tapi apa kamu tak memikirkan masa depanmu? Bagaimana nanti setelah kamu menikah?"

"Ratu bukan cacat. Kakinya terkilir karena jatuh tadi."

"Aku pikir gadis itu cacat. Aku hanya memikirkan kamu. Takut kamu malu nanti saat nanti bertemu Aurell. Pasti ia akan meledek kamu, setelah berpisah hanya dapat gadis cacat."

"Aku tak peduli. Apa yang ada dipikirannya. Yang jelas Ratu jauh lebih segalanya dari wanita itu."

"Aurell udah datang dari kemarin, tapi hanya sendiri. Anak dan suaminya tak ikut," ucap Robby.

"Biarin, aku sudah muak lihat wanita itu sejak aku tau ia membohongi aku."

"Untung kamu belum menyentuhnya. Jika sudah, bisa saja ia bilang Quin anakmu."

"Walau aku menyentuhnya, dia tidak busa juga mengatakan jika Quin darah dagingku. Karena saat menikah dia telah hamil dua bulan. Itu bisa dihitung dari pernikahan."

"Jika kamu tak mencintai Aurell, kenapa kamu mau menikahinya."

"Karena permintaan mama. Kamu tau'kan, jika mama yang meminta nggak akan bisa aku menolaknya."

"Om ...." teriak Ratu dari dalam mobil. Robby kembali heran mendengar Ratu memanggil Akhtar.

"Gadis itu memanggil kamu Om?"

"Iya, dia masih muda."

"Aku hanya melihat sekilas tadi, Dia langsung menunduk."

"Jangan pernah jatuh cinta setelah melihat wajah Ratu nantinya, kamu langkahi dulu mayatku."

Akhtar menutup pintu bagasi mobil dan masuk. Ia tersenyum semringah dengan Ratu yang bermuka masam.

"Kita mampir di rumah makan dulu?" tanya Akhtar.

"Aku nggak lapar," ucap Ratu dengan terbata. Tampak air mata menetes dari sudut matanya.

Perlahan kaki Ratu diangkat. Gadis itu akan protes, tapi diuntungkan saat ia tau tujuan Akhtar meletakkan kaki Ratu ke atas pahanya, untuk mengurut pelan kakinya.

Ratu duduk bersandar ke pintu mobil, tampak ia memejamkan matanya. Entah karena menahan sakit atau karena ia memang mengantuk.

Sampai di rumah kediaman tantenya, Akhtar keluar dari mobil dengan perlahan takut membangunkan Ratu.

Akhtar menggendong gadis itu menuju kamar tamu dan menidurkan Ratu di atas kasur. Akhtar menyelimuti tubuh wanita yang dicintainya itu. Ratu tampak mulai membuka matanya dan melihat Akhtar.

"Kamu pura-pura tidur agar aku menggendong, ya?" ucap Akhtar sambil tersenyum.

"Berpikir negatif aja!"

"Kamu pernah ngomong sering pura-pura tidur agar Daddy menggendong dan menciumi kamu. Apa aku juga boleh mencium kamu," goda Akhtar.

"Dasar duda kurang beiaian. Kuadukan Daddy, kalau kamu sering curi-curi mencium saat aku tidur."

"Jangan dong, Ratu. Aku cuma bohong. Nnati Daddy bisa ngamuk."

"Dasar Om mesum," cicit Ratu.

Akhtar meminta Ratu istirahat terlebih dahulu, ia akan mencari tukang pijat. Akhtar membawa makanan ke kamar untuk di santap Ratu.

Bersambung.

Terima kasih buat semuanya, yang masih dengan setia menunggu novel ini update. Lope -lope sekebon 😘😘😘😘😍😍😍😍

Mama ada rekomendasi novel nih, bisa di baca sambil menunggu novel ini update.