Resta adalah seorang pemimpin sekaligus pemilik salah satu perusahaan percetakan terbesar di kota Jakarta. Memiliki seorang kekasih yang sangat posesif, membuat Resta harus mengganti sekretarisnya sesuai kriteria yang diinginkan sang kekasih. Tidak terlihat menarik, dan tidak berpenampilan menggoda, serta berpakaian serba longgar, itu adalah kriteria sekretaris yang diinginkan kekasihnya dalam mendampingi pekerjaan Resta.
Seorang gadis berpenampilan culun bernama Widi Naraya hadir, Resta menganggapnya cocok dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan kekasihnya. Hari-hari yang mereka lalui berjalan dengan aman dan profesional, sebagai bos dan sekretaris. Sampai ada satu hal yang baru Resta ketahui tentang Aya, dan hal itu berhasil membuat Resta merasa terjebak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak ada pilihan lain
Aya menapaki pelataran gedung kantor PT. Indo Kreasi. Tidak ada pilihan lain untuknya malam ini, selain ke kantor. Menginap di mushola atau di ruangan si bos, sepertinya menjadi tujuannya. Prinsip Aya, pikirkan dulu malam ini, bagaimana tentang besok, itu adalah urusan hari esok. Dan yang terpenting dirinya selamat dari dua orang preman yang tak bosan-bosan menganggunya, benar-benar membuatnya muak.
Entah bagaimana nasibnya besok ketika bertemu lagi dengan mereka. Aya tidak tahu harus mengadu ke mana lagi. Endri, bukan pilihan yang tepat. Dia benat-benar merasa tidak enak, jika harus membebani lelaki yang sudah cukup banyak membantunya itu. Jalan satu-satunya, Aya akan terus main kucing-kucingan dengan ke dia debt collector itu.
“Mbak.” satpam menyapanya, apalagi kala itu gerak geriknya mencurigakan, saat dia melewati pos tempat petugas keamanan berjaga.
“Saya karyawan di sini, ada sesuatu yang harus saya ambil dan kerjakan malam ini, sesuai perintah Pak Resta. Saya sekretarisnya.” Aya membuka tasnya, mengeluarkan ID card pegawai.
“Oh ya silakan, tapi Pak Restanya nggak ada.” satpam mempersilakan Aya masuk.
“Nggak apa-apa, Pak. saya nggak perlu dengan Pak Resta, kok.” Aya langsung mengambil langkah setelah dipersilakan, sebelum satpam kembali berubah pikiran
Dia bernapas lega karena dengan gampangnya biasa masuk ke dalam gedung. Tanpa ragu, Aya langsung menuju lantai tiga, di mana ruangannya dan Resta berada.
“Tempat sementara, sampai besok aku pindah kos. Maaf Pak Resta, saya pakai tempatnya satu malam aja.” Aya bergumam, merebahkan tubuhnya di atas sofa, berbicara seakan-akan ada Resta di sana.
Perutnya berbunyi menandakan dia sangat lapar. Sial sekali mi instan cup yang sudah diseduhnya tadi, tidak sempat dia nikmati karena kedatangan tamu tak diundang yang membuat hidupnya semakin kacau.
Aya bangun dan meninggalkan sofa empuk itu. Berjalan menuju lemari penyimpanan yang pernah diberitahu oleh Resta. Berharap di sana ada makanan-makanan instan sejenis mi atau sereal yang bisa diseduhnya. Ekspresi wajah Aya langsung menampilkan kekecewaan, tidak ada jenis makanan apapun di sana. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Lebih baik dia tidur saja.
gadis itu hendak kembali ke sofa. Namun, niatnya tertahan karena matanya melirik pada pintu ruangan rahasia bosnya.
Kenapa aku nggak gunakan tempat ini aja untuk bermalam? bukan bermaksud kurang ajar, Aya hanya ingin menyelamatkan hidupnya saja. Terkadang ada hal-hal yang membuatnya nekat seperti ini.
Aya masuk ke dalam, menyalakan lampu. Tidak ada jendela di sana. Semuanya serba tertutup. Namun, tetap terlihat nyaman. Kasur empuk yang ukurannya tidak terlalu besar itu, menjadi sasaran Aya untuk melepaskan lelah.
“Nabung… nabung, nanti aku bakalan beli juga tempat tidur empuk kayak gini.” kedua tangan Aya mengusap sprei lembut yang terpasang di sana. Dia memposisikan kepalanya di bantal, tanpa sengaja menghirup aroma khas laki-laki di sana. “Ih, bau Pak Resta. Bantal yang ini, pasti yang paling sering dipakai.” Aya mengambil bantal yang satunya. “Nah ini nggak ada aromanya sama sekali.”
Aya bukan tidak berpikir jika ada kemungkinan Resta akan mampir ke sini, datang ke ruangan ini dan memergokinya. Awalnya dia sempat ragu. Tapi mengingat saat ini sudah hampir tengah malam. Mana mungkin lelaki itu ke sini. Kurang kerjaan sekali. Pikirnya.
***
Resta ingin sekali bersorak riang, saat sejumlah uang yang dia butuhkan masuk ke rekeningnya. Dengan sisa-sisa kesadarannya, dia memeluk Endri sebagai ucapan terima kasih karena telah menjadi malaikat penolong untuknya kali ini.
“Udah, mending lo pulang. Sebotol minuman, cukup.” Endri mengingatkan. “Masih sanggup nyetir, kan?”
“Oke gue pulang. Kasih gue waktu ya buat balikin uangnya. Gue harap lo bisa sabar, dan bisnis lo selalu lancar.” Resta berucap tulus, penuh haru karena merasa tertolong.
Setelah pamit dengan Endri dan teman-temannya yang lain, Resta keluar dari kelab malam itu, menuju parkiran dan mengemudikan mobilnya. Dia tahu harus pergi ke mana jika kondisinya sedang setengah mabuk seperti ini. Akan sangat tidak mungkin jika pulang ke rumah. Resta tidak ingin membuat mamanya kecewa, karena sudah berjanji tidak lagi pergi ke tempat hiburan malam semacam itu, apalagi sampai minum. Tapi, hal itu sulit dia hindari karena pengaruh teman-temannya. Lagipula, belum ada satu alasan kuat yang mengharuskannya untuk berubah.
Dengan pandangannya yang mulai kabur, dan kepalanya yang semakin pusing, Resta berjalan menuju ruangannya. Tempat tujuannya jika dia pulang dalam keadaan mabuk. Sebelumnya, Resta sudah mengabarkan pada sang mama bahwa dia tidak akan pulang malam ini dengan alasan lembur.
Resta membuka pintu ruangan pribadinya, di sana gelap tanpa penenerangan dan dia tidak berminat untuk menyalakan lampu karena memang tujuannya ingin tidur lelap dan berkualitas hingga pagi. Dia membuka sepatu, lalu mencampakkan secara asal. Melonggarkan dasi, membuka kancing kemejanya satu persatu, sampai menyisakan satu-satunya pakaian yang masih menutupi bagian penting dari tubuhnya. Setelah merasa nyaman, lelaki itu menarik selimut dan memejamkan mata karena kantuk dan pusing yang datang bersamaan akibat minuman beralkohol yang konsumsinya.
Like like like
sehat selalu yaa thor, selalu ciptain karya² yg luar biasa ❤️