Season ketiga dari novel (Psycho CEO) When the devil falls in love.
Dendam, Amarah, Putus asa, Cinta dan Pengkhianatan terus di rasakan oleh pria tampan itu hingga menjadikan nya penguasa dunia gelap dan pengendali di balik layar yang tak mengenal rasa ampun dan kasihan.
Saat tak lagi percaya dengan 'Cinta' pria itu bertemu dengan gadis yang mampu menggoyahkan hati nya.
Namun apa jadinya jika gadis yang mengisi hati nya tersebut ternyata memiliki hubungan dengan orang yang menjadi sasaran balas dendam nya?
...
"Gila! Kau pikir kau akan bisa membunyikan ku berapa lama?!" umpat gadis itu menatap tajam wajah datar pria di depan nya.
"Entahlah, Mungkin...
Selamanya?" jawab pria itu tanpa ekspresi sembari menyentuh wajah gadis yang sudah ia klaim sebagai milik nya.
"Aku akan membunuh mu! Sungguh!" balas gadis itu dengan amarah yang menumpuk di mata nya.
"Do it! I'll be waiting for that," pria itu mengeluarkan smirk licik nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Puncak
James mengemudikan mobil nya sembari sesekali menatap ke arah gadis cantik di sebelah nya yang terlihat terus cemberut.
"Masih kesal?" tanya pria sembari menatap sekilas ke arah gadis cantik di samping nya.
"Masih lah! Gak jadi lihat biola di tambah mulut mantan mu kayak setan, apa gak kesal?!" sentak gadis itu dengan penuh akan rasa geram yang meluap dalam tubuh nya.
James diam sejenak, ia mendengar dari Nick jika Bella sudah di antar pulang dan tak menimbulkan masalah dengan wartawan.
"Jadi kau mau apa biar tidak kesal lagi? Hm?" tanya James pada gadis itu dengan lembut.
"Mau..." jawab gadis itu berpikir panjang hingga ia melewati penjual permen kapas.
"Berhenti! Mau itu!" teriak nya tiba-tiba sembari menunjuk ke arah penjual permen kapas.
James terkejut dan langsung mengerem mobil nya tiba-tiba, "Bicara yang pelan! Jangan teriak begitu!"
"Tadi kan tanya mau apa..." jawab Louise lirih dengan wajah cemberut nya namun memiliki mata sendu.
James diam sejenak, ia seperti melihat anak kucing yang kedinginan namun sangat galak di saat bersamaan.
"Permen kapas?" tanya pria itu dengan nada lembut.
Louise pun mengangguk semangat, James bahkan sekarang sudah terbiasa dengan sikap yang berubah-ubah dari gadis nya.
Ia pun turun dan beranjak ke arah penjual permen kapas.
"Bentuk beruang yah!" ucap Louise sebelum pria itu pergi menjauh.
James menoleh sejenak dan mengangguk kecil.
Beberapa saat kemudian yang di inginkan gadis itu sudah datang, tangan nya langsung menyambar apa yang di berikan dan memasukkan permen kapas yang menghilang dengan sekejap ke dalam mulut nya.
"Mau coba?" tawar Louise sembari terus memakan permen kapas yang berbentuk kepala beruang menggemaskan tersebut.
"Kau menawari ku tapi dari gerak nya hanya memakan sendiri," jawab James melihat gadis di yang memakan lahap di samping nya.
"Kan hanya formalitas saja," jawab Louise tertawa.
James tersenyum, sekarang gadis cantik itu sudah tak kesal karna masalah sebelum nya, "Aku juga mau,"
Tangan nya pun juga mengambil permen kapas yang berada di tangan gadis itu, "Tidak buruk,"
Ucap nya tanpa sadar saat memakan makanan manis yang biasanya tak begitu ia sukai.
Louise melirik ke arah pria yang tiba-tiba ikut memakan makanan manis yang ia sukai namun tidak di sukai pria itu.
"Kok dimakan terus?!" tanya Louise sembari menyembunyikan permen kapas kesayangan nya.
"Iya juga? Kenapa aku jadi ikut makan?" tanya James yang juga bingung.
"Ih! Kayak orang hamil aja, makan yang jarang di makan!" ucap Louise pada pria itu.
"Kalau aku yang hamil bisa masuk buku rekor," jawab James pada gadis itu sembari mulai melajukan mobil nya.
"Makanya jangan aneh-aneh," jawab Louise sembari kembali memakan permen kapas nya.
Dalam beberapa saat hening tak ada pembicaraan karna gadis itu sibuk memakan makanan nya hingga ia berhenti dan mulai memanggil nama pria nya.
"James?"
"Hm?"
"Mau kemah," ucap Louise tiba-tiba.
"Kemah? Kenapa mendadak sekali?" tanya pria itu saat mendengar keinginan tiba-tiba kekasih nya.
"Kenapa kau tidak mau? Kalau gitu aku pergi dengan Za-"
"Besok jam 7 kita pergi," potong James sebelum gadis itu kembali menyebut nama pria lain.
"Yeyy! Hari ini aku pulang dulu, biar bisa bilang sama Louis," jawab Louise riang.
James tak menjawab, ia melirik ke arah gadis itu dan melihat nya yang tengah bersemangat sembari sesekali bersenandung mengikuti alunan musik di mobil yang membuat nya sejenak kembali lupa dengan rasa kesal nya.
......................
Keesokkan hari nya.
Area perkemahan.
Gadis berparas cantik itu melakukan segala rayuan yang mengatakan jika ia menginap di rumah teman nya dan mengadakan pesta piyama pada sang kakak sampai di izinkan pergi.
"Kita di sini?" tanya Louise melihat area yang biasanya di jadikan tempat berkemah, tempat yang memiliki sinar yang sejuk dan bagus namun ada yang tak sesuai harapan nya.
Ia melangkahkan kaki nya melihat ke arah sekeliling sedangkan pria itu yang ikut keluar berhenti dan memeriksa ponsel nya sembari menyandarkan dirinya di kepala mobil.
"James? Kau lihat apa?" tanya Louise pada pria itu.
James pun mematikan ponsel nya dan menyusul lalu merangkul pinggang ramping gadis itu.
"Bukan apa-apa," jawab nya singkat karna tak mungkin ia memberi tau tentang pemesanan bola mata manusia pada gadis itu.
"Kita di sini? Bukan di tempat lain?" tanya Louise yang sedikit mengeluh.
"Kau mau nya di mana? Hm? Bukan nya di sini udara dan pemandangan nya bagus?" tanya pria itu mencubit kecil pipi gadis nya.
"Aku kira kita bakalan daki gunung, abis itu kemah nya di puncak." jawab Louise cemberut.
Sejak kecil karna memiliki fisik dan jantung yang lemah ia tak bisa berpergian ataupun memiliki pengalaman seperti itu.
James diam, ia tau jika hal yang di minta hanya akan membahayakan gadis nya sendiri.
"Kau mau mendaki maksud nya?" tanya pria mengulang setelah memikirkan sesuatu.
Louise mengangguk semangat mendengar nya, "Mau! Mau sekali!"
"Nanti malam kita akan mendaki puncak," jawab nya dengan senyum menyeringai pada gadis itu.
"Daki gunung?" tanya Louise lagi.
"Hm," dengan anggukan kecil mengiyakan pertanyaan tersebut.
"Kenapa harus malam? Kan bisa sekarang aja?" tanya gadis itu dengan tatapan polos yang tak mengetahui apa yang akan terjadi di dalam tenda pada nya nanti.
"Harus malam, kalau siang banyak yang ganggu." jawab pria itu berbisik.
James pun segera ke mobil mengambil peralatan kemah nya dan mulai membangun nya meninggalkan gadis yang memiliki otak polos itu untuk berpikir keras.
"Louise? Sini bantuin," ucap James memanggil gadis itu.
"Iya!" sahut gadis cantik itu dan segera menghampiri.
Setelah 30 menit kemudian.
"Kau bawa itu? Mau dengar musik?" tanya pria itu menatap ke arah gadis cantik yang terkena sinar mentari tersebut.
"Iya, kata nya kalau kemah kan biasanya ada nyanyi api unggun," jawab gadis itu tersenyum.
James diam sejenak menatap ke arah gadis yang seperti tak pernah memiliki perkemahan.
"Ini pertama kali?" tanya pria itu pada gadis yang tersenyum tersebut.
"Iya! Aku tidak pernah ikut kegiatan sekolah, ayah ku tidak pernah beri izin." jawab Louise.
Pria itu ikut tersenyum dan mengusap kepala gadis itu, ia senang karna banyak pengalaman pertama yang ia ambil untuk usia yang harus nya sudah memiliki banyak langkah.
...
Setelah malam, beberapa orang yang berada di perkemahan ada yang sudah memasuki tenda sedangkan gadis cantik itu menatap binar ke arah pria nya, untuk apa lagi selain janji untuk 'Mendaki puncak'
"James, ayo sekarang! Kita kapan sampai nya? Besok pagi? Ke gunung yang di mana? Di sana?" ucap nya sembari menunjuk ke arah pegunungan di depan nya.
"Ada yang lebih dekat," jawab pria itu menggeleng sembari membawa masuk gadis itu ke dalam tenda.
"Kau mau ke puncak?" tanya pria itu mengulang seperti predator yang menatap mangsa nya.
"Iya! Ayo cepat siapan! Nanti kalau terlalu malam banyak setan nya, apa lagi kalau setan nya kayak mantan mu, lebih serem!" jawab Louise yang tiba-tiba kembali teringat ucapan Bella.
Cup!
Gadis itu tersentak saat ia merasakan kecupan di pundak nya dari belakang.
"James!" ucap gadis itu kesal.
"Kau tidak tau berkemah kan? Sebelum ke puncak memang harus seperti ini dulu," ucap nya lirih dari belakang sembari mengusap leher gadis itu.
"Iya kah? Terus kalau bukan pasangan gimana? Harus cium pasangan orang lain gitu?! Jangan aneh-aneh!" ucap gadis itu sembari menepis dan masih ingin ke puncak yang ia inginkan.
"Ini namanya ke puncak dengan pasangan, kau tidak bisa percaya saja? Aku akan membawa puncak." ucap pria itu sembari terus mengecup pundak dan leher jenjang gadis itu.
"Kita jadi kan daki gunung nya?" tanya Louise sembari mulai merasakan geli di leher nya.
"Jadi," jawab pria itu sembari membalik tubuh gadis cantik itu agar menghadap nya dan duduk diatas pangkuan nya.
"Kapan?" tanya Louise sembari menatap wajah tampan yang memandang nya.
"Sekarang," jawab pria itu singkat dan memangut bibir lembut dan manis di depan nya.
Humph!
Louise tersentak, tak hanya ciuman tangan pria itu pun mulai mengelus paha nya dan menyusup ke dalam pakaian nya, mengelus dengan lembut sembari mengusap perlahan.
Gadis itu pun yang kewalahan menghadapi ciuman agresif tak tersadar saat tubuh nya perlahan di tidurkan dan di tindih sembari terus mel*mat bibir manis nya.
James pun melepaskan tautan nya setelah menghisap bibir manis itu dan mulai mencium leher jenjang gadis itu.
"Eh? James?" panggil nya lirih saat pria itu mengisap leher nya dan tangan yang menyingkirkan penghalang nya untuk mengusap bagian lembut gadis itu.
"Sst, di luar banyak yang belum tidur." ucap pria itu berbisik sembari mengusap dan mer*mas dengan lembut.
"Ta-tapi tadi katanya mau daki?" tanya gadis itu lirih.
Namun pria itu tak menjawab dan melepaskan pakaian nya satu persatu.
"Sekarang kita sedang menjadi, kau mau ke puncak kan?" jawab pria itu sembari jemari nya mulai menyelinap dan menyusup ke tubuh gadis itu.
Engh!
Louise tersentak namun tubuh nya mulai terhanyut, sedangkan pria itu mel*mat gumpalan sensitif dengan hisapan dan gigitan kecil hingga meninggalkan bekas kemerahan di tubuh nya.
Pria itu merasakan jemari nya yang semakin basah dan menurunkan ciuman nya hingga,
Ssh...
Gadis itu tersentak saat merasakan sesuatu yang hangat menyapu nya dan mengusap my dengan lembut di bawah.
"Ja-James tunggu du- Ungh!" tubuh nya tak dapat menahan lagi, ia membusur dan mengeluarkan ombak pasang yang begitu besar.
"Sudah ke puncak kan?" bisik James saat ia kembali naik ke tubuh gadis nya.
Louise masih tersengal-sengal menarik napas nya yang tak beraturan, ia menatap pria yang tersenyum dengan penuh godaan pada nya.
"Pembohong!" decak nya kesal sembari masih mengatur napas nya.
"Bohong? Kan aku tidak bohong sama sekali." jawab James tertawa kecil sembari membuka kaus kemeja nya.
"Bukan puncak ini, aku mau nya puncak sungguhan!" jawab gadis itu cemberut namun semakin membuat pria itu merasa gemas.
"Iya kita ke puncak sungguhan sekarang," ucap nya singkat setelah membuat tubuh nya sama polos dengan tubuh gadis yang berada dengan nya.
Humph!
Ia kembali mel*mat bibir manis itu sekali lagi dan menciumi tubuh yang bagi nya seperti narkotika tingkat tinggi karna membuat nya kecanduan lebih dari yang ia kira.
Ugh!
Suara er*ngan dan des*han lirih yang bercampur dan sesekali di tutup dengan ciuman mengalahkan udara dingin dan merubah nya menjadi hangat bahkan mungkin panas.
Gadis itu sudah begitu lemas dan menjatuhkan kepala nya di leher pria nya setelah pencapaian nya yang entah sudah ke berapa kali.
"Sudah lelah? Mau ganti posisi?" tanya James sembari mengusap punggung yang berada di atas pangkuan nya.
"Mau berhenti, sudah tidak sanggup lagi." ucap nya lemah sembari menarik napas tak beraturan.
Pria itu pun diam sejenak membiarkan tubuh itu beristirahat beberapa menit dan kembali membalik nya.
"Iya, setelah aku selesai." ucap nya sembari mulai bergerak.
Ungh!
Gadis itu memegang kuat lengan yang kembali mengukung nya.
Beberapa jam kemudian.
James menatap wajah yang sudah tertidur kelelahan tersebut.
Ia mengusap rambut yang basah akan keringat setelah tipuan kecil nya yang membuat gadis itu masuk ke dalam permainan panas nya.
"Tapi dia memang sedikit berbeda tadi," gumam nya yang merasakan sedikit perbedaan dari tubuh gadis nya.
Kepala nya berpikir dan seperti mengembalikan ingatan nya pada tubuh mantan pacar nya yang dulu pernah mengandung anak nya.
"Kenapa aku merasa seperti nya dia sedikit mirip? Apa hanya perasaan ku saja?" gumam nya lagi yang terus menatap lekat wajah cantik itu sembari terus mengusap nya.
"Hamil?" ucap nya lirih berpikir menebak saat merasakan perubahan yang hampir sama dengan mantan kekasih nya dulu.
Namun ia langsung menepis pikiran yang terlintas sejenak itu karna ia tau jika gadis nya selalu rutin meminum pil KB.
"Dia kan rutin minum KB, apa yang ku pikirkan?" ucap nya lirih sembari ikut memejamkan mata nya, namun.
Deg!
Mata nya kembali terbuka, ia ingat pernah menyentuh tubuh indah itu tanpa sepengetahuan gadis itu.
Setelah penculikan di hari pernikahan saudara kembar gadis itu, Louise yang kembali mengalami trauma terhadap sentuhan tak bisa melakukan hubungan karna selalu panik.
Dan yang ia lakukan adalah memberi obat tidur dan melakukan hubungan saat gadis itu tak sadar kemudian setelah tiga Minggu kemudian ia baru melakukan nya dengan sama-sama sadar saat rasa takut gadis nya sudah hilang.
"Apa perlu ku tanya? Tapi dia seperti nya tidak akan suka kalau ku tanya," gumam pria itu sembari mengusap dan kembali menatap wajah cantik yang terlihat letih tersebut.